Happy reading
Sekarang cuaca sedang tidak baik karena hujan deras bagai angin ribut. Sudah 4 hari bima nampak jauh dari ray dan ya ray sudah tidak peduli, ray kesal dengan bima, ray ingin sekali memukul bima hingga babak belur. Kini Ray sedang melihat bima yang merangkul Rachel sambil tertawa ria itu, lalu mengalihkan pandangannya dengan cara melihat ke arah jendela kelas, melihat hujan yang sedang turun itu.
Bima yang melihat Ray itu pun rasanya ingin memeluknya dan ya lagi lagi dia tahan demi kebaikan.
Setelah beberapa jam berlalu, akhirnya waktu pulang pun tiba namun cuaca masih saja hujan. Sekarang di tempat parkir sepi, karena orang orang sedang menunggu hujan sedikit reda, beda lagi dengan ray. Dirinya kini berjalan perlahan ditengah hujan deras yang sedang melanda itu dengan muka datarnya, bima yang emang dari dasarnya mengikuti ray pun dengan reflek berlari kencang lalu memberikan jas hujan kepada ray hingga menutupi mukanya. Baru saja ray ingin menoleh ke siapa yang ngasih jas hujan eh gak ada orangnya, ray membuang jas hujan itu dijalan lalu lanjut berjalan menelusuri jalanan yang basah dengan air hujan.
Iya, ray sudah tau kalau yang memberi dirinya jas hujan itu bima, karena itu adalah jas hujan yang dia berikan kepada bima sebagai ucapan terimakasih waktu dulu masih smp.
Bima yang melihat itu pun tersenyum kecil, "berhasil ya? maaf ya ray harus ngelakuin ini" batin bima lalu mulai pergi entah kemana dengan tawa pahitnya.
>>>>>>
Sekarang hari sudah berganti lagi, ray kembali berangkat sekolah dengan malas lagi, mungkin dirinya akan kesal karena melihat bima. Gak tau kenapa, semenjak dirinya tau bima balikan lagi dengan Rachel hawanya tuh ngeselin banget ingin marah.
Setelah sampai pun ray melihat sekeliling kelas dengan tatapan bingung, iya dia bingung karena dirinya tidak melihat sosok bima disana. Ray pun dengan bodo amatnya langsung duduk di bangkunya, masih bingung karena ada Rachel tapi tidak ada bima.
Ray merasa campur aduk tapi biarin aja deh, dia sedang kesal juga dengan bima, jadi bodo amat soal bima kemana dirinya tidak peduli.
Sekarang waktu istirahat sudah tiba, ray berdiri lalu berjalan menuju kantin dengan muka datarnya. Setelah sampai dia langsung memesan makan dan kembali duduk di salah satu bangku kosong disana dan dia mulai makan makanannya. Tiba tiba ada yang mendatangi mejanya, ray pun menoleh ke arahnya, "kenapa chel?" Tanya Ray kepada rachel yang kini sedang melihatnya makan. Rachel hanya menyengir kala ditanyai oleh ray.
"Tumben gak bareng bima chel?" Tanya Ray. Rachel pun hanya terkekeh pelan, "bima libur dulu, katanya sakit panas tinggi gitu sih" jawab Rachel kemudian meminum jus buahnya. Ray yang mendengar itu pun ingin segera menuju ke bima namun bagaimana??
"Bego! Ngapain gue mikirin bima sialan itu?" Batin Ray kemudian lanjut makannya, namun otaknya berisikan nama bima trus.
Setelah beberapa jam berlalu akhirnya bel pulang pun berbunyi, semua anak sekolah pun pulang menuju rumah masing masing karena sudah lelah dengan belajar ini. Berbeda dengan ray, anak itu sedang berjalan cepat menuju rumah bima sekarang ini, bodo amat dirinya kesel benci sama bima namun gitu gitu dia sahabat nya. "Aduh mana panas banget lagi nih cuaca!" Gerutu Ray sambil tetap berjalan cepat.
Selang beberapa waktu pun ray kini sudah sampai dirumah bima, namun kelihatan sepi sekali cuman ada ibunya yang sedang menjemur pakaian, "bun, bima nya ada?" Tanya Ray setelah sungkem dengan ibunya bima, "loh biasanya dia bareng kamu, gak bareng kamu?" Tanya ibu bima kembali kepada ray, Ray yang mendengar itu pun ikut heran kenapa ibunya malah bertanya balik pada dirinya. "Bima nya udah dari kemaren gak dirumah, bunda kira sama kamu" mendengar ucapan bundanya itu ray yang masih heran pun langsung ijin mengecek kedalam rumah.
Benar saja bima tidak ada didalam rumahnya setelah dia melihat masuk dan mengecek ruangan dirumahnya, "anjir lo kemana bim, kok gak ada?" Gumam ray. Dirinya sudah mencoba mengirim pesan, menelpon juga tidak ada balasan sama sekali dari bima.
Kini Ray menuju ke lapangan voli tempat biasanya bima datang bermain bersamanya, berharap akan menemukan bima disana. "Aelah lagi sakit malah keluyuran gak tau kemana si anjing satu ni" gumam ray kesal sambil berjalan menuju lapangan tapi dirinya tidak kuat untuk berjalan segitu jauhnya akhirnya memilih naik angkot agar cepat sampai.
Setelah sampai ray pun berjalan cepat ke arah lapangan dan melihat sekeliling namun nihil, tidak ada bima disana. Dan dia pun mulai kesal lagi jadi memilih untuk pulang dan bodo amat lagi soal bima yang ngeselin gak karuan.
Sesampainya dirumah, Ray merebahkan dirinya ke kasur empuk miliknya sambil memejamkan mata, dirinya capek sekali kesana kesini hanya untuk mencari sahabat nya itu. "Sialan bima sialan! Lo kemana sih babi" gumam ray lalu mengatur nafasnya yang masih terengah engah.
Ceklek!
Pintu kamar Ray terbuka melihatkan sosok ibu nya, "Ray makan dulu ayo, kamu malem ini belum makan loh" ucap ibunya Ray lalu Ray menggeleng karena dirinya malas makan, dirinya pusing jadinya.
Ibunya pun masuk lalu duduk di tepi kasur milik Ray, "ayo makan dulu, lagian kamu kenapa kaya sedih gitu? Mana pulangnya jam segini" tanya ibunya, Ray pun melihat ke arah ibunya sambil tersenyum kecil, "pusing bun, males makan. Makannya besok aja" jawab Ray lalu menyembunyikan dirinya di balik selimut tebal miliknya. Ibunya yang melihat itu pun hanya bisa pasrah lalu berjalan keluar kamar, "kalo laper itu ada nasi sama lauk tinggal makan" kata ibunya dan langsung menutup kembali pintu kamar Ray dengan perlahan.
Ray membuka selimutnya lalu menatap langit langit kamarnya yang putih kosong dengan pikirannya. "Dari kemaren? Perasaan kemaren baru ngasih jas hujan ke gue deh, apa jangan jangan itu bukan bima yang ngasih? Tapi itu cuman bima yang punya" gumam ray.
Setelah itu Ray memutuskan untuk tidur saja menenangkan pikirannya yang sedikit berantakan perkara bima gak tau kemana. Pusing jadinya mikirin bima.
Oke sekian..
Maaf kalo typo yaJangan lupa voment euy!
KAMU SEDANG MEMBACA
just friend(?)|| markren
Fiksi Penggemar. . . . . cuman temenan?yakin? temenan kok gitu? [bxb] [tidak baku] ⚠️⚠️