Pissed Off

37 18 2
                                    

Suara kicauan burung di pagi hari yang seharusnya terdengar merdu itu harus teredam oleh gurauan dua anak adam yang tengah disibukkan oleh kegiatan dapur. Entah decakan sang gadis atau kalimat-kalimat seduktif dari sang lelaki, intinya keadaan dapur sangat ramai disertai bunyi dentingan alat-alat memasak.

Hari minggu pagi Yoora habiskan waktu bersama Sanha di apartemen lelaki itu. Niatnya mereka ingin cooking date dan makan siang bersama di balkon kamar Sanha. Semua itu sdalah ide Yoora semata-mata untuk menebus kesalahannya kemarin.

Ketika Yoora sibuk memasak sesuatu, maka kegiatan Sanha adalah mengganggu Yoora dengan cara menempel terus-menerus pada gadis itu dan mengikutinya kemanapun. Seperti sekarang ini, Sanha memeluk Yoora dari samping yang tengah membuat bokkeumbap.

"Ish Kak bisa awas dulu nggak sih?!" ucap Yoora kesal.

"Nggak," sahut Sanha singkat.

Yoora berdecak. Jujur saja Yoora masih merasa belum terbiasa dengan love language milik Sanha yang lebih mengarah pada physical touch. Karena yang Yoora rasakan saat bersama Minhyuk, lelaki itu lebih menunjukkan sisi word of affirmation kepadanya.

"Masih lama ga babe?" tanya Sanha sedikit jengkel sebab ia sudah terlanjur kelaparan.

"Ya gimana mau cepet orang kamu nempelin aku terus." cibir Yoora sembari mencebikkan bibirnya jengkel.

"Yaudah dilepas," katanya sembari melepas pelukannya dan mengangkat kedua tangannya keatas.

Yoora melanjutkan kegiatan memasaknya. Sejujurnya ia takut jika masakan buatannya tidak sesuai dengan selera Sanha. Yoora tidaklah terlalu pandai memasak, ia hanya dapat membuat menu-menu rumahan saja tidak yang aneh-aneh. Malah menurutnya masakan milik Sanha lebih enak daripada buatannya karena masakan lelaki itu satu level dengan masakan mendiang ibunya.

"Aku ga tau Kak masakanku sesuai sama lidah kamu atau ngga," katanya sembari meletakkan menu terakhir yaitu bokkeumbap diatas meja makan.

"Bakal aku abisin kok."

Yoora mengangguk dan mulai menyiapkan piring, sendok, dan sumpit. Ia juga hendak membuat lemonade sebab cuaca hari ini yang lumayan panas, sepertinya lemonade pilihan yang tepat untuk saat ini.

"Katanya mau makan di balkon, jadi ngga?" tanya lelaki itu.

"Iya jadi, aku bikin ini dulu."

Sanha mengangguk sembari memerhatikan punggung Yoora yang sibuk membuat lemonade. Sesekali ia tersenyum tipis karena merasakan perasaan hangat di hatinya. Hingga atensinya beralih pada ponsel Yoora yang berdering menandakan ada pesan masuk.

"Ra ada ktalk tuh."

"Dari siapa?"

Sanha sedikit memajukan tubuhnya untuk mengintip layar ponsel Yoora yang berada diseberangnya.

"Dari Minhyuk."

Yoora yang tengah memotong lemon sempat memberhentikan kegiatannya. Namun ia kembali melanjutkan aktivitas memotongnya dengan air wajah yang menekuk. Hal itu tidak terlepas sedetikpun dari pandangan Sanha.

"Yaudah Kakak aja tolong balesin."

Sanha terdiam sebentar namun kemudian segera meraih ponsel Yoora.

"Kamu yakin?"

"Iya Kak, tolong ya." kata Yoora seraya menoleh sebentar untuk melemparkan senyumnya.

"Oke."

Sanha segera membuka layar kunci Yoora yang sandinya telah ia hafal diluar kepala. Yoora pernah memberitahunya sekali dan Sanha masih mengingatnya sampai saat ini. Setelah membuka layar kunci, ia segera membuka isi pesan melalui pop up notifikasi.

Decision - AstroTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang