Bergegas Moonbin ketika jam pulang sekolah telah tiba, lelaki itu langsung pulang menuju apartemen dengan mengendarai motornya dengan kecepatan diatas rata-rata. Bukan tanpa alasan ia bersikap seperti ini. Sanha yang bilang akan menjumpai adiknya ternyata tidak memberinya kabar hingga sekarang.
Secepat kilat Moonbin melangkah dengan cepat menelusuri lorong apartemennya. Setelah masuk kedalam, Moonbin langsung menuju kamar sang adik tanpa pikir panjang. Sial sekali katanya begitu ia memasuki kamar, hal yang ia jumpai justru membuat darahnya mendidih.
Bagaimana tidak? Adik semata wayangnya tengah didekap erat oleh seorang pria dalam tidurnya. Dengan langkah lebar Moonbin menghampiri ranjang, dengan mudahnya ia menarik Sanha membuat lelaki jangkung itu terkejut dan terbangun dalam tidurnya.
"Bangsat, udah kaya pasutri aja lo!" bisik Moonbin dengan suara rendah.
Sanha yang nyawanya belum terkumpul sempurna hanya pasrah ditarik-tarik oleh Moonbin yang badannya dua kali lebih kekar dari dirinya. Lelaki itu hanya meringis pelan sembari merapalkan doa-doa berharap ia tak akan habis ditangan Moonbin karena Sanha tahu, Moonbin seratus persen tidak suka adiknya melakukan skinship oleh lelaki manapun.
"Lo apain ade gue anjir?!" pekik Moonbin ketika mereka telah keluar dari dalam kamar Yoora.
"Sumpah ga ngapa-ngapain!" sahut Sanha pias. "Tadi Yoora yang minta peluk, suer!"
"Ade gue sendiri yang minta? Jangan ngarang!" balas Moonbin menatap tajam Sanha. "Gue suruh lo tengokin Yoora, terus kabarin gue. Eh lo malah ditidurin ade gue!"
"Anjing, Bin? Gue ga ngapa-ngapain, cuma sebatas tidur sama pelukan udah itu doang!!" ucap Sanha yang terlihat panik dan berusaha menjelaskan kepada Moonbin.
"Iya gue tau! Lo kalo beneran tidurin ade gue juga ga bakal nih masih bisa menghirup udara bebas begini." tukasnya sarkastik.
Moonbin mendengus dan akhirnya melepaskan genggamannya pada lengan Sanha yang ia tarik. Moonbin mendudukkan dirinya di sofa, memijat pangkal hidungnya karena pening. Ia tidak marah sebetulnya, hanya merasa kesal sesaat. Dan ia sedang menetralkan perasaannya saat ini.
Sanha yang menjadi korban hanya dapat berjengit ngeri menatap Moonbin yang kini duduk membelakanginya. Dengan langkah pelan Sanha berjalan menuju pantry. Ia menghangatkan sisa bubur yang ia buat tadi. Kemudian menghidangkannya kepada Moonbin.
Moonbin hanya menatap Sanha dengan sebelah alis terangkat begitu melihat Sanha yang menyodorkan semangkuk bubur kearahnya. "Emang gue sakit?!"
"Lo makan bubur pas sakit doang?"
Moonbin berdecak, namun akhirnya ia mengambil mangkuk isi bubur tersebut dari tangan Sanha. "Thanks," katanya.
Sanha mengangguk, "Gue mau ganti bubur Yoora dulu. Belum sempet makan dia, minum obat juga belom."
"Iyalah orang ade gue udah ditidurin aja makanya ga makan."
Sanha yang sudah setengah jalan menuju kamar Yoora kini berbalik dan menemukan Moonbin yang tengah memakan bubur dengan wajah tanpa berdosanya. Sanha menarik-narik rambutnya dengan frustasi karena Moonbin yang tak henti membual.
"Masih aja dibahas!" kata Sanha ketus.
Moonbin tak membalas, hanya mengedikkan bahunya acuh dan fokus kepada buburnya. Sanha berdecak kemudian segera menuju kamar Yoora dan mengambil mangkuk bubur yang beberapa jam lalu ia bawakan ke kamar dan menukarnya dengan bubur yang baru saja ia hangatkan.
"Ra makan yuk? Biar bisa minum obat." katanya dengan lembut mengguncang tubuh Yoora.
"Yoora," panggilnya lagi.
KAMU SEDANG MEMBACA
Decision - Astro
FanfictionTentang kisah anak remaja. Kisah klise percintaan tiga anak SMA yang seakan-akan tidak memiliki ujung, cinta segitiga. "Ayo kita putus." "Kenapa?" "Aku udah ga ada rasa sama kamu." Entah itu perpisahan, ataupun sebuah pertemuan dengan orang baru. "G...