Moonbin menghela nafasnya berat ketika ia mendapati Sanha didepan pintu apartemennya dengan kondisi Yoora yang tengah dibopong tak sadarkan diri. Tak ada pilihan lain selain mempersilahkan Sanha masuk, kemudian mengambil alih Yoora dalam gendongannya, dan membawanya kedalam kamar.
Setelah menyelimuti tubuh Yoora, Moonbin kembali ke ruang tengah mendapati Sanha yang tengah duduk sembari menautkan kedua tangannya. Nampaknya lelaki itu agak gelisah jika dilihat dari gelagatnya.
"Kenapa adek gue?" tanya Moonbin sebisa mungkin dengan tenang, menyembunyikan raut khawatirnya.
"Ga tau gue Bin," balas Sanha dengan bahu yang merosot.
Moonbin menaikkan sebelah alisnya. "Lo apain adek gue anjir?!" balasnya tidak santai.
"Intinya gue naik bianglala, terus ada kerusakan listrik dan bianglala kita mati ditengah-tengah jalan. Terus Yoora teriak, gue gatau kenapa."
"Lampu semua mati?"
Sanha mengangguk, "Sampe gelap satu pasar malam."
Moonbin lagi-lagi menghela nafasnya. "Yoora ada nyctophobia."
"Hah?" alis Sanha mengkerut.
"Phobia gelap."
Sanha mengangguk. Jelas sekali dari raut wajahnya pun ia nampak khawatir. Terlebih Yoora tak kunjung bangun ketika ia membangunkannya setelah mereka sampai di basement tadi. Sebab itulah Sanha harus membopong Yoora hingga kemari.
"Tapi ga bakal kenapa-kenapa kan? Gue bangunin tadi dia ga bangun." ucap Sanha cemas.
"Iya gapapa, udah biasa kok lo tenang aja."
Sanha menghembuskan nafasnya lega diiringi dengan perasaannya yang mengganjal dihatinya pun meluap begitu saja.
"Syukur deh kalo gitu."
Moonbin mengangguk, "Yaudah balik sana lo!"
"Ngusir lo?"
"Iya."
"Sialan!"
Setelah itu Sanha pun bangkit. Tungkainya melangkah menghampiri pintu, ia hendak pulang sesuai dengan perintah Moonbin yang mengusirnya. Pun Moonbin mengantarnya hingga depan pintu.
"Makasih bro udah tolongin Yoora," kata Moonbin.
"Emang udah seharusnya kan?"
Moonbin tersenyum tipis mendengar perkataannya. Kemudian lelaki itu kembali masuk setelah memastikan Sanha pun masuk ke unit apartemen disebelahnya.
•°•°•°•
"Dek, bangun."
Yoora menggeliat kecil ketika mendapati pipinya yang ditepuk halus beserta rambutnya yang diusap pelan. Pening masih ia rasakan, efek kejadian semalam masih ia rasakan.
"Kamu gapapa?" tanya Moonbin ketika melihat Yoora yang terbangun sembari memegangi kepalanya.
"Pusing sedikit." balas Yoora parau.
"Siap-siap gih, Sanha mau jemput tuh katanya mau ke sekolah bareng."
Yoora menahan Moonbin yang hendak bangkit.
"Ih kenapa?"
"Loh kok kenapa?"
"Aku mau bareng Oppa aja perginya." ujar Yoora pelan.
"Kenapa?"
Yoora menghela nafasnya. Jarinya bertaut, memikirkan kejadian semalam.
"Kak Sanha nembak aku."
KAMU SEDANG MEMBACA
Decision - Astro
FanfictionTentang kisah anak remaja. Kisah klise percintaan tiga anak SMA yang seakan-akan tidak memiliki ujung, cinta segitiga. "Ayo kita putus." "Kenapa?" "Aku udah ga ada rasa sama kamu." Entah itu perpisahan, ataupun sebuah pertemuan dengan orang baru. "G...