SEMBILAN BELAS

1.7K 69 3
                                    

HAPPY READING
-
-
-
-

VOTE★!

Setelah 1 hari tidak sadarkan diri, Samar-samar Anna menangkap suara yang memasuki indra pendengarannya. Anna mengerjapkan matanya menyesuaikannya cahaya yang mengenai matanya, sehingga objek yang pertama kali dilihat adalah langit-langit ruangan bewarna putih.

Anna bangun dari brankar rumah sakit itu dan  melihat Michael berada di sebelahnya. Mata Anna menangkap sudut bibir Michael yang berdarah

"Kau sudah sadar" Suara itu mengalihkan atensi Anna ke asal suara

"Bang Ryan?"

"Karena ulahmu, papa tidak sadarkan diri hingga masuk kedalam rumah sakit, mama juga kecewa sama kamu. Mama sama papa awalnya mau nemuin kamu kesini, tapi aku larang karena tidak ingin kondisi mereka semakin memburuk. Papa terkena serangan jantung stadium 2, setelah mendengar kamu sudah menikah bahkan hamil, kami kecewa sama kamu. Untuk sementara jangan temui kami dulu"

"Dan satu lagi, aku turut berdukacita karena anakmu yang sudah tiada" Setelah mengatakan itu Ryan pergi dari ruangan vvip itu

"Anakku tiada?" Anna menatap Michael tanda tanya lalu beralih menatap perutnya yang rata

"Ak-aku kehilangannya?" sedih Anna

"Anna, tenang. Aku mohon"

"Aku kehilangan semuanya. Semuanya pergi"

"Aku disini Anna"

"Tapi dulu, kau juga pergi"

"Maaf. Tapi kali ini, aku tidak akan pergi"

"Kenapa itu berdarah" Ucap Anna menunjuk sudut bibir Michael yang berdarah, tapi Michael tidak menjawab

"Apa itu karena abang?"

"Tidak Apa, itu masalah kecil. Aku sudah bilang kan kalau kita bisa lewati Sama-sama" Anna mengangguk

"Keluarlah, aku mohon"

"Jangan terlalu lama nangisnya" Michael mengecup kening Anna lalu pergi meninggalkan Anna

Baru saja Anna ingin menutup matanya, dirinya teringat satu hal yang belum di pastikan.

Anna berjalan dengan menyeret tiang indus yang berada di tangannya.

Kakinya melangkah ke lorong-lorong ruang sakit yang dulu sering dikunjunginya

Anna mendorong pintu ruangan itu lalu menatap ruangan yang kondisinya sudah bersih dan rapi, berbeda dengan ruangan beberapa bulan yang lalu yang dimana ruangan itu adalah milik Sean.

"Dia sudah pergi, kemana mami bawa Sean?"

"Sean cepatlah sadar, dan aku mohon kembalilah"

Anna kembali berjalan ke ruangannya, menaiki kasur lalu menarik selimut itu untuk menutupi semua tubuhnya.

Michael menatap Anna dari pintu yang baru saja dibuka Michael, sedari Anna berjalan ke luar ruangan menuju ruangan Sean dulu, Michael mengikutinya.

Kill This LoveTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang