31 :: Winter ngamok

739 82 16
                                    

Tp boonk

HAPPY READING💚

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.


HAPPY READING💚

-O-

2 Tahun kemudian...

Sejak hari itu, keduanya berpisah dan kembali menjadi orang asing...

Sekarang Jeno udah berhasil membangun perusahaannya sendiri di Belanda yang semakin berkembang pesat berkat bantuan Irene. Winter juga berhasil menjadi psikolog profesional yang membantu ekonomi serta mengangkat derajat keluarganya.

Tepat pada pertengahan tahun kemarin, Donghae di tangkap polisi karena kasus penipuan dan juga penggelapan dana perusahaan.

Kalau untuk Karina, cewek itu baru aja selesai melakukan sidang setelah Winter buka suara mengenai penculikan dan pengancaman yang sebenarnya terjadi dua tahun lalu.

Semuanya berakhir baik bagi semua orang, tapi tidak bagi Winter. Dia menolak puluhan pria yang ingin berhubungan serius dengannya. Walaupun Winter tau Jeno tidak akan kembali, tapi dia masih berharap keajaiban itu datang suatu waktu.

Winter menatap layar ponselnya yang sudah lama sepi, tidak ada spam chat dari Jeno, dan tidak ada puluhan missed call dari Jeno sejak malam itu.

Mungkin memang sudah seharusnya seperti ini, takdir Tuhan terlalu kejam bagi Winter. Mereka di persatukan sementara hanya untuk meninggalkan bekas luka yang bahkan nanah nya belum hilang dari hati Winter.

Helaan nafas Winter keluarkan ketika melihat satu roomchat yang benar-benar sepi. Terakhir pesan terkirim dua tahun yang lalu.

"Dasar brengsek." Gumamnya kemudian melempar ponselnya begitu saja ke atas meja kerjanya.

Winter mengacak rambutnya gusar. Bodohnya setelah di tinggal begitu saja Winter masih terus mencari kabar tentang Jeno. Dia bahkan selalu baca artikel mengenai Jeno dan perusahaannya yang sudah go internasional.

Tok tok!

"Win? gua masuk ya."

Suara Ningning bikin Winter noleh. Gadis itu sudah menjadi CEO perusahaan cabang milik Chenle di Gangnam. "Tumben kesini? Masih inget gua lu?" katanya ketus.

Ningning ketawa, "Kampret, gua sibuk. Gatau pusing banget jadi CEO, mau jadi mahasiswa lagi aja guamah." Raut wajahnya asem bikin Winter ketawa pelan.

"Syukurin aja, lagian lu enak ada Renjun."

Iya, Ningning udah tunangan sama Renjun bulan lalu. Kalo nikah belum di bicarain lagi karena susah buat ngadain pertemuan keluarga yang sama-sama super sibuk.

Jujur emang sesekali Winter iri sama Ningning yang hubungannya awet, bahkan udah sampai ke jenjang yang lebih serius.

"Halah, Renjun aja semalem mendadak pergi dinas keluar kota." Ekspresi wajah Ningning kesel, dia ngebanting badannya di atas sofa ruang kerja Winter yang empuk. "Akhirnya bisa rebahan juga." Gumamnya memejamkan mata.

(✓) 00LTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang