Awal Musim Semi

8 6 2
                                    

Jangan lupa sebelum baca utamakan follow dan vote, terimakasih....

Setibanya kami di kafe tempat Zayn berkumpul bersama temannya, kami perlahan masuk. Kafe yg bagus dan nyaman untuk dijadikan tempat mengobrol santai bersama teman-teman.

Kami melangkah masuk, sekitar beberapa meter di meja paling ujung dekat dinding yang dicat serupa dinding kusam terdapat beberapa anak laki-laki dan 1 anak perempuan. Dapat ku tebak mereka adalah temannya Zayn.

"Hai!" Sapa Zayn pada mereka sembari ber-tos ria. Aku hanya tersenyum kaku menyapa mereka.

"Kenalin! Ini Rara sepupuku. Dia mahasiswi Teknik." Ucap Zayn. Aku mengangguk dan menjawab,

"Hai!" Sapa ku singkat.

"Daf! Kamu bareng mereka?" Tanya perempuan satu-satunya yg berada dalam koloni yg baru aku kunjungi.

Teman Zayn yg dari tadi bersama aku dan Zayn mengangguk sembari duduk disebelah perempuan itu. Aku menebak mungkin ada sesuatu dengan mereka.

"Ayo duduk Ra!" Ajak Zayn sembari menggandeng tanganku, menuntunku duduk dihadapan si perempuan itu.

"Dia Gisel, temen kita juga," bisik Zayn. Aku menatapnya bertanya.

"Dia satu jurusan sama kita." Ungkapnya dan aku mengangguk pelan.

"Di sampingnya itu si Daffa, udh kenal kan? Tadi yg duduk disebelah kamu." Terang Zyan lagi.

"Daffa?" Tanya ku pelan dan diangguki oleh Zyan.

"Kenapa terdengar tidak asing ditelinga?" Batinku bertanya.

Seketika aku tersadar,

"Apa dia Daffa yg sama dengan Daffa yg mengirim pesan padaku tadi pagi?" Batinku bertanya lagi.

Aku mengangkat kepalaku dan menyapa orang yg bernama Daffa. Dia tepat di depanku di samping Gisel.

Aku membuka tasku dan mengambil ponsel ku. Aku membuka room chat dengan si Daffa, menimbang apa benar Daffa yg ada di ponselku sama dengan Daffa yg ada di hadapanku?

Merasa ada yg menatapku, aku pun mengangkat kepalaku. Ternyata si Daffa, dia menatapku tapi aku tak tau tatapan apa itu. Terlalu hambar sampai aku tidak tau arti tatapan itu.

Aku memutuskan tatapan kami, menaruh ponsel ku dimeja dan meraih minuman Zayn yg dipesankan temannya sebelum Zayn datang, minumanku masih belum diantarkan oleh pelayan.

Drrttt!

Ponselku bergetar, apa ayah mencari ku? Aku mengambilnya dan membuka pesan.

From:08********87
"Hai!"

"Siapa?"

"Ternyata belum disimpan"

Aku mengernyitkan kening, tanpa sengaja tatapan kami, - Daffa dan aku, bertemu lagi. Dari sana aku mulai berfikir apa dia Daffa yg sama? Entah dia mengerti tatapanku atau tidak tapi dia mengangkat ponsel hitamnya dan tersenyum kecil.

"Benar! Dia adalah Daffa yg sama." Batinku membenarkan.

Drrttt!

From:08********87
"Daffa, save ok?"

Aku tidak langsung membalasnya,

"Jadi dia Daffa itu?" Tanya batinku.

Aku mengetik di ponselku,

"Okay"

Aku letakkan kembali ponselku setelah pelayan membawakan minumanku.

Buku Warna WarniTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang