Hallo... assalamualaikum all!!
Happy weekend, guys!!🥰
Oh iyaa sesuai janji aku sebelum-sebelumnya, aku bakal usahain cerita ini lebih rutin updatenya🔥😇
So, kalau kalian suka jangan sungkan ya buat vote + komen. Beneran aku ngerasa bahagia banget kalau dapat support dari kalian.
Happy reading 🌹
***
"Astaghfirullah, udah jam setengah tujuh."
Nazra Hilya Al-Abqari. Wanita yang baru saja terbangun dari tidur paginya. Setelah selesai melaksanakan shalat shubuh, Nazra memutuskan untuk tidur kembali karena rasa kantuk yang benar-benar menguasainya.
Nazra mengetahui dan sangat memahami bahwa tidur di pagi hari itu dilarang oleh Rasulullah Saw karena memiliki efek yang buruk bagi kesehatan. Namun bagaimana lagi? Nazra juga tertidur tanpa direncanakan sebelumnya.
Nazra merapikan alat sholatnya karena memang ia tertidur di atas sajadah dengan mukenah yang masih utuh terpakai. Gadis itu tampak tergopoh menuju kamar mandi untuk membersihkan dirinya.
Tujuh menit berlalu, Nazra ke luar dari kamar mandi dengan handuk yang melilit tubuhnya bagian atas hingga setengah paha. Ia langsung mengambil setelan baju yang telah ia persiapkan untuk acara yudisium nya pada hari ini. Setelahnya, Nazra langsung menuju meja riasnya dan memberikan polesan-polesan tipis di wajahnya.
"Perfect!" gumam Nazra.
Nazra mengambil hijab yang senada dengan pakaian yang ia kenakan lalu merapikan kembali kamarnya. Setelah semua tampak rapi dan siap, Nazra pun melenggang ke luar kamar dan berjalan menuju lantai bawah-tepatnya ruang makan.
"Morning, Bun."
"Morning, Sayang. Gimana tidurnya? Nyenyak enggak?" tanya Shafiyyah kepada putri kesayangannya. Tentu saja putri kesayangan, toh Nazra adalah putri ia satu-satunya.
"Alhamdulillah nyenyak, Bun, sampai bablas dan gak bantuin Bunda masak buat sarapan hehehehe. Maaf ya, Bunda," jawab Nazra merasa tak enak hati. Walaupun Bunda nya hanya memasak nasi goreng dan telur ceplok yang begitu sederhana, tetap saja ia merasa bersalah karena tidak ikut andil.
"Gapapa, Sayang, Bunda juga cuma masa nasi goreng sama telur ceplok, bukan yang sulit banget kok," balas Shafiyyah sambil mengelus lembut pipi Nazra. Nazra tersenyum karena diperlakukan seperti itu oleh Bundanya.
"Terimakasih, Bunda, walaupun Rara udah nikah tapi Bunda masih tetap sayang sama Rara dan memperlakukan Rara masih seperti anaknya Bunda," ucap Nazra.
Nazra itu sering kali menjadi korban FYP Instagram miliknya yang selalu memberikan quote-quote. Walaupun diakui quotes hidup tersebut sangat relate sehingga kita juga menyetujuinya namun terhadap beberapa hal justru juga menimbulkan Overthingking tidak karuan.
"Ra, kamu sama Abang itu sampai kapanpun akan tetap menjadi anak-anak Bunda. Kendatipun masing-masing kalian sudah menikah itu tidak akan merubah apapun. rara dan Bang Zam-zam tetap jadi anak-anak Ayah sama Bunda, pun sebaliknya Bang Zam-zam tetap menjadi Abangnya Rara dan Rara tetap adiknya Bang Zam-zam. Tidak akan berubah, Sayang."
Nazra mengangguk setuju. Senyum manis terukir di bibir tipisnya mendengar perkataan Sang Bunda. Bersamaan dengan itu, suara tapakan kaki Alzam dan Abqari terdengar menuruni tangga. Nazra dan Shafiyyah menoleh ke arah keduanya bersama-sama.
KAMU SEDANG MEMBACA
Haidar Al-Ghifari (On Going)
Novela Juvenil"Gerbangnya sudah ditutup ya?" "Iya, Tan, sudah. Kalau Tante mau masuk dari meja piket aja." "Yaudah. Makasih ya, Nak. Kalau begitu Tante duluan, assalamu'alaikum." "Iya, Tante, sama-sama. Wa'alaikumussalam warahmatullah," jawab Nazra dan memandang...