15

1.2K 174 21
                                    

Jika ada yang bertanya kelanjutan siang itu dan berharap jawabannya adalah adegan ranjang yang panas antara Mew dan Gulf, maaf saja, kejadiannya tak begitu.
Saat tengah berciuman di tangga darurat, Mew entah bagaimana merasa seperti ada yang mengintai keduanya. Maka dari itu ia memutuskan membawa Gulf ke kamar yang tadi ia tinggalkan untuk mulai mencari makan siang.

Hatinya begitu senang dan berbunga ketika Gulf mengikuti, namun tak memungkiri pikirannya bercabang dengan firasatnya kala itu.
Jadilah keduanya menghabiskan waktu seharian itu dengan berbincang tentang enam bulan belakangan.

Banyak yang baru Mew tau dari Gulf. Dan yang paling membuatnya bahagia adalah fakta bahwa Gulf dikontrak perfilm. Jadi tak masalah jika ia tak lagi muncul ke depannya. Lagipula selain bayaran, kontrak itu hanya memuat perjanjian tentang privasi para aktor.

Bagi Mew, satu masalah selesai. Tak penting baginya tentang Gulf dimasa lalu. Yang terpenting, bagaimana menjaga Gulf sekarang. Juga kedepannya.

Dan setelahnya, mereka harus terikat rindu ketika waktu Mew di Chiang-Mai habis.
Hari itu ia kesana untuk menghadiri beberapa event. Dan setelah tiga hari disana, Mew harus kembali ke Bangkok.
Ketika itu Mew dengan tegas berkata,
"Tunggu aku di desa. Sebulan lagi akan kujemput calon pengantinku. Dirimu."

Jelaskan bagaimana Gulf tak memerah dan makin merasa? Padahal keduanya sudah tak lagi muda. Namun gombalan murah ternyata masih menjadi favorit mereka.

Gulf menunggu. Ia menunggu. Dan terus menunggu.
Hingga sebulan telah berlalu dan yang datang hanya sebuah kotak beserta surat.
Isinya adalah ponsel terbaru dengan tiga buah kamera di bagian belakang, lalu permintaan paling manis yang pernah Gulf terima selama hidupnya.
Penggalan yqng ia sukai adalah ketika Mew membujuknya agar tak berubah pikiran dan berlari pergi.

"Niatku tak berubah.
Pengantinku akan kujemput.
Pengantinku masih dirimu.
Jangan lagi pergi. Tak perlu lagi berlari. Tetap disitu dan jangan sembunyi.
Percaya padaku karena saat purnama bersinar paling terang, disanalah cintaku akan kujemput."

Alasan Mew tak menjemput tidak ia berikan disana. Namun begitu ponsel pintar itu menyala, panggilan masuk dari kontak bergambar hati merah muncul.

"Hal-"/"Halo, Gulf? Kau disana? Astaga. Syukurlah."

Mew terdengar sangat lega.

"Aku sudah berpikir kau akan menganggapku bohong dan pergi tanpa kata. Lalu menghilang dan butuh sepuluh tahun lagi untukku dapat melihatmu.
Itu mimpi terburukku.
Kau meninggalkanku lagi."

Gulf mendengar dengan seksama. Senyum tercipta pada wajah. Dan pengakuan Mew membawa sesuatu pada hati rapuhnya.

"Kau patut merasa was-was. Paketmu terlambat dua hari." Gulf membalas tenang.

"Ya. Aku tau. Dan jika pekerjaan tak menahanku disini, sudah kususul kesana. Sekalian kau kubawa kemari."
Nadanya terdengar serius.

"Mix disana memperhatikanmu. Lalu ada phi Mild. Terlebih lagi phi Earth yang pasti segera kemari dan melapor padaku.
Dan masih banyak lagi yang akan menyuruhku pergi."
Gulf berbicara lurus. Itulah mengapa ia tak masalah menunggu Mew sebulan ini. Atau dua atau tiga bulan setelah lagi.

"Maksudmu Bright dan Josh, benar?"
Mew menyimpulkan dengan sangat tepat. Gulf tak menjawab. Namun diamnya tentu menyetujui.
"Aku tak berbuat yang aneh disini, Gulf. Percaya padaku.
Aku tertahan karena pekerjaan. Kau tau, tanggungjawabku lebih besar kini.
Aku tak tau apa harus meminta izin lebih dulu atau bagaimana. Tapi aku akan memainkan film baru, Gulf. Bersama Davikah. Setelah sepuluh tahun, kami kembali bekerja sama."

The ActorTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang