02 - 09 [Sampah Klan Zenin]

377 93 13
                                    

Mendarat di Amerika dengan hati gugup, Yuzura melihat ke sekitar. Banyak orang berlalu lalang, suasana Texas yang mereka tempati tidak terlalu ramai dibandingkan Tokyo yang sangat padat. Dirinya dan Toji hanyalah salah satu dari sedikit turis yang datang. Tidak ada yang terlalu spesial kecuali orang-orang dengan ras berbeda.

Tangan rampingnnya mencengkram lengan Toji, masih takut untuk melangkah. Daerah kota luar negri, bahasa inggris, Yuzura tidak pernah membayangkan dirinya akan kemari bahkan dalam game. Kegugupannya kembali, kota besar lebih menakutkan daripada era Heian yang lalu.

"T-Toji-san."

Toji meliriknya santai, bahkan tidak mengerti mengapa dia menahannya untuk berjalan. Yuzura hanya menelan ludah gugup memaksakan senyum tipis.

"Aku ingin ke kamar mandi dulu ..."

Tidak menjawab, Toji menatap bagaimana gadis yang memegang lengannya tidak berani bergerak sama sekali. Memikirkannya kembali, Yuzura memang gadis yang tidak terbiasa dengan lingkungan luar, seperti saat mencarinya di mall.

Jadi bagaimana mau ke kamar mandi?

Toji bertanya-tanya dalam hati, hanya menyunggingkan seringai tipis tertarik ingin menambahkan kepaknikan. Melihat Yuzura berjuang dalam kata-kata, entah kenapa terasa menghibur.

"Kalau begitu aku akan menunggumu di pintu gerbang--"

"--Tidak!" Yuzura menjawab dengan tergesa-gesa, cengkramannya mengetat di sekitar lengan berotot itu. Matanya bertemu dengan Toji membuatnya terdiam, merasa malu. Panas merayapi lehernya saat melirik ke sekitar mencoba memutus kontak mata.

Entah kenapa suhu terasa panas.

"Tolong tunggu aku, Toji-san."

Menarik napas dalam. Mata gadis itu berkedip berhasil mencoba menatap kembali padanya dengan tulus. Memohon dengan sungguh-sungguh.

"... Jangan tinggalkan aku."

[Ding!! Kesukaan saat ini : 60% » 62%!]

Angin berhembus ringan, Sudut bibir yang naik ditekan menjadi garis lurus. Toji melirik sekitar untuk menemukan tanda toilet dan langsung menarik Yuzura untuk pergi. Tidak mempedulikan bagaimana yang ditarik berjalan tergesa-gesa oleh langkahnya yang panjang.

Dia hanya berjalan dan sama sekali tidak ingin mengakui bagaimana dirinya tidak ingin menatap Yuzura. Atau bagaimana suhu bisa panas hari ini.

Berhenti di depan tempat toilet, Toji bahkan masuk ke bagian perempuan sangat alami dan santai, membuat Yuzura yang mengikuti di belakang tercengang bersama dengan salah satu wanita yang bercermin di depan westafel. Keduanya menatap dengan terkejut dan membuka mulutnya lebar-lebar. Tidak tau harus mulai menasehati dari mana.

Toji menatap datar, menarik Yuzura di belakangnya dan mendorongnya di salah satu bilik toilet--

"Cepat, aku menunggumu di luar."

--Kemudian keluar dengan normal, seolah tidak ada yang terjadi.

Yuzura tertegun sebentar menatap pintu putih tertutup di depannya. Kemudian segera menyelesaikan urusannya cepat-cepat, mengabaikan suara langkah kaki serta teriakan tertunda dari wanita depan westafel.

***

Sedangkan di bagian luar, Toji bersandar ke dinding sembari melipat tangannya di depan dadanya. Menatap kerumunan orang yang berlalu lalang meliriknya secara berkala. Sayang sekali pikirannya melayang jauh, membayangkan wajah Yuzura berkeringat memohon padanya agar tidak pergi. Kegugupannya dan kekhawatiran tentang tempat baru entah kenapa ...

[Jujutsu Kaisen : Otome Game In to Reality] || Jujutsu Kaisen x OCTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang