Pagi pagi sekali, suara dentuman sepatu memenuhi penjuru ruangan yang biasa disebut sebagai rumah itu.
Alas kaki dengan harga selangit itu saling bersahutan beradu dengan lantai rumah mereka. "Dimana berkasku tadi.." Taeyong bergumam panik.
"Dimana buku undang undangku?"
"Jangan bertanya padaku!" Taeyong benar benar diuji kesabarannya karena ulah suami sialannya itu. Mereka sama sama kehilangan benda─ Taeyong saja sedang mencarinya.
Bagaimana bisa dengan ringan tanpa bebannya ia menanyakan pada Taeyong yang notabenya pun sedang sibuk. Sialan!
"Aku berangkat." Taeyong menyambar kunci mobilnya; meninggalkan Jaehyun yang sibuk mencari buku hukumnya.
Memang tidak ada bumbu romansa diantara keduanya. Hanya ada pekerjaan, pekerjaan dan pekerjaan tanpa perduli sekitar; lebih mengarah pada Taeyong. Karena Jaehyun sudah berusaha mencari perhatian, tapi Taeyong lebih memilih pekerjaannya.
Baru saja Jaehyun ingin mengejar Taeyong untuk meminta setidaknya ciuman dan kata penyemangat─ tapi tertahan karena bau gosong memenuhi ruangan.
Astaga, sarapan roti gosong lagi. Tanpa istri cantiknya pula..
Kemudian Jaehyun menjalani hidupnya dengan bertransformasi menjadi duda mendadak. Jelas saja, Taeyong tidak memberinya perhatian..
Hanya kerja, kerja dan kerja yang ada di pikiran Taeyong. Ayolah! Mereka ini sudah kaya raya, sangat kaya raya. Lalu apa lagi yang Taeyong cari?
Terhitung dua jam sudah Jaehyun habiskan untuk mencari bukunya dan juga menggeram kesal karena istrinya yang tak pernah perhatian, keras kepala dan tidak romantis.
Drrttt! Drttt!
Ponselnya bergetar kencang membuat kesadaran Jaehyun kembali dan meraih benda persegi panjang itu.
"Halo?" Jaehyun menjawab dengan malas.
"Halo, tuan? Bisakah kau hadir dalam acara televisi kami nanti siang? Temanya adalah demokrasi─"
"Tidak bisa, kita belum memiliki perjanjian sebelumnya, tidak bisa mendadak untuk mengundangku." Jaehyun menyahuti dengan malas. Tangannya masih sibuk mencari buku miliknya itu.
"Tapi Tuan.."
"Aku bilang tidak, sudah ya jika tidak penting akan kututup panggilan─"
"Ini perintah Tuan Taeyong─ "
"Aku pasti datang, aku akan bersiap."
Jaehyun mengakhiri panggilan sepihaknya. Langsung saja pria Jung itu meraih handuk untuk mandi; kakinya beradu menyentuh keramik dengan tergesa gesa.
*
*
*
Taeyong sedang membaca bukunya dengan tenang. Acara belum dimulai, biarkan ia menghabiskan waktu untuk membaca buku terlebih dahulu.
"Bagaimana bintang tamu selanjutnya?" Pria dengan setelan jas merah maroon itu bertanya pada staff. Tangannya sudah memegang naskah, sepertinya orang itu akan tampil.
Gadis cantik dengan jabatan staff itu menggeleng, "maaf tuan, saya lupa membuat janji pada tuan Jaehyun. Saya baru menyelesaikan perjanjian pada bintang tamu lainnya kemarin.."
KAMU SEDANG MEMBACA
[✓] Philosophy - Jaeyong
Fanfiction[BxB] [Mpreg] [Mature🔞] Sama sama memiliki sifat filsafat sangat sulit untuk bersatu bukan? Hakim dan pengacara yang sering berdebat itu tidak sepenuhnya rival─ mereka sepasang suami-istri. -Boys Love. -Don't read if you don't like it. -No plagiari...