Another Lovesick Day

41 15 3
                                    

Pasca sakit kemarin, Yoora memutuskan untuk mengambil waktu istirahat satu hari lagi. Tentunya atas desakan Moonbin dan juga Sanha. Setelah memakan bubur pemberian Sanha kemarin, keadaannya berangsur membaik hari itu juga. Namun dua lelaki itu kekeuh menitahnya untuk beristirahat.

Sepulang sekolah katanya Sanha hendak berkunjung lagi kemari, maka dari itu ia menyiapkan popcorn yang telah ia masak didalam microwave. Rencananya ia, Sanha, dan Moonbin hendak menonton bersama-sama.

Ting!

Bunyi microwave pertanda popcorn buatannya yang telah masak. Yoora mengeluarkan satu bungkus popcorn siap sajinya dari dalam microwave menggunakan sarung tangan. Bertepatan dengan popcorn yang baru ia keluarkan, bel apartemennya berbunyi.

Yoora tersenyum simpul mendapati Sanha yang berdiri menjulang sebagai pemandangan pertamanya begitu ia membuka pintu. Yoora menerima satu buah paperbag saat lelaki itu mengulurkan kepadanya.

"Ini apa?"

"Ada toko aksesoris baru, kebetulan lucu."

Senyum Yoora merekah saat mengintip isi paperbag yang Sanha bawa. Berbagai macam gelang tali serta jepit rambut. Sanha jelas tahu jika Yoora menyukai benda-benda sederhana seperti itu. Karena yang Sanha lihat, pergelangan tangan Yoora tidak pernah kosong. Selalu ada gelang tali yang berbeda-beda setiap harinya.

"Makasih ya Kak, aku suka banget!!!" pekiknya antusias.

Sanha mengangguk dan tersenyum tipis. "Aku ga disuruh masuk nih?" tanyanya sembari menaik-turunkan alisnya.

"Eh iya ayo masuk!!"

Aroma manis popcorn adalah hal pertama yang menyapa indera penciuman Sanha ketika masuk kedalam. Sanha melepas sepatunya kemudian menggantinya dengan sandal rumah yang memang telah tersedia untuknya. Ia menghempaskan tubuhnya begitu saja keatas sofa sembari melepas tas beserta jas sekolahnya menyisakan seragam putihnya.

"Moonbin mana?"

"Loh aku ga tau, kirain bareng Kak Sanha."

"Berarti Moonbin belum sampe?"

"Ya belum, baru Kak Sanha aja."

Tiba-tiba sebuah ide cemerlang terlintas dipikiran Sanha begitu melihat Yoora kini sibuk menyajikan jus. Tungkainya dengan perlahan mendekati Yoora yang membelakanginya. Tangannya terulur memeluk Yoora dan meletakkan dagunya diatas puncak kepala gadis itu.

Yoora terkekeh, "Ga takut dimarahin Moonbin emang peluk-peluk?" ledeknya.

"Orangnya juga lagi ga ada."

Yoora diam saja menikmati tubuhnya yang didekap erat dari belakang. Sesekali tangannya mengusap lengan Sanha yang melingkari perutnya. Sanha menurunkan dagunya ke pundak Yoora. Lelaki itu mengendus tengkuk Yoora pelan membuat sang empu kegelian.

"Geli Kak!"

"Wangi banget sih," kata Sanha gemas dan berakhir mengecup tengkuk Yoora.

Tentu saja sang pemilik tengkuk tersentak kaget. Pertama kalinya ia merasakan hal seperti itu, dan rasanya seperti disengat aliran listrik kecil. Ditambah ia mendapati kehadiran Moonbin yang tengah menyilangkan tangan sembari menyender di tembok memperhatikan keduanya, membuat aliran darahnya berdesir seketika.

Buru-buru Sanha melepaskan pelukannya ketika mendapatkan kode dari Yoora. Sungguh ia tidak menyadarinya karena sibuk menyembunyikan wajahnya dibalik pundak Yoora. Sanha terkekeh canggung seraya mengusap tengkuknya.

"Baru ditinggal bentar udah kecolongan aja gue," sinisnya.

Yoora langsung menghampiri Moonbin dan mengusap lengan lelaki itu ketika melihat wajahnya yang mengeras. Lelaki itu menahan kekesalannya hingga ubun-ubun. Moonbin tidak suka hal-hal seperti itu, karena baginya hal seperti itu hanya boleh dilakukan setelah menikah.

Decision - AstroTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang