Peraturan Dunia Baru

23 3 1
                                    

Haloo...i'm back:)
Masih part awal-awal jadi masih bab pengenalan tokoh masing-masing ya pren.
.
.
.
Happy reading dan jangan lupa vote and follow

Semester awal-awal memang memakan waktu yg super padat, belum lagi untuk mahasiswa yg juga aktif di organisasi kampus. Seperti Bagus, Selfi, Doni, Rara, Gisel dan Daffa.

Setelah mendapatkan undangannya, Rara bergegas kembali ke ruangan BEM. Disana sudah ramai, terdengar bnyk sekali suara saling saut-menyaut.

Rara dan Selfi berjalan beriringan dengan masih membayangkan sosok Revano yg konon katanya membuat Selfi melting. Padahal kalau di ingat-ingat, Selfi sudah ada doi yg jadi incaran di kampus. Tapi memang Selfi matanya jelalatan, liat yg ganteng dikit langsung berbinar dan salting.

Rara mendengus mendengar celotehan Selfi sembari membuka pintu dengan malas. Seluruh penghuni ruangan teralihkan dari kegiatan mereka. Mendadak sunyi dan Rara jadi salah tingkah sendiri. Tapi ada sosok, ralat! Dua sosok manusia yg sedang bercengkrama di depan mejanya, Daffa dan Gisel. Ia baru tau mereka yg bukan pengurus BEM bis keluar masuk ruangan. Rara mengalihkan matanya pada Bagus yg sedang sibuk dengan ponselnya, bahkan bagusnya tidak menegur mereka jadi bisa jadi mereka sudah mengantongi izin dari paduka raja. Rara menggidikkan bahunya kemudian ia melangkah dan terpaksa ia melewati dua sejoli itu. Dari ekor matanya Rara dapat melihat Daffa mengikuti langkahnya dengan pandangan matanya. Ia duduk di mejanya dan mulai mengerjakan LPJ yg sempat ia tinggalkan tadi.

"Eh Gus! Undangannya nih!." Seru Rara sembari mengangkat surat undangan dari Revano. Bagus mengalihkan atensinya pada Rara,

"Ya udah taruh situ aja Ra." Titah sang paduka dengar ringannya.

"Eh! Maksudnya ini siapa yg kesana jadi delegasi BEM?" Tanya Rara dengan kesal. Bagus masih membuatnya bingung.

"Ya terserah! Pokoknya aku gak bisa!" Jelas bangus singkat yg kembali fokus pada ponselnya. Rasanya ingin Rara masukkan saja ponsel hitam itu ke lobang mata Bagus.

"Kamu aja Daf!" Suara Gisel menginterupsi Rara yg hendak memarahi Bagus.

"Daffa bukan anggota BEM-I." Jelas Rara singkat. Gisel dan Daffa sontak menatap Rara yg ternyata sudah mengetik sesuatu di laptopnya.

"Tapi bukannya Daffa bagian divisi humas ya?" Ungkap Gisel yg sontak saja membuat Rara mengangkat kepalanya.

"Emang iya?" Tanya Rara dengan alis terangkat, tanpa sengaja pandangan Rara bertemu dengan manik mata Daffa. Daffa tidak menjawab hanya menunjuk Bagus dengan matanya. Rara mengikuti lirikan Daffa,

"Emang iya Gus?" Tanya Rara kemudian. Bagus menganggukkan kepalanya.

"Ya udah kalau gitu, delegasi nya Daffa sama Gisel aja." Ucap Rara yg kemudian disetujui oleh semua penghuni ruangan.

"Daf! Nanti barengan aja ya?" Ajak Gisel pada Daffa yg diam saja.

"Undangannya mana Ra?" Tanya Gisel kemudian. Rara menjulurkan undangannya dan diterima oleh Daffa kemudian ia berikan pada Gisel yg berada disebelahnya.

"Dua hari lagi, bisa kan Daf kalau aku nebeng?" Tanya Gisel. Setelahnya hanya Sura Gisel yg menjadi pengisi suara ruangan BEM.
    
              ****______________****

Buku Warna WarniTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang