17

7K 626 17
                                    

Jaehyun meraba ranjangnya. Merasakan kosong pada sisi kanannya. Ia terbangun dan membuka matanya; tidak menemukan Taeyong di sana.

Pria Jung itu buru buru menuruni ranjang, berjalan mendekati pintu dan membuka pintu tersebut. "Taeyong.." ia memanggil─ atau sedikit berteriak. "Taeyong.." Jaehyun memanggil sang istri lagi.

Ia menuruni tangga, mencari cari sekitar untuk menemukan keberadaan Taeyong. "Taeyong.. aku tidak bisa tidur." Ucapnya sambil mencari. Dan sedikit panik.

"Taeyong, kau dimana?!" Lihatlah, semakin bertambah tingkat kepanikan sosok Jung Jaehyun itu. "Taeyong.. Taeyong.. Taeyong.. Taeyong.. Taeyong.. Taeyong.. Taeyong.."

"Aku di dapur!" Pekikan terdengar dari arah dapur. Itu membuat Jaehyun lega, dan menghela nafasnya. "Aku datang!" Jaehyun benar benar datang menghampiri, dan memeluk Taeyong dari belakang.

"Mengapa pergi?" Tanya Jaehyun.

Sedangkan Taeyong mengerutkan alisnya bingung. "Aku tidak pergi. Aku hanya lapar dan mengambil makanan ringan." Jawabnya pada sang suami.

"Mengapa lapar?" Tanya Jaehyun lagi. Oh sial, pertanyaan tidak logis apa itu? Sungguh tak bermutu.

Jaehyun tidak bisa ditinggalkan bahkan untuk satu menit pun. Ntahlah, pria Jung itu terlalu bergantungan pada Taeyong. Jika satu menit saja Taeyong hilang tanpa kabar, Jaehyun mungkin bisa menjadi orang gila.

Lalu bagaimana jika Taeyong pergi untuk waktu yang panjang? Apakah Jaehyun akan hidup? Dengan alasan apa?

"Lanjutkan tidurmu." Titah Taeyong pada Jaehyun. Sedangkan yang di perintahkan justru menggeleng, "Bersamamu." Ucap Jaehyun.

"Aku akan kembali nanti. Perutku masih lapar, kau tidurlah."

Jaehyun lagi lagi menggeleng. "Aku tidak mau. Aku akan menunggumu." Ujar Jaehyun tak mau kalah. Sudah di katakan sejak awal, tidak ya tidak!

"Aku akan memasak mie. Kau mau?" Taeyong bertanya.

Jaehyun menggeleng, "Tidak. Aku mau memakanmu saja."

"Aku lebih dulu membunuhmu." Mengancam dengan garang; yang mengundang gelak tawa dari pria Jung itu. "Cepat makan. Aku ingin memelukmu dan tidur." Titah Jaehyun.

Oh, apakah kalian tahu? Memeluk Taeyong hingga pagi adalah hal yang meyenangkan. Harum, nyaman, dan menggemaskan berpadu menjadi satu. Benar benar menakjubkan.

"Banyak bicara." Taeyong mengangkat mie yang sudah matang. Ia meletakkan bumbu dan mengaduknya. "Aku makan. Kau mau tidak Jaehyun? Kemari, biar aku menyuapimu."

Dengan cepat Jaehyun mendekat, membuka mulutnya untuk Taeyong. "Suapi aku." Astaga Jung.

Tangan Taeyong bergerak, menyuapi Jaehyun dan menyuapi dirinya juga. "Siapa yang menolak tadi?" Gumam lelaki cantik itu, menyindir Jaehyun yang bertingkah seolah tidak mengerti apapun.

Kemudian, Jaehyun menggelengkan kepalanya; menolak suapan Taeyong. Melihat lelaki manisnya makan saja sudah membuat kenyang. Yah, Jaehyun selalu memerhatikan wajah manis istrinya setiap hari, membuat Pria Jung itu selalu puas dan bersyukur.

"Sudah." Taeyong mengangkat mangkuk kotornya, mencuci dan menyusun kembali pada tempatnya. "Lanjutkan tidurmu." Ia menarik Jaehyun untuk kembali tidur.

Bagaimana bisa Jung Jaehyun menjadi seorang ayah jika seperti ini? Ayolah, pria itu terlalu kanak kanak untuk mengambil peran ayah. Membayangkannya saja membuat Taeyong tertawa.

*

*

*

[✓] Philosophy - JaeyongTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang