happy reading!
Sekarang hari kamis dan ya suasana hari ini sedikit dingin karena sepertinya akan turun hujan yang deras, mana ada mapel olahraganya. Satu kelas sedang berkumpul di ruang olahraga untuk melaksanakan kegiatan olahraga.
Bima melihat sana kemari mencari sesuatu, hingga temannya yang bernama jibran pun merasa heran dengan tingkah Bima ini, "tumben gak bareng Ray, dia kemana?" Tanyanya kepada Bima. Yang di tanya hanya menggeleng tidak tau, ya dia sedang mencari sahabat nya itu, kenapa ganti baju lama sekali.
"Ah anjing kok Ray gak nongol nongol dah, gw cari aja deh" gumamnya lalu pergi untuk mencari Ray, bahkan dia susah diteriakin sama gurunya pun tetap pergi untuk mencari sahabat nya itu. Bagi Bima, Ray nomor 1 yang lain mah gampang.
Bima menuju ke kamar mandi pria, mengecek setiap isi dari kamar mandi yang ada disana, kenapa tidak ada Ray? Bima langsung resah gelisah, kemana Ray berada? Sialan
Bima mengecek semua ruangan yang dia lewati sepanjang mencari Ray, dia mulai khawatir, dirinya takut Ray kenapa napa. Saat sedang menuju taman pojok sekolah, dirinya mendengar ribut ribut dari arah gudang, merasa penasaran dan ya akhirnya dia memutuskan untuk menendang pintu gudang itu dengan kencang.
Plak!
Muka Bima memerah melihat kejadian di gudang itu, "b - bim.." suara pelan kesakitan itu berasal dari mulut sahabat yang dia cari, ya itu Ray yang sedang di siksa oleh sekumpulan anak suruhan. "Bajingan kalian!" Bima maju dengan emosi lalu menendang orang yang tadi berani menampar ray tadi saat dia masuk.
"Maksut lo apaan anjing?! Berani lo mukul Ray? Hah?!" Bima sekarang sedang larut dalam emosinya, Ray yang melihat itupun terkejut, Bima jarang seperti ini, terakhir kali seperti ini saat masih smp. Ray nampak ikut takut melihat itu, Ray tidak yakin mereka semua bakal selamat.
Jleb!
Lengan kanan Bima ditusuk pisau oleh salah satu anak suruhan itu, darah mengalir deras sampai baju olahraga itu berlumuran darah. Bima hanya tersenyum lebar " yah harusnya tuh kena jantung, gue ajarin paketnya sini" dengan cepat bima menangkap tangannya lalu mengunci pergerakan lawannya ke lantai, "siapa yang nyuruh lu gini ke Ray? Jawab atau gw patahin nih tangan?" Akhirnya Bima mendapatkan jawaban yang dia mau. Setelah itu dia berdiri lagi dan membiarkan kekacauan itu lalu mendekat ke arah Ray yang sedang melihat dirinya itu. Bima hanya tersenyum seperti biasanya sambil mengusap rambut Ray pelan, "yang luka mana aja? Kalo parah ke rumah sakit aja ayo" Ray menggelengkan kepalanya pelan, "gak usah Bim, cuman pipi gw sakit sama kayanya tangan gue keseleo dikit" Ray tersenyum menahan sakit. Bima tau bukan hanya itu sebenarnya, hedeh Ray ini.
"Ayo pulang aja" ajak Bima setelah membantu Ray untuk berdiri, "terus mereka gimana?" Tanya Ray, Bima melihat ke arah mereka semua yang sedang menatap Bima dengan takut."kalian kalo macem macem lagi, gue pastiin bakal modar, jangan ngadu, kalo ada yang tau selain ini awas aja" mereka hanya mengangguk pelan seperti tidak menyangka bakal seperti ini, karena di sekolahan bima dikenal sebagai anak yang ceria dan suka bercanda ini bisa semengerikan ini.
Sekarang ini Ray dan Bima sedang berjalan menuju parkiran setelah ijin pulang karena, sepertinya Ray terluka lebih dari keseleo. "Maaf ya Ray, gue tadi malah ninggalin lu waktu lagi ganti pakaian. Gue janji gak bakal ninggalin lu" ucap Bima sambil menyetir pelan motor nya itu, Ray menggeleng, "udah gak papa, makasih ya udah Dateng tadi" Ray memeluk Bima dengan badan yang masih sedikit gemetaran itu. Bima rasanya jadi senang setelah Ray memeluk nya begini.
Setelah sampai dirumah Bima, Ray pun dibawa masuk kedalam kamarnya. Dirumah Bima hanya ada ibunya dan adeknya saja, ya keluarga Bima sudah terbiasa dengan Bima Ray yang emang sudah menempel dari lama itu, ibunya ingin bertanya soal Ray yang babak belur itu tapi tidak jadi karena Bima langsung masuk kedalam kamarnya.
Bima menidurkan Ray perlahan ke kasur miliknya lalu duduk di sampingnya sambil menatapnya khawatir, "udah bim, gue gak papa suer dah" ucap Ray karena dia tau Bima masih khawatir kepadanya.Ya akhirnya mereka tidur bersama sambil berpelukan satu sama lain, Bima sih yang peluk, Ray masih malas untuk bergerak karena sakit jika di gerakan. Bima memeluknya sambil mengusap pelan pipi Ray yang menurutnya enak untuk dibuat main.
Tanpa sadar jarinya menuju ke arah bibir Ray dan juga mengusapnya pelan kemudian Ray menggigit jari tersebut," aduh aduh weh malah di gigit" Ray tertawa pelan melihat Bima. Jari Bima ada rasa vanilanya, dia jadi suka rasanya.
Bima terus melihat ke arah Ray yang juga sedang melihatnya dengan malu malu, "mau lagi? Jangan digigit" ucap Bima lalu mendekatkan jarinya ke bibir Ray lagi, lalu Ray melirik ke arah Bima, ke jarinya Bima terus dia memasukkan jari Bima kedalam mulutnya, mengemut jari itu seperti permen. Bima sangat menikmati ini ahahaha, Ray juga terlihat senang saat ini, bagus deh.
Lama kelamaan pikiran Bima mulai kacau dengan Ray yang masih saja mengemut harinya itu, rasanya ingin memasukan benda yang lain ke dalam mulut nya. "Tawaran lu masih berlaku gak Bim?" Tanya Ray, tiba tiba dirinya teringat video yang dilihat bersama Bima di rumah pohon waktu itu. Bima tersenyum miring kemudian mengangguk pelan.
"Kenapa? Mau?" Tanya Bima kepada Ray, kemudian Ray menggelengkan kepalanya brutal, Ray juga teringat sakit juga sepertinya huh.
"Kan gue udah bilang, kalo mau bilang ke gue aja" ucap Bima lalu pipi Ray tiba tiba memerah sekali mendengar nya kemudian Ray tengkurap menyembunyikan dirinya di bawah selimut besar milik Bima. Bima yang melihat itu pun hanya terkekeh pelan lalu menuju kamar mandi, dia ingin mandi juga sudah bau.
Oke sekian dulu ya
Maaf kalo ada typo atau semacamnya lah.
Jangan lupa voment ya ges!!
KAMU SEDANG MEMBACA
just friend(?)|| markren
Fanfic. . . . . cuman temenan?yakin? temenan kok gitu? [bxb] [tidak baku] ⚠️⚠️