Tak tik tak tik.
Suara dari keyboard bertabrakan sedari tadi Clara berada di tempat ini.
"Isaac, bisakah kau memberiku potongan harga? Aku kan hampir setiap hari ke warnet ini, jadi ayolah."
Jadi, Clara sedang menjaga warnet yang dimiliki oleh teman Isaac, lelaki yang ia pinjam tubuhnya saat ini. Di Chicago tahun 2016, Clara heran kenapa masih ada yang menggunakan warnet.
"Tidak bisa, aku bukan pemiliknya." Sahut Clara ketus.
Remaja lelaki itu memasang wajah kecewa namun tetap membayar seutuhnya kemudian pergi begitu saja.
Di dalam tubuh pria itu, Clara merasa sedikit kesusahan. Karena tubuh dari Isaac yang bisa dibilang, obesitas. Dari tadi pagi, Isaac sudah dilontarkan pertanyaan yang sama terus-menerus, yaitu 'Kemana 4 patty burgermu, Isaac?' 'Tumben sekali kau tidak makan hotdog mu hari ini?' Dan masih banyak lagi pertanyaan tentang makanan.
Clara merasa sulit bergerak, bahkan kursi yang sedang dia duduki sekarang terasa sangat tidak nyaman dan sempit.
Tapi karena Clara merasa dia hanya harus menjaga warnet teman Isaac ini dan tidak perlu bergerak kemana pun, agak merasa aman. Dia hanya menunggu kedatangan Edgar.
Tidak tau sejak kapan Clara menjadi terobsesi dengan Edgar, atau mungkin memang dari awal dia melihat Edgar di kelas saat mengembalikan gantungan kunci itu. Ya, mungkin sejak saat itu Clara sudah merasa ada hal yang berbeda dari dirinya. Yang awalnya hanya ingin bersenang-senang dari kehidupan membosankannya, sampai tidak sadar kalau dia telah jatuh cinta pada seseorang yang tidak ia sangka sama sekali.
Bisa saja Edgar adalah bonus, begitu pikir Clara.
"Hai."
Clara yang tadinya sibuk menonton youtube di layar komputer, menoleh ke arah suara.
"Oh, hai!"
Akhirnya yang ditunggu-tunggu datang juga.
"Kau terlihat kelaparan di dalam tubuh Isaac. Apa kau mau aku belikan McDonalds?" Tanya Edgar.
"Aku tidak kelaparan, tapi Isaac kelaparan. Jadi, ya tolong belikan pria ini 2 burger ya." Clara mewakilkan perut Isaac karena tidak bisa pergi kemana-mana.
Edgar tertawa kecil, lalu pergi ke McD sebrang jalan.
Clara's POV
Setelah aku menghabiskan 2 buah burger besar ini, perut Isaac akhirnya diam juga. Edgar juga menemaniku makan sambil menjaga warnet yang isinya hanya aku dan Edgar. Tadi banyak orang, tapi sekarang mereka sudah pulang.
"Kau benar bisa mengenaliku secara langsung?" Aku sangat penasaran dengan cara dia langsung mengenaliku.
Dia berpikir sebentar, "Ya, karena tatapanmu memiliki ciri khas."
KAMU SEDANG MEMBACA
✓ | home ❀彡
Fantasiac o m p l e t e d ✓ | short story | Joshua [홍지수] of Seventeen 𝐡𝐨𝐦𝐞. (n.) a place where you feel you belong, a place where you share love, laughter, and happiness apa yang akan kamu lakukan jika setelah bangun dari tidur kamu berada di rumah yan...