Hari Minggu, seharusnya ini menjadi hari liburnya anak-anak Muggle pada umumnya. Sekolah tidak ada yang berjalan di hari Minggu, terkecuali sekolah di dunia penyihir.
Tentu ini menyebalkan bagi Lush yang ingin tertidur sepanjang hari di kasurnya tanpa melakukan apapun seperti mengerjakan tugas, dan belajar pelajaran yang sudah dia pelajari sebelumnya di perpustakaan. "Kau tidak ingin pergi ke rumah kaca?" Tanya Hermione bersamanya, setelah waktu itu Harry pergi entah kemana, dengan ucapan dia akan segera menyusul.
"Tidak tau, aku sedikit lelah hari ini," ucap Lush. Itu benar, Hermione dapat melihat mata Lush yang sudah memerah, dia tidak tertidur sepanjang hari membuat kantung matanya muncul. "Kau ada kantung mata, tapi aku baru menyadarinya sekarang." Hermione berbicara gugup.
"Tidak ada bedanya, sejak awal matamu memang seperti orang mengantuk jadi aku baru menyadarinya," sambung Hermione, cepat-cepat.
"Yeah, Sleepy eyes."
"Itu bagus, matamu tajam.... seperti elang."
Hermione terdiam, tak mengeluarkan suara lagi. Sampai beberapa langkah menuju rumah kaca, anak-anak Slytherin lewat sambil tertawa dengan kencang, di jubah mereka masih tertempel lencana DUKUNGLAH CEDRIC DIGGORY.
Beberapa hari yang lalu Hermione mempermasalahkan tentang lencana itu, awalnya Lush pikir itu bukanlah suatu yang harus di permasalahkan. Namun, pada akhirnya lencana itu selalu mengganggu pemandangan setiap melewati koridor sekolah. Jarang ada siswa yang tidak mengenakan lencana itu, terkecuali Cho Chang dan Luna Lovegood, Lush lihat mereka tidak mengenakan apapun di jubahnya.
Anak-anak Slytherin melewati mereka begitu saja, Draco yang berada di paling belakang adalah satu-satunya orang yang memperdulikan Lush yang berdiri disana. Dia diam-diam menggenggam tangan Lush, memberikan sebuah surat rahasia, tak ada yang menyadarinya kecuali Hermione.
Dilihat Lush punggung mereka yang mulai menghilang dari pandangan. Lush dan Hermione saling bertatapan mata, kebingungan, apa yang terisi didalam surat ini. Sebuah lelucon atau ejekan yang tidak berguna?
"Buka," perintah Hermione yang mulai penasaran.
Ia mengangguk, lalu, membuka kertas yang sudah di bentuk itu. Terlihat tulisan Draco disana, segera Hermione merebut dan membacanya....
Miss. Villin, kau mulai menjauhiku dan selalu bersama Mark.... sedikit menyebalkan melihatnya. Tidak bisakah kau bersamaku selalu seperti dulu? Astoria, tidak usah pedulikan dia, sekarang aku tidak menyukainya lagi.
-Draco Malfoy
Setelah Hermione membacakan surat itu dengan keras, dia merasa geli dengan lelaki ini. Mereka berpikir-pikir, apakah dia kesurupan sesuatu? Atau ada hantu jahil yang sengaja menyuruh Draco melakukan nya.
Beberapa pikiran negatif muncul dari benak mereka, hingga salah satu suara muncul memecahkan keheningan. "Ada apa dengannya?" Ujar Lush.
"Kupikirkan dia cemburu ketika melihatmu bersama dengan Hiddleston dari pada dirinya," kata Hermione seolah-olah dia adalah lawan dalam hal seperti ini.
Hermione terlihat sangat perfesional, padahal dia sendiri memiliki hubungan yang tidak baik dengan Ron. Apakah Lush pantas mempercayai gadis ini?
"Nanti aku balas saja suratnya, untuk saat ini jangan terlalu fokus pada Draco, takut saja jika dia menjebak," usul Lush. Gadis itu penuh dengan hati-hati.
"Iya, kau betul."
Mereka berjalan, tetapi Lush masih menyimpan surat itu didalam tasnya. "Pelajaran Herbologi kan?" Tanya Lush, ragu-ragu.
KAMU SEDANG MEMBACA
Violet Garden
أدب الهواةFanfiction || Draco Malfoy Wanita itu adalah wanita yang diberkati oleh Tuhan. Gadis yang mempunyai paras tak manusiawi, kepintaran yang tidak dimiliki semua orang, dan penglihatan masa depan. Semua itu ada didalam dirinya, lantas mengapa dirinya me...