05

10K 861 17
                                    

🔞🔞🔞

*

*

*

"Hhhh─ stop. Jaehyun!"

Taeyong benar benar hampir gila dibuat Jaehyun. Hukumannya benar benar─ sialan. Jaehyun mempermainkan dirinya!

Mentang mentang tenaganya kuat, seenak jidat Jaehyun menarik Taeyong dan mengikatnya hingga istrinya hanya bisa pasrah dan melemah. Jahat sekali kau, Jung!

Jaehyun menekan jari jarinya untuk masuk lebih dalam lagi. "Aku tidak tau harus memberikan hukuman seperti apa. Sepertinya ini sangat cocok.."

Jemari kurus itu mulai bergerak cepat; semakin cepat hingga menyentuh sesuatu didalam sana. "Is this?" Tanya Jaehyun dengan sengaja menggoda Taeyong.

"Aah! Unghh apa─ Jaehyun!"

Lelaki tampan itu tertawa saat jemarinya terlepas dan tidak lagi menyentuh kenikmatan istrinya. Menghukum dengan permainan seks tidak buruk.

Lagi. Dua jemari Jaehyun kembali masuk dan bergerak brutal agar dinding rektum Taeyong memberinya akses. "Bagaimana, Taeyong?"

"Mhm. Hnghh ah ah!"

Jaehyun menatap Taeyong. Ia menghentikan gerakan jemarinya untuk kedua kalinya. Taeyong dibuat kecewa lagi.

"Kenapa hanya mendesah? Tidak ingin memberikan penjelasan?" Tanya Jaehyun menatap si mungil yang mengangkang lemah di bawah kuasa Jaehyun.

"Mingyu kakak tingkatku dulu. Kami memang pernah menjalin hubungan─ akh! Shit jangan lagi ouhh hahh."

Jaehyun tersenyum bengis pada Taeyong. Rasanya hatinya terbakar oleh bara api cemburu yang membuatnya kehilangan akal. "Aku berharap lebih baik kau berbohong tentang hal itu."

Pria Jung itu kembali mengocok lubang Taeyong dengan tempo cepat; ia sedang melupakan kemarahannya. "Apapun. Aku membenci pria itu."

"Ahhhh! Jaehyun─ hentikan. Ahh." Taeyong menggeleng kuat. Ia menahan rasa pening yang menjalar di sekujur kepalanya. Rasanya nikmat namun ada rasa lain; ntahlah. Taeyong tidak dapat menjelaskannya.

Jaehyun menggeleng. "Aku cemburu, Jung Taeyong. Dia me-nyen-tuh-mu." Ucapnya sembari menenekan kalimat 'menyentuh'.

Terlihat bagaimana keras kepalanya Taeyong. Ia bahkan tidak berniat untuk meminta maaf; bahkan siapapun tau siapa yang bersalah disini.

Namun Taeyong berpikir lain. Sepertinya ia tidak ingin meminta maaf karena ada beberapa hal yang murni bukanlah kesalahan Taeyong. Tidak ingin rasanya ia meminta maaf walaupun ia memang bersalah walaupun tidak sepenuhnya.

"Jaehh akh ahhh! Apa apaan─ tolonghh unghh lepaskan!" Tangannya bergerak rusuh. Taeyong berusaha melepaskan ibu jari Jaehyun yang menutup lubang kencingnya; menghalangi pelepasan Taeyong.

Jaehyun menggeleng. Walaupun ada rasa tidak tega; namun Taeyong harus diberi hukuman setidaknya.

Tangan Jaehyun masih setia menutup akses pelepasan istrinya. Sedangkan tangan lainnya bergerak untuk mengusap tubuh molek pria manisnya itu. "Fuck Taeyong. Kau cantik, sangat cantik. Pantas saja banyak yang menginginkanmu.."

"Lepaskan! Ahh.." Lenguhan Taeyong terus mengalun; menjadi alunan merdu yang memanjakan telinga Jaehyun. Hingga rasanya hakim Jung itu enggan untuk melepaskan jemarinya dan membiarkan Taeyong terus melenguh dan mendesah.

Sial sekali. Taeyong benar benar kehilangan akalnya sekarang! Ia bergerak rusuh untuk menahan peningnya, "Jaehyun sialan!!"

Dijamahnya puting Taeyong. Jaehyun memilinnya lalu menariknya pelan. Sentuhan Jaehyun benar benar membuat Taeyong semakin tak kuasa menahan pelepasannya. "Lepaskan Jaehyun, aku mohon.."

[✓] Philosophy - JaeyongTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang