3. ini aneh

363 21 0
                                    

Happy reading !










Sekarang hari sudah berganti Minggu, hari Minggu gini malah rumah rame banget, padahal udah niat mau tidur seharian. Akhirnya Bima memutuskan untuk pergi ke rumah Ray dengan Dugong kesayangan, eitss ini nama motornya bukan peliharaannya.

Setelah menempuh perjalanan 3 jam akhirnya Bima sampai didepan rumah ray yang kebetulan gak ada siapa siapa. Bima bingung, biasanya ada emaknya Ray didepan lagi nyiram kembang, ini kok gak ada?

"RAYYY WOY BUKAIN!!" teriak Bima sambil gedor gedor pintu rumah ray yang gak tau ada orangnya pa kagak.

"ck pasti molor" gumam Bima lalu pergi menuju jendela kamar ray dan membukanya. Emang tinggal buka, soalnya ray tau kalo Bima tuh bisa Dateng kapan aja.

Bima menginjakkan kakinya dilantai kamar ray dan menemukan sebuah sosok yang sedang bersembunyi dibalik selimut tebal bergambar moomin itu. "Ck bener kan lagi tidur anaknya" gumam Bima, lalu berjalan mendekat ke arah Ray yang asik dengan tidur nyenyak nya.

Sekarang Bima sudah duduk ditepi kasur milik sahabatnya itu, lalu membuka selimut tebal itu dan lihat lah ini

"buset asik bener tidur nya, gangguin ah" setelah berucap seperti itu, dari otak Bima muncul beberapa ide yang mungkin bagus untuk membangunkan sahabatnya ini

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

"buset asik bener tidur nya, gangguin ah" setelah berucap seperti itu, dari otak Bima muncul beberapa ide yang mungkin bagus untuk membangunkan sahabatnya ini.

Dia memeluk Ray, mendekap tubuh yang lebih kecil dari dirinya itu dengan erat, namun yang didekap hanya bergerak sedikit lalu tertidur lagi.

Akhirnya Bima menatap ke arah bawah mukanya, lebih tepatnya ke arah Ray yang masih tertutup matanya. Itu menurut Bima lucu, gemas, tapi kenapa sahabatnya tidak suka dikatain gemas? padahal dia gemes banget.

Terdiam cukup lama hingga akhirnya pikiran Bima berubah sesaat menjadi aneh aneh. Sepertinya dirinya kumat lagi, bahkan sekarang dirinya dengan berani mencium kening hingga hidung ray dengan perlahan namun pasti.

Ray membuka matanya perlahan dan dirinya sangat sangat terkejut dengan apa yang pertama dia lihat waktu bangun ini. Bima dengan posisi mulut tepat dimatanya yang siap mencium dirinya kapan saja itu terlihat jelas didepan matanya.

"ANJING LO MAU NGAPAIN BIM!??" teriak Ray lalu bangun dan duduk sambil menatap Bima yang sekarang sedang tersenyum sambil menatap dirinya juga.

Lalu dia juga ikut duduk didepan Ray dan kembali menatap ke arah Ray itu, "gue cuman mau morning kiss elah" jawab Bima dengan enteng nya kek gak ada beban samsek.

"Cuman morning kiss matamu ah. Gak tau deh gak tau, mau mandi dulu dan lu diem disini gak usah ngintilin" ucap ray lalu berjalan menuju kamar mandi yang ada dikamar nya, sementara Bima sekarang gak tau mau ngapain lagi selagi menunggu Ray selesai mandi. Dan akhirnya memutuskan untuk memainkan game yang ada di hp nya sebentar.

Setelah beberapa menit berlalu Ray sudah selesai dengan acara mandi nya yang lumayan lama, gak tau dah dia ngapain aja. Dia keluar dari kamar mandi hanya dengan menggunakan celana pendek diatas paha dengan rambut yang masih basah.

Bima yang melihat itu pun menelan ludahnya pelan, melihat tubuh sahabatnya itu. Padahal sudah pernah lihat sering kali waktu dulu, tapi kenapa ini rasanya beda? aneh.

Tanpa sadar Bima mendekat ke arah Ray yang sedang mencari kaos untuk dipake dan memeluknya dari belakang, bahkan sekarang Bima mencium pelan bagian leher belakang sahabatnya itu.

"shh bim . . geli anjing! akhh!!" Teriak Ray karena tiba tiba Bima mengigit lehernya lalu dirinya bergerak mengendus bahunya pelan. Ray terdiam, mengambil ancang ancang, lalu menyikut perut Bima, agar sahabatnya ini sadar akan tingkahnya sendiri.

"anjir! kok disikut!??" Bima agak menjauh dari Ray beberapa langkah.

"Masih pagi ya nyet, jangan ngadi ngadi dulu ah!"

Bima hanya menyengir terhadap ucapan ray barusan lalu kembali duduk ditepi kasur Ray dengan kalem.

Setelah mengambil kaosnya, Ray berbalik lalu menatap Bima yang asik melihat dirinya juga. "Bim, lo pagi pagi kesini ngapain?" Heran Ray, karena setau dirinya tuh ya Bima bangun nya siang terus.

"Gue minta tolong masakin apa kek gitu, soalnya dirumah gak ada orang cuy" jawab Bima lalu berbaring santai dikasur empuk milik ray itu.

Ray menatap Bima datar, kasal, mau marah ^^ .

Ray nampak berpikir sebentar untuk menu yang akan dia masakan untuk sahabatnya ini. Di otaknya terlintas ide jahil, lalu tiba tiba tidak jadi karena kasihan dan males ribet juga kalo bima sampai kenapa napa.

"Lo mau makan apa emang? Nasbas?naskus? Satkus? lordar? lorplok?" Tanya Ray sambil melihat Bima yang nampak kebingungan dengan apa yang diucapkan dirinya barusan. Dia menarik nafas dan senyuman manis.

"Itu semua apaan anjir? racun?"

Ray memukul kepala bima lumayan kenyang hingga Bima mengasuh sakit.

"punya temen gobloknya gak ngotak. Tinggal bilang elah mau apa?" Tanya Ray sekali lagi.

"eat your lips?" Bima terkekeh pelan melihat Ray dengan muka merah, entah menahan marah atau malu, dia tak tau.

"Mending elo keluar aja dah, gue mau tidur lagi" ucap ray lalu meng tengkurapkan diri ke tempat kasur empuknya. Bima yang melihat itu pun entah kenapa reflek menampar pelan pantat ray. Just tampar bukan aneh aneh ygy.

"Gemes bener sih si monyet kalo gini" ucap Bima, lalu Ray merubah posisi jadi menghadap ke atas, namun matanya melihat ke arah Bima yang juga sedang melihatnya.

Terdiam cukup lama hanya untuk bertatapan mata dengan pikiran masing masing, entah memikirkan apa, gak tau juga.

"Ray, kok gue tiba tiba pengen ciuman ya? tapi cium siapa?" Gumam Bima, tapi tetap terdengar oleh ray.

"Sama tembok sana, gratis tuh" jawab Ray lalu tertawa pelan.

"I want to kiss your lips, can I?" Ucap Bima dan itu membuat Ray berhenti tertawa seketika dan menatap wajah sang sahabat yang sekarang terlihat lebih kalem dari biasanya dannn entah kenapa jantungnya berdetak lebih cepat dari sebelumnya, ini aneh.

"emm. . . " Ray nampak berpikir lagi, sambil terus menatap wajah Bima yang seperti sedang menunggu jawaban dari dirinya. Lama sekali dan . . .






















Selesai.

Gitu aja buat ini.

Gak ya, bukan tamat ye
Bersambung.

Jangan lupa voment ygy, makasih!
























just friend(?)|| markrenTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang