Lush sudah mendengar kabar bahwa Harry tertolak mentah-mentah oleh gadis Ravenclaw itu, Cho Chang, dan Ginny yang mengatakan bahwa Ron baru saja mengajak salah satu cewek dari Beauxbatons bernama Fleur Delacour, dan yah, ia juga tertolak. Hal konyolnya, Ron dan Harry mulai frustasi karena tak mendapat pasangan dansa, padahal sebelum tertolak Cho Chang, Harry menyia-nyiakan kesempatan bagi nya.
Mereka berdua menghela nafas panjang. Ron melongo memandang Hermione seakan tiba-tiba saja dia sadar.
"Hermione, you're a girl..."
"Oh, kok baru tau sih," kata Hermione masam.
"Yah.... kau bisa pergi dengan salah satu dari kami!
"Tidak, aku tak bisa," tukas Hermione.
"Oh, ayolah," kata Ron tak sabar, "kami butuh pasangan, kami akan kelihatan tolol kalau tak punya pasangan, yang lain semua punya..."
"Aku tak bisa pergi bersama kalian!" Kata Hermione, wajahnya sekarang merah merona, "karena aku akan pergi dengan orang lain!"
"Tidak, kau belum punya pasangan!" Kata Ron. "Kau bilang begitu hanya untuk menolak Neville!"
"Oh begitu ya?" Timpal Hermione, dan matanya berkilat berbahaya. "Hanya perlu tiga tahun untuk bagimu menyadari bahwa aku cewek, Ron, tak berarti bahwa tak ada orang lain yang menyadarinya!"
Ron melongo memandangnya. Kemudian dia nyengir lagi.
"Oke, oke, kami tahu kau cewek," katanya. "Cukup? Maukah kau pergi dengan salah satu dari kami sekarang?"
"Aku kan sudah bilang!" Hermione berkata jengkel. "Aku akan pergi dengan orang lain!"
Dan dia bergegas ke kamar anak perempuan.
"Dia bohong!" Kata Ron tegas, memandangnya pergi.
"Tidak," kata Ginny tenang.
"Dengan siapa kalau begitu?" Tanya Ron tajam.
"Aku tak mau bilang, itu urusannya," kata Ginny.
"Baik," kata Ron, yang tampak terpukul sekali, "urusan ini makin konyol saja."
Kini, Harry melongo menatap Lush yang memasuki aula dengan santai, dia menggenggam banyak surat dan coklat di tangannya. Harry berharap mengajaknya, tapi melihat surat-surat itu, dia jadi minder.
"Hey, Lush!" Pekik Ron, kini terlihat kembali bersemangat.
Lush menoleh membawa dirinya dan barangnya bersamaan. Ia duduk diantara mereka. "Lush, bagaimana jika kau pergi dengan salah satu dari kami? Kau pasti pusing sekali dengan permintaan dansa yang banyak, kan?"
Lush menatap mereka, sepertinya ada yang kurang, dimana Hermione?
"Aku memang belum memiliki pasangan, tapi aku tak berharap untuk menikung sahabat ku sendiri, tuh," ujar Lush, ia menatap Harry dengan lekat lalu tersenyum lebar. "Kalau Harry, mungkin bisa aku pikirkan dulu," katanya, wajahnya merah merona.
"Harry! Betapa beruntungnya kau! Apakah begini rasanya menjadi juara, semua gadis mulai mendekatimu," ucapnya dengan wajah masam dan iri.
Baru saja Harry ingin angkat bicara, seorang lelaki yang tampak muda mulai mendekati Lush. Dia berasal dari asrama Hufflepuff dan tampak sangat bersemangat. "Maaf.... permisi.... tapi bolehkah aku memberikan surat ini?" Katanya malu-malu, ia menunduk menutup wajahnya. Lush melihat kearah telinga lelaki itu tampak merah sekali, ia memandang kearah Ron dan Harry sambil tersenyum ambigu.
"Baiklah, aku akan membaca ini nanti!" Ujar Lush dengan ramah, dia menampilkan senyum terbaiknya.
Lelaki itu hampir saja berteriak keras. Ketika kepalanya terangkat, ia menatap pemandangan yang begitu indah, senyuman sang idola!!!
KAMU SEDANG MEMBACA
Violet Garden
FanfictionFanfiction || Draco Malfoy Wanita itu adalah wanita yang diberkati oleh Tuhan. Gadis yang mempunyai paras tak manusiawi, kepintaran yang tidak dimiliki semua orang, dan penglihatan masa depan. Semua itu ada didalam dirinya, lantas mengapa dirinya me...