11. flashback

135 10 0
                                    

happy reading

2 bulan sebelumnya....

hari sabtu, dimana bima sedang rebahan santai di kasur empuknya. Niatnya sih mau kerumah Ray, tapi katanya Ray jangan dulu karena rumahnya sedang ada tamu. Yaa dia hanya bisa berdiam dirumah nya yang sepi hanya ada dia dan adeknya.

"Duh ah gabut amat njing, encok juga turu terus" gerutu bima, lalu pergi ke arah dapur untuk mencari sesuatu yang bisa dimakan, kemudian saat dia hendak mengambil makan tiba tiba ada pesan masuk di hp nya. Dengan kesal dia membuka hp nya itu, ternyata dari nomor tak di kenal.

"Siapa dah nih, ganggu aja buset" Bima melihat pesan itu lalu membacanya dalam hati lalu mengkerutkan dahinya, "apa maksudnya ini? Kok gue disuruh Dateng ke tempat asing gini, mana dia nyebut ray, kudu kesana ini mah" gumam Bima dan langsung bersiap untuk pergi ke lokasi yang sudah diberikan.

Setelah bersiap, Bima pun pergi dengan motornya dengan buru buru. Ya dia khawatir, karena orang yang mengirim pesan itu mengetikkan nama ray, alias sahabat nya itu.

Saat sudah sampai ke tempat itu, Bima langsung mencari keberadaan orang yang mengirim pesan kepadanya tadi, "WOYY GUE UDAH SAMPAII, MANA LO!" teriak Bima sambil melihat sekeliling tempat itu, hanya ada tembok yang sudah kotor itu, mana hawanya gak enak banget lagi.

Beberapa lama kemudian muncul seseorang dengan pakaian serba hitamnya, sosok itu melihat ke arah Bima dengan senyum lebarnya. Bima yang melihat itu malah menahan tawanya, "pfttt lo kaya mau nguburin orang aje dah, apa yang lu mau, kenapa nyebut ray??" Tanya Bima kepada orang itu.

"Bima aditya, bagaimana dengan yang saya tawarkan tadi?" Tanyanya kepada bima. "Sok amat, apa tujuan lo begitu?" Tanya Bima balik kepada orang itu, "ditanya ya di jawab, malah bertanya kembali. Ya sudahlah, sepertinya kamu ini tidak bisa di ajak basa basi hahaha, saya tidak main main dengan yang saya sampaikan tadi, jadi cepatlah memilih antara kau atau sahabatmu itu atau kalian berdua tiada" ucapnya kepada bima, yang mendengar itu hanya terdiam sambil melihat tajam ke arah sosok itu.

"Kenapa gue harus milih? Gue aja gak kenal lu siapa" yaa Bima masih bingung sama nih orang, orang ya gak kenal tetiba begini ke dia, gila.

Orang itu nampak tertawa sejenak lalu terdiam, "cepatlah memilih, aku tidak ada waktu untuk menjawab pertanyaanmu itu" ucapnya

"Jawab aja, ribet amat kocak"

"Kau mengenal redian reswani? Ya aku adalah dia"

Bima yang mendengar itu langsung terkejut, bukankah itu nama orang yang pernah datang ke Bima saat dia masih kecil? Iyaa itu adalah nama orang yang sudah membunuh banyak orang dan ya Bima pernah terlibat orang itu.

"Tidak usah terkejut begitu, kau lupa dengan janjimu saat masih berumur 15 tahun? Kau bilang akan kembali lagi ke saya dan rela dibunuh saat berumur 18 tahun dan ya sekarang sudah waktunya" ucapnya, lalu Bima semakin terdiam, bingung ingin bagaimana untuk ini.

"Bisakah kau memberikan waktu? Aku masih ingin bersama Ray untuk beberapa waktu dan biarkan Ray hidup, jangan ganggu dia" mohon Bima kepada orang itu.

"Waktumu 2 bulan lagi, setelah itu kemari lagi kesini dan saat itu juga kau harus melunasi janjimu itu" ucapnya lalu pergi meninggalkan Bima sendirian disana yang sedang gelisah.

Beberapa lama hanya terdiam disitu, Bima pun memutuskan untuk langsung pulang kerumahnya, dia ingin tidur saja agar pikirannya sedikit tenang, tidak habis pikir dengan yang barusan terjadi.

"Ray, gue percaya lu bisa tanpa gue" ucap Bima dalam hati sambil tersenyum menahan sedih. Dia tidak bisa meninggalkan Ray sendirian disini, tapi Bima juga tak ingin ray ikut menanggung janji yang ia buat.

"Arghh dunia gak adil banget ngasih pilihannya" kemudian Bima memejamkan mata dan memutuskan untuk tidur, walaupun pikirannya sedang kacau sekali memikirkan janji janji tai yang dia buat dengan orang yang salah, lagian kenapa dia mau terlibat dengan orang berbahaya? Ya itu semua demi Ray.

Bima rela melakukan apapun demi Ray, karena Ray pernah menyelamatkan nyawanya dulu.
Iyaa dulu waktu Bima dan Ray tak sengaja bertemu saat sedang menginjak sekolah dasar alias sd dan itu juga yang membuat Bima sangat menempel dengan Ray hingga sekarang.

Haahhh andai waktu berjalan lebih lama, namun apalah daya Bima yang cuman manusia biasa bukan Tuhan. Ya dia cuman bisa pasrah mengikuti takdirnya.















Oke sekian

Maaff kurang memuaskan flashback nya, semoga paham ngahihihi.
Maap kalo ada typo juga

Jangan lupa voment ya

just friend(?)|| markrenTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang