Kuncupnya Mulai Tumbuh

1 0 0
                                    

Halloooo... Rara is back!
Sebelum baca biasakan vote dulu ya.
Udah? Ya udh lanjut baca aja😊
Terimakasih...

Sepulang dari seminar beberapa minggu yg lalu, hubungan Rara dan Revano menjadi lebih baik. Setelah lebih mengenalnya, Rara merasa Revano adalah pribadi yg baik. Mungkin karena usia mereka terpaut 3 tahun, Revano seolah bisa Rara anggap seperti sosok kakak yg selalu Rara impikan.

Saat seminar, Rara akhirnya juga ikut dengan Daffa dan Gisel. Mereka tidak bertingkah aneh, Gisel sibuk memotret setiap kegiatan selama acara seminar berlangsung. Rara dan Daffa duduk di bangku paling depan, ditemani beberapa panitia dan jajaran dosen di depannya.

Rara mengikuti seminar bukan semata-mata memang keinginannya, tapi ia sedang malas berdebat dengan Bagus. Beberapa bulan akan ada acara penyambutan mahasiswa baru. Sebagai anggota BEM yang masa jabatannya masih tinggal separuh perjalanan akhirnya Rara dan kawan-kawan yg meng-handle acara tersebut. Karena hal itulah Rara dan Bagus sempat berdebat terkait konsep acara nanti. Wulan selaku wakil ketua BEM hanya bisa menjadi penengah, mengingat memang sudah biasa kantor BEM rame dengan cekcok antara Rara dan Bagus. Rara yg berargumen dan Bagus yg mendebat atau sebaliknya.

Jadilah Rara menyibukkan diri demi menghilangkan rasa dongkolnya pada Baginda Bagus.

"Ra!" Bisik Daffa ditengah acara. Rara tidak menoleh tapi Rara bergumam lirih untuk menjawab panggilan Daffa.

"Aku capek nih!" Ungkap Daffa. Rara pun merasakan demikian, siapa yg betah duduk selama 6 jam dengan materi yg panjang?

"Terus?" Tanya Rara pelan, hanya didengar oleh Daffa.

"Keluar yuk?" Ajak Daffa, Rara menoleh dan mengerutkan keningnya.

"Keluar? Pergi dari seminarnya?" Tanya Rara, Daffa menganggukkan kepalanya ragu.

"Gak bisa!" Tolak Rara tegas.

"Nanti di akhir acara ada ucapan terimakasih. Jadi kita gak bisa pergi gitu aja." Jelas Rara selanjutnya. Daffa mengerucutkan bibirnya, Rara ingin tersenyum melihat tingkah Daffa.

Selama menjabat menjadi anggota BEM, Rara tidak pernah bertemu Daffa. Bahkan Daffa yg notabene nya satu jurusan saja dengannya tidak pernah mereka bertemu dan pergi keluar bersama seperti sekarang. Jadi Rara berpikir wajar saja Daffa bosan mengikuti seminar yg sebenarnya sudah biasa Rara ikuti selama satu tahun terakhir.

Di ujung paling depan, ada Revano sebagai ketua panitia. Lain halnya Bagus yg sering menolak untuk menjadi ketua panitia acara, dengan dalih ketua BEM harus menjadi penanggung jawab dan hal semacamnya. Revano malah mau juga jadi ketua panitia acara kecil seperti seminar. Memang baginda Bagus adalah manusia paling aneh menurut Rara.

Acara berjalan dengan lancar, Daffa dan Rara pun berpamitan untuk meninggalkan aula tempat seminar berlangsung. Gisel menyuruh mereka pulang duluan, katanya dia masih mau mewawancarai beberapa panitia dan orang-orang penting lainnya.

"Kak! Rara sama Daffa pamit dulu ya?" Ucap Rara berpamitan pada Revano.

Tadinya Rara ingin langsung pergi saja setelah melihat Revano sibuk mondar-mandir bersama para rektor dan dosen. Walaupun tadi sebelum berangkat, Revano berpesan untuk tinggal sebentar. Namun setelah Rara tertangkap oleh kedua mata Revano, laki-laki jangkung itu bergegas memberinya kode untuk menunggu nya sebentar. Jadilah saat ini mereka -Rara, Daffa dan Revano ada di luar aula, meja tempat penyambutan tamu tadi.

Buku Warna WarniTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang