01-13 [Raja Kutukan]

822 186 8
                                    

Yuzura merasa pusing, saat tanah bumi jauh dari kakinya. Dirinya melayang di udara dengan Sukuna yang memegang pinggangnya. Jika Raja Kutukan memutuskan hidupnya tidak berarti dia hanya perlu melepaskan tangannya tanpa usaha. Maka dari itu dia berpegang erat padanya.

Mata Yuzura tanpa sadar memerah, menatap bangunan rapi di bawah kakinya. Ini adalah kediaman klan naga, klan yang meninggalkannya, membuangnya ke Raja Kutukan yang dibenci. Menganggapnya sampah. Walau dirinya tidak mengalami pelecehan secara langsung, tapi sudah cukup buruk untuk melihat karakter sebagai dirinya di ejek.

Menarik napas berat, dia tau apa yang diinginkan Sukuna kemari. Klan yang dipuja sebagai dewa dikalangan manusia biasa, mendatangkan hujan, mengendalikan cuaca. Terlalu tinggi untuk dipanggil dewa dan dewa bencana telah memutuskan waktu kejayaan mereka berhenti.

Satu dari empat tangan Sukuna terangkat ke depan, satu tangan yang tidak menopang Yuzura menarik kebelakang, seperti panah virtual berada di tangannya saat ini dan dia sedang membidik targetnya.

Seketika, api berkobar.

Panah yang tidak ada muncul dengan elemen api membentuk busur yang indah. Dilepaskan dan melambung ke udara dengan siulan tajam memekakkan telinga. Seperti sirene perang bergema di atas langit dan bumi, anak panah api menyentuh permukaan bumi.

Boom--!

Tangan Yuzura mengepal dengan gemetar. Menenangkan diri bahwa yang terjadi hanyalah game. Menutup telinga atas teriakan teror dan rumah hangus menyentuh indranya.

Api itu seperti neraka jatuh ke bumi. Menyebar cepat dan tidak padam, bertanya-tanya apakah ada yang bahkan selamat dari bencana yang dibawa Raja Kutukan. Bahkan jika ada, Uraume berjaga disekitar.

Ryomen Sukuna turun. Tidak melepaskan Yuzura sama sekali dan menyeretnya melewati puing-puing rumah yang masih terbakar api. Manusia hangus kadang masih bersuara tidak jelas, membuatnya mengikuti Sukuna tanpa menoleh kemana-mana dan hanya menatap punggungnya yang tegap.

Saat langkahnya terhenti, Yuzura baru menyadari bahwa mereka sampai di tempat yang paling dikenalnya.

Kediaman utama kepala klan Naga.

"Kamu--! Kutukan jahat!"

Seseorang keluar, memakai kimono mahal yang tidak lagi terlihat cantik. Menatap dengan mata melotot pada Raja kutukan tanpa takut. Bahkan mengacungkan jari telunjuk dengan berani.

Matanya beralih, dan jatuh pada sosok mungil dibelakang Raja Kutukan.

"Ayah, aku--"

"Jalang! Berani menunjukkan wajahmu?! Apakah pelacur sepertimu kemari untuk balas dendam?! Yuzura--!!"

Yuzura tersedak oleh sumpah serapahnya. Dia tadinya ragu untuk membunuh meski dalam game, tapi teriakannya membuatnya merasa rela jika orang di depannya yang terbunuh.

"Ayah! Jangan pedulikan, Raja Kutukan di depan kita ..." Kakak laki-laki tertua yang tadinya bersembunyi, menarik salah satu tangan ayahnya.

Api pikiran kepala klan tidak jernih. Hanya kemarahan dan kebencian yang membakar otaknya membuat dia tidak dapat tenang. Jari-jarinya terkepal, menatap Sukuna dengan mata merah menahan tangis sebagai martabat terakhir.

"Aku mengirim upeti kepadamu, sekarang kamu bahkan tidak mengembalikan kebaikan kami?!"

Yuzura sebagai upeti merasa asam dihatinya. Mengalihkan pandangan ke arah lain selain keluarga maupun Sukuna.

"Apakah aku butuh? Jika aku benci aku bunuh, jika aku menginginkannya aku akan mengambilnya." Sukuna berkata dingin penuh tekanan. Membuat lutut kepala dan pewaris klan Naga berlutut tak berdaya sembari menggertakkan giginya.

[Jujutsu Kaisen : Otome Game In to Reality] || Jujutsu Kaisen x OCTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang