Lush berjalan mengitari lorong sekolah bersama Pansy. Tak jarang ada beberapa murid yang terlihat menatap mereka shock, karena keduanya terlihat begitu dekat. "Pesta dansa nanti, apa kau sudah menyiapkan gaun untuk pergi?" Kata Pansy.
"Sudah. Ibu ku mengirimkanku gaun baru, padahal aku masih memiliki gaun yang lama dan masih bagus," kata Lush, seraya merendahkan dirinya.
Alis Pansy berkerut marah. "Kau seorang pureblood! Kira-kira kasta mu setara dengan keluarga Malfoy, tapi ku lihat kau selalu merendahkan dirimu." Pansy mengomel pada Lush, dia menepuk pundak Lush dengan keras, hingga badan tegap dan ramping itu ingin terjatuh.
"Hei!"
Lush mengerutkan alisnya, menatap tajam Pansy yang hanya tersenyum kikuk karena tegang. "Ini bukan karena aku memiliki sifat rendah hati, ini sesuatu yang baru dan tidak dapat dijelaskan secara logika!" Kata Lush berseru riang.
Gadis itu menghela nafas. "Kapan bulan purnama datang?" Tanya Lush, mengalihkan topik.
"Kira-kira saat pesta dansa berlangsung," kata Pansy, ia menjawab.
Lush tersenyum simpul. "Maka saat itu, kau akan mendapatkan jawabannya."
Lush berjalan lebih cepat dari Pansy, dia berbalik mendongak sambil tertawa lebar. "Yasudah ya, bye bye! Semoga selanjutnya kita bisa berteman yah." Lush berkata dengan riang.
Ia berlari kecil, melambaikan tangannya dan pergi meninggalkan Pansy sendirian.
Pansy menatap Lush yang pergi dari kejauhan. "Benar-benar gadis yang tidak terduga... apakah ini alasan terkadang aku merasa tertekan dengan kehadiran nya, ya?"
...
Malam Natal pun tiba. Semua orang berbondong-bondong pergi bersama pasangannya menuju Aula Besar.
Lush dan Hermione masih berada di kamarnya. Hermione, gadis itu mengomel tidak jelas didalam kamar, ia memaksa Lush untuk menggunakan jepit rambut yang terlihat sangat tajam, dan hampir mirip seperti sebuah tongkat sihir.
"Lush!! Cepat, pakailah ini. Jangan banyak bacot!! Kau akan terlihat cantik jika memakainya, hanya tinggal menusukkan jepit ini di rambut mu," omelnya tak jelas.
"Tidak-tidak!! Itu terlihat sangat menakutkan, apakah jika kau memakainya aku akan mati?" Tanya Lush dengan wajah lugunya itu. Hermione tak bisa berkata-kata lagi, dia hanya bisa tepuk jidat saja menatap sifat lugu temannya itu.
Hermione berjalan cepat kearahnya, menghentakkan sepatu hak dengan keras sehingga sepatu hak itu menghasilkan suara yang lebih besar. "Kau-HANYA-TINGGAL-MEMAKAINYA-SAJA-BODOH!!!"
"Ngga mau!" Pekik Lush, berlari menghindar. Gerak-gerik Hermione semakin agresif, mereka didalam kamar masih saling kejar-mengejar tanpa memperhatikan bahwa mereka saat itu hampir telat.
Hermione terengah-engah, ia berhenti di satu titik didekat pintu. "Larimu sangat cepat, aku tak kuat," katanya dengan nafas yang terengah-engah.
Hermione mengambil nafas secara rakus. "Yasudah kalau kau tak mau, kita buat rambut yang berbeda saja."
Lush mengangguk, ia mendekati meja belajar miliknya. Hermione mendekati Lush untuk membantunya menata rambut. Rambut Lush terasa sangat lembut, wangi Chamomile tercium menyengat dari rambutnya. Hermione tersenyum, sembari mengikat rambut Lush dengan hati-hati.
"Hermione, kau tau, hari ini kau sangat cantik," kata Lush, seraya menatap bayangan Hermione di kaca.
"Kau juga sangat cantik. Seperti seorang bidadari."
"Terimakasih."
Mereka terdiam beberapa menit. Sampai pekerjaan Hermione selesai, mereka langsung berangkat menuju Aula Besar, karena merasa bahwa sudah waktunya Aula Besar di buka.
KAMU SEDANG MEMBACA
Violet Garden
FanficFanfiction || Draco Malfoy Wanita itu adalah wanita yang diberkati oleh Tuhan. Gadis yang mempunyai paras tak manusiawi, kepintaran yang tidak dimiliki semua orang, dan penglihatan masa depan. Semua itu ada didalam dirinya, lantas mengapa dirinya me...