Happy reading!!
Sekarang Ray dan bima sudah berpindah tempat ke lapangan olahraga dekat sana, katanya sih mau lihat orang main voli.
"Hedeh katanya suruh masakin, malah dibawa kesana kesini. Mending tadi lanjut turu aja, mana nyetirnya kek kerasukan dedemit" gerutu Ray lalu menghembuskan nafas kasar.
Bima yang melihat itu hanya bisa menyengir dengan lebar, "tapi kan lu udah dapet es kopi sama ciki juga yeu" ucap bima. Emang sih sebelum sampai tadi mampir ke indoduar buat beli ciki sama es kopi yang deket situ, bahkan bima hanya beli esteh.
Setelah beberapa jam melihat pertandingan voli itu, Ray dan bima memutuskan untuk pulang saja karena emang udah bosen banget.
Dan kini mereka sudah berada di alun alun kota yang terbilang besar itu sambil bima merangkul Ray dengan kencang, sedangkan Ray hanya diam saja dengan tetap fokus ke es kopi nya
"Bim Bim kok makin gelap ya langit nya? Apa mau hujan?"
Bima melihat ke atas arah langit, memang nampak gelap dan dia pun melihat ray lalu ray melihat kearahnya balik. "Ray jangan teriak" ucap bima, Ray pun hanya memasang muka bingungnya, apa maksut dari ucapan bima ini?
"Bima, jangan aneh aneh ya. Gue tau lu mau ngap—"
Grep!
Belum sempat menyelesaikan kata katanya, badan ray sudah terangkat oleh sahabat nya alias di gendong dan lari sekencangnya. Benar saja, hujan tiba tiba turun dengan deras, kenapa bima bisa tau akan hujan sekarang? ajaib.
Lalu setelah sampai di gazebo pinggir jalan, mereka langsung duduk didalam nya dengan pakaian yang sudah basah kuyup, apalagi punya ray.
"Duh basah semua njir, hujan sialan!" Gerutu ray kesal, apalagi setelah tau kalo ciki yang dibeliin bima tadi jatuh semua dijalan saat di gendong bima, padahal dia belum memakan nya sama sekali.
Bima melihat tingkah Ray itu hanya menggelengkan kepalanya lalu melepas jaket nya yang basah, dia terkejut ternyata jaket nya yang basah hanya depannya, balik jaket itu tidak basah sama sekali.
"Ray, buka baju lu cepet" suruh bima.
"Buat apa weh? jangan aneh aneh bimaa, ini masih diluar gini"
"Buka atau gue bukain? kedinginan gitu dih" dan akhirnya ray memutuskan untuk menuruti bima walaupun agak gimana gitu dengan ini. Setelah baju nya terlepas bima segera membalik jaketnya dan memakaikan jaketnya itu ke badan ray.
Bima menahan tawanya, ternyata jaketnya lebih besar daripada badan ray ini. "Jaket lo buset gede amat" komentar ray soal jaket bima itu, namun bima hanya tertawa pelan kemudian mendekat ke arah Ray.
"Mau ngapain lagi lo hah?" Tanya ray setelah melihat gerak gerik bima yang sedikit mencurigakan ini.
Bima memeluk Ray erat lalu mencium pipi ray, dilepas dan dipeluk lagi sambil dicium hingga berulang ulang sambil menyanyikan lagu dari iklan sabun
'peluk cium peluk cium, bolak balik peluk cium..."
Ya yang seperti itu lah pokoknya, ray hanya terdiam atas perlakuan bima kepadanya ini.
"Ray ray kok diem?" Tanya bima heran karena Ray hanya diam tak bersuara, apakah ray marah? waduh gawat.
"Ray maaf, gak ada maksut gitu dadakan, gw gemes aja lihat lu tambah mungil pas pake jaket gw" ucap bima sambil mengeratkan pelukannya. Alhasil Ray seperti tersadar lalu mencubit punggung bima dengan kencang, sehingga pelukan itu pun terlepas.
"Lo ngapain njing?? peluk cium peluk cium" heran ray lalu menatap bima dengan kesal.
"Gemes sama lu, emang gak boleh?"
Ray memejamkan mata sambil menarik nafas dalam menahan segala tekanan yang diberikan oleh sahabat nya ini.
"Gak boleh, enak aja peluk cium gitu, dikira gue pacar lu apa hah?" Omel ray dan bima hanya menyengir lebar .
Hari semakin larut, bahkan sekarang sudah hari sudah hampir malam. Sekarang posisi mereka yaitu Ray yang sedang berada di rangkulan bima karena merasa kedinginan, itu yang nawarin juga bima sih, kan gak ada salahnya buat gak nolak.
"Ray, nih hujan nya gak mau berhenti njir. Mau gimana nih?" Tanya bima ke Ray yang sedang asik melihat yutub.
Ray menoleh ke bima lalu mengangkat bahunya kemudia kembali melihat yutub.
"Udahlah tidur sini aja, gembel kita"
Ya sepertinya mereka akan menjadi gembel untuk malam ini, mungkin. Cakep doang, jadi gembel.
Hening sekali, hanya ada suara hujan turun kemudian Ray menegakkan badan sementara bima hanya melihat ray.
"Bimaa gue bosen banget disinii, laperr jugaaa, makan apa gitu. Kasihan perut gw kelaparan" rengek ray karena perutnya mulai keroncongan gara gara belum makan seharian, bahkan tadi sebelum ke lapangan aja cuman makan mie instan dari warmie (warung mie) deket sana.
"Hujan ray, lu gak lihat tuh hujan deres gitu"
"Eh di kantong jaket gue ada jajan kayanya, coba cek deh" ucap bima, lalu dengan segera Ray mengecek semua kantong jaket itu dan ternyata benar saja, ada roti dan beberapa permen disini.
"Nah ada kan, lu makan deh tuh buat ganjel perut dulu" dengan segera ray memakan roti itu dengan lahap, orang namanya kelaparan, ya apa aja dimakan.
Saat sedang makan itu bima terus memperhatikan Ray, lebih tepatnya melihat ke arah bibir itu yang asik makan sambil mengomel terus.
Tiba tiba bima mendekat ke arah ray kemudian mendekatkan mukanya ke muka Ray. Hal itu membuat Ray seketika menghentikan kegiatan memakan rotinya dan menatap bima yang sudah tepat berada di depan nya ini.
Chuu—
...
..
.
.
.
Eitss tidak dulu, orang bima cuman ambil bekas roti yang ada di dekat bibir Ray kok awokawok.
Okeyy segini dulu heheheh.
Sayang kalian, dikit aja sih.
Maap kalo ada typo
Jangan lupa voment!!
KAMU SEDANG MEMBACA
just friend(?)|| markren
Fanfiction. . . . . cuman temenan?yakin? temenan kok gitu? [bxb] [tidak baku] ⚠️⚠️