Selain menjadi hakim, Jaehyun juga sibuk menghadiri beberapa acara televisi. Mau dibilang apa sosok Jung Jaehyun yang tampan ini jika ia berhalangan hadir? Pengecut? Oh tentu saja tidak.
"Dimana bajuku?" Jaehyun bertanya pada sosok mungil yang sedang bermanja manja dengan tumpukan buku di mejanya itu.
"Itu bajumu, bukan bajuku. Kenapa bertanya padaku?"
Jaehyun mendengus kesal. "Kau sudah seharusnya melayaniku, itu tugasmu."
"Heol? Bicara sekali lagi jika ingin mulutmu kupotong menjadi delapan bagian! Dengar, kita sesama pria dan tidak ada aturan jika aku harus mengurus keperluanmu. Jikapun aku seorang wanita, kau tidak bisa bergantung pada istrimu!"
Jaehyun menjatuhkan rahangnya; merasa kaget dengan penolakan keras dari istrinya itu. "Beberapa peraturan dalam─"
"Pasal dan ayat. Terdapat pada hukum undang undang pada bagian? Berikan padaku buktinya." Taeyong menyodorkan tangannya untuk menerima buku undang undang pernikahan yang Jaehyun maksudkan.
Jaehyun memejamkan matanya. Ia berusaha memutar otaknya untuk mengingat kembali, "wajib mengatur urusan rumah tangga. Menjaga keutuhan keluarga dan memperlakukan suami secara baik memenuhi norma─"
"Jangan mengarang. Aku juga bekerja, jika aku hanya berdiam diri di rumah mungkin pasal karanganmu itu berlaku untukku."
"Sayang.."
Baiklah. Jaehyun mengalah. Gatal sekali mulutnya ingin terus berdebat dengan istrinya itu. Tapi maaf saja─ Jaehyun masih ingin tidur satu ranjang dan memeluk Taeyong semalaman.
Taeyong berlalu melewati Jaehyun. Tangannya sibuk mengotak atik isi lemari mereka. "Berapa lama?" Tanyanya
"Memangnya kenapa? Kau takut tidak bisa menahan rasa rindumu?" Jaehyun berjalan mendekati Taeyong, tangannya sibuk mengelus pinggul ramping si manis.
"Kau melecehkan dan memerkosaku, kau melanggar undang undang─"
"Aku suamimu."
Taeyong menatap nyalang pria pedofil di depannya itu. "Kau tau? Jika tanpa persetujuan kedua pihak, tindakanmu termasuk pemerkosaan dan pelecehan! Dasar mesum sialan!"
Jaehyun mengangguk. "Ya, ya, ya terserah saja." Pria Jung itu memutar bola matanya malas. Lagipula kenapa juga tangannya mau menyentuh bokong rata itu? Dan kenapa penisnya mengacung sekarang? Shit.
*
*
*
Jaehyun sama sekali tidak pernah berpikir akan satu stage dengan mantan kekasihnya dulu. Oh sial mengapa semakin cantik sekali gadis itu?
"Jika ijazah yang menentukan tenaga kerja seseorang, lantas bagaimana dengan anak kurang mampu dengan kecerdasan rata rata tanpa ijazahnya?" Pemilik siaran televisi mulai mengajukan pertanyaan.
Tema kali ini memang membahas tentang ijazah dan pendidikan.
Gadis cantik yang menjadi rival Jaehyun itu tersenyum manis, "bukankah jika ia menyadari kecerdasannya, anak itu berusaha? Negara kita memiliki beasiswa bagi siapapun yang kurang mampu.." jawabnya dengan tenang.
"Dasar tolol. Bagaimana bisa jawaban yang ia berikan sangat tak bermutu?" Taeyong menjahit baju sambil menonton siaran televisi yang menayangkan perdebatan antara suaminya dan gadis tolol yang ntah siapa namanya.
KAMU SEDANG MEMBACA
[✓] Philosophy - Jaeyong
Fanfiction[BxB] [Mpreg] [Mature🔞] Sama sama memiliki sifat filsafat sangat sulit untuk bersatu bukan? Hakim dan pengacara yang sering berdebat itu tidak sepenuhnya rival─ mereka sepasang suami-istri. -Boys Love. -Don't read if you don't like it. -No plagiari...