"Bagaimana cara memakai mesin ini?"
Lontar kata Clara yang sekarang berada di tubuh laki-laki ber-name tag Dante. Dante adalah pegawai taman bermain Mirabilandia, Italia.
Saat membuka mata tadi pagi, Clara terkejut dia berada di dalam tubuh laki-laki. Dia tidak menyangka bisa berwujud menjadi laki-laki juga. Tapi tentu saja Clara hanya mengikuti alur dan bersenang-senang.
Karena sedari tadi Dante hanya diam di depan mesin pengatur wahana itu, ada teman Dante yang datang dan menegurnya. "Hey, kenapa kau diam saja. Orang-orang sudah menunggu."
"Ah, tolong bantu aku. Aku tidak mengerti cara memakai mesin ini." Clara berkata jujur.
Tentu teman Dante itu terheran-heran, tapi tetap membantu. Clara tidak ingin asal tekan tombol, karena ini wahana yang lumayan menyeramkan dan bisa mengancam nyawa manusia kalau salah teknis. Jadi, lebih baik dia terlihat bodoh.
"Daripada kau hanya berdiam diri, lebih baik kamu mengambilkan minum. Dua botol ya, untukmu dan aku." Pinta teman Dante itu.
Clara menuruti kemauan temannya Dante karena dia juga merasa tidak berguna disitu, jadi dia pergi berjalan mencari kedai minuman di taman bermain itu. Begitu melihat kios kecil khusus minuman, dia langsung berlari menghampiri tempat tujuannya itu. Dante mengambil 2 botol minum dan langsung memberi uang.
"Dante! Bisakah kamu tolong gantikan aku untuk menjaga kios ini sebentar? Aku harus ke toilet sekarang." Kata penjaga kios.
"Hm, Timothy menyuruhku untuk membelikannya minuman."
"Biar aku nanti yang berikan."
Karena orang itu langsung mengambil 2 botol di tangan Dante dan langsung pergi berlari entah ke toilet atau kemana, Dante benar-benar menjadi penjaga kios.
Tak berapa lama, ada lelaki yang datang untuk membeli minuman. "Berapa harga minuman ini?"
Clara kaget melihat pembeli minuman di depannya itu. Lagi-lagi lelaki itu muncul. Dengan sosok yang sama. Ya, si tas navy.
Karena Clara hanya diam dan tidak bicara apa-apa, lelaki itu sampai bertanya pertanyaan yang sama sampai dua kali. Buru-buru Clara mencari tau harga minuman itu dari kertas yang tersedia di dalam kios.
Sebelum lelaki itu pergi setelah membayar, Clara mau bertanya sesuatu.
"Sebentar. Boleh tau siapa namamu?" Clara tidak menahan diri, padahal dia tau dia sedang berada di tubuh seorang laki-laki.
Pria itu tersenyum dan menjawab, "Namaku Edgar."
Senyum yang sama, dengan yang waktu itu pria itu berikan ke Alora saat mengembalikan gantungan kuncinya yang terjatuh. Iya, dia adalah orang yang sama. Dan akhirnya Clara mengetahui namanya sekarang.
Clara yang dulunya sangat-sangat tidak tertarik jika melihat teman lelakinya, sekarang dia merasa ada yang aneh jika melihat si tas navy itu. Clara belum merasa tertarik, tapi hanya merasa ada yang ganjal. Mungkin karena di setiap perubahannya, pria itu tetap sama wujudnya.
Clara's POV
Argh! Kenapa aku kembali?
Aku membuka mataku, dan yang aku tatap pertama kali adalah atap kamarku. Kenapa harus kembali sekarang? Tapi... Tidak apa, aku akan memberi tau Bianca saat sampai di sekolah.
Dengan begitu, aku cepat-cepat bersiap untuk ke sekolah. Saat turun tangga, yang aku lihat adalah ayahku yang sedang tertidur di sofa. Aku yakin, dia habis mabuk semalam. Dan belum bangun sampai jam segini, padahal dia harus berangkat kerja. Tapi itu tidak membuatku ada niat untuk membangunkannya.
。・:*:・゚★,。・:*:・゚☆
Setelah menaruh tas di dalam kelas, aku pergi mencari Bianca ke kelasnya. Aku mau memberi tau dia, apa kejadian yang baru saja aku alami 3 hari kemarin ini.
"Bianca! Kau habis dari mana? Aku mencarimu. Sekarang aku akan memberi tau mu sesuatu. Tapi jangan tertawa ya."
Bianca tercengang melihatku.
"3 hari kemarin, aku masuk ke tubuh orang lain. Di tahun yang berbeda. Pertama aku masuk ke tubuh perempuan bernama Alora, dia tinggal di New York di tahun 2012. Lalu—
"Kau habis kecelakaan?"
Euh, aku sudah duga. Respon Bianca pasti tidak percaya.
"Tidak! Aku benar-benar masuk ke tubuh orang lain dan di negara yang berbeda. Bahkan aku bisa berada di tubuh laki-laki." Jelasku.
"Laki-laki? Kau mandi tidak saat berwujud laki-laki? AHAHAHA" Bianca sangat cabul.
Aku memutar mata, sudah lelah bicara dengan Bianca. Seharusnya dari awal aku tidak menceritakan ini. Dia pasti menganggap aku bercanda atau depresi. Tapi memang, aku tidak punya bukti yang bisa meyakinkan Bianca.
"3 hari apa nya? Baru kemarin kita bertemu, Clar." Ucap Bianca.
Wow. Jadi selama 3 hari kemarin, waktu ku terhenti?
6 hari telah berlalu. Aku belum kunjung masuk ke tubuh seseorang lagi. Mana mungkin itu terjadi hanya 3 hari?
Apa itu hanya mimpi?
Ah, tidak mungkin. Itu terasa sangat nyata dan sangat lama. Aku benar-benar menghabiskan waktu 1 hari di tiap orang nya. Tidak mungkin kalau itu adalah mimpi. Aku juga bingung, bagaimana caranya untuk bisa kembali? Aku sudah melakukan hal yang sama, yaitu tidur. Apa ada hal yang lain yang membuatku berubah?
Terlebih, pria itu. Dia selalu muncul, seakan-akan aku ditakdirkan untuk melihat dia. Ah! Tidak. Kenapa harus seperti ini? Tidak. Aku tidak mengenalnya. Aku hanya penasaran, kenapa aku selalu melihatnya. Pria bernama Edgar itu. Dia sangat mencurigakan.
Senyumnya juga, manis.
Ah, lebih baik aku tidur. Daripada kepikiran orang itu terus-menerus. Siapa tau besok aku akan masuk ke tubuh artis atau siapapun itu? Ya, tidak ada yang tau kan.
——
home°
© banxnamilkeu ; 2022
KAMU SEDANG MEMBACA
✓ | home ❀彡
Fantasíac o m p l e t e d ✓ | short story | Joshua [홍지수] of Seventeen 𝐡𝐨𝐦𝐞. (n.) a place where you feel you belong, a place where you share love, laughter, and happiness apa yang akan kamu lakukan jika setelah bangun dari tidur kamu berada di rumah yan...