DUA PULUH TUJUH

869 26 0
                                    

"Pa, Ares mau ketemu mama Anna, pa" Ares berdiri di kursi belakang kemudi memeluk leher Michael yang sedang mengendarai mobil

"Untuk?"

"Ares kangen sama mama Anna, semenjak mama amel ajak Ares pergi pa"

Aku dan Anna dulu membesarkan Ares bersama-sama. Kau taukan dulu kami itu teman, lalu aku memutuskan untuk tinggal sendiri bersama Ares karena aku merasa sepertinya Anna terganggu dengan keberadaan kami. Sean teringat ucapan amel kemarin.

"Ares mau ketemu sama mama Anna?" Ares mengangguk semangat

"Tapi setelah pulang sekolah ya"

"Maunya sekarang"

"Tapi Ares kan harus sekolah"

"Nggak mau, mau ketemu sama mama Anna"

"Ok, tapi jawab pertanyaan papa"

"Kenapa Ares manggil mama ke mama Anna"

"Aku yang menyuruh Ares. Anna juga mengasuh Ares saat itu, Anna selalu menganggap Ares sebagai anaknya. Anna berhak dipanggil mama oleh Ares. Benarkan Ares" Tanya Amel yang duduk di sebelah kemudi, melirik Ares yang duduk di kursi belakang dengan memberikan kode untuk Ares agar mengiyakan pernyataannya

Michael yang fokus menyetir hanya mengangguk setuju dengan ucapan Amel.

"Ok, untuk hari ini, papa izinin kamu bolos. Sekarang kita ketemu mama Anna"

"Oh iya Pa, mama Anna siapanya papa? Kok bisa kenal?"

Michael hanya dia tak menjawab pertanyaan Ares, "Ares, duduk di kursi mu atau kau akan jatuh" Ucap Michael mengalihkan pembicaraan

***

"Aku ke dapur aja, bantu pelayan siapin makanan untuk kita makan"

"Bukankah tadi kita sudah sarapan? Anna juga mungkin sedang sarapan di kamarnya"

"Mungkin aku bisa menyiapkan makan siang kita disini, kita bisa sarapan bersama membiarkan Ares melepas rindunya dengan Anna"

"Baiklah, terserah mu saja"

"Ares, ayo ke kamar mama Anna"

"Ini rumah mama Anna? Wah besar sekali" Kagum Ares menatap interior "Ini rumah kita sayang" Jawab Michael

"Rumah kita?"

"Tentu saja, Ares, papa dan mama Anna"

"Mama Amel?"

"Tidak, mama Amel tidak diajak"

"Kenapa?"

"Karena rumah ini akan hancur nantinya"

"Hancur?"

Tidak mungkin Michael meletakkan Anna dan Amel dalam satu atap, tidak hanya rumah tangga nya yang hancur, melainkan rumah yang ditempatinya. Setiap hari pasti ada salah satu barang yang akan menjadi pelampiasan mereka nantinya.

"Iya sayang"

"Ini dia kamar mama An-"

Prangg

Suara benda yang jatuh membuat Michael segera memasuki kamar itu disusul oleh Ares yang langsung memegang tangan Michael.

"Ada apa lagi ini" Suara Michael mengalihkan atensi Anna dan pelayan itu ke dirinya

Michael melihat keadaan kamar yang masih sama seperti sebelum dia meninggalkan Anna pagi tadi, bahkan lebih buruk lagi saat melihat sarapan yang harusnya di makan Anna sudah tumpah berserak di lantai

Kill This LoveTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang