8

13.8K 812 66
                                    

Sampai di rumah sakit, Jeno menanyakan dimana ruangan Jaemin setelah mendapatkannya dia langsung berlari keruangan Jaemin, di melihat Renjun dan Haechan dengan tatapan kosong dan mata yang sembab sedangkan Guanlin dan Mark dengan tangan terkepal erat jangan lupakan rahang tegas mereka yang mengeras.

Sampai didepan mereka, Guanlin melayangkan tonjokan nya kepada Jeno

"LO KENAPA KAYAK GINI JEN? KENAPA LO LEBIH PERCAYA SAMA ORANG LAIN DARI PADA ADEK LO SENDIRI HAH?! LO TAU JEN PAS GUA DENGAR JAEMIN KECELAKAAN DUNIA GUA RUNTUH JEN, HATI GUA SAKIT DAN TAMBAH SAKIT SAAT TAU KALO LO NAMPAR JAEMIN KARNA SEORANG JALANG" Guanlin, Sosok dewasa yang sudah menganggap Jaemin adik nya sendiri, setelah kehilangan adik kandungnya Guanlin merasakan kekosongan namun saat dia bertemu dengan Jaemin rasa sayang seorang kakak menyeruak, Guanlin menganggap Jaemin sebagai adik kandung nya, begitu juga dengan Jaemin yang menganggap Guanlin sebagai seorang kakak.

"maafin gua, gua tau gua salah tapi biarin gw ketemu Jaemin" ucap Jeno dengan suara lirih.

Tubuh Guanlin merosot dengan menjambak rambut nya sendiri, dia tidak mau kehilangannya sosok seorang adik lagi, cukup sekali dia kehilangan adik kandungnya tidak untuk Jaemin, Renjun sendiri sudah tau Guanlin menyayangi Jaemin hanya sebagai seorang adik.

Maka dari itu dia memaklumi nya. Renjun segera memeluk Guanlin dan menyembunyikan wajah Guanlin di dada nya, tangis Guanlin tambah deras dengan tangan yang meremas piyama belakang Renjun.

Renjun menghentikan aksi Guanlin yang menjambak rambut nya, Haechan sudah menangis deras di pelukan Mark yang juga meneteskan air matanya.

Dokter keluar dari ruangan nya segara Jeno menghampirinya

"bagaimana dok? adik saya selamat kan?" tanya Jeno dengan mata berkaca-kaca, Dokter Baekhyun nampak menghela nafas lalu

"Maaf, kami sudah berusaha semaksimal mungkin namun Tuhan berkehendak lain, Tuan Na Jaemin tidak tertolong dan waktu kematiannya pukul 21.45 WIB." Runtuh sudah pertahanan mereka semua, tidak ada yang bisa menahan tangis nya. Baekhyun sendiri ikut menangis melihat kelima pemuda dengan sorot mata rapuh.

"Njun, Nana kok ninggalin Alin juga, kenapa Nana malah ikut sama Minhee, Nana ga sayang ya sama Alin?" Guanlin menangis sesegukan di dada Renjun, Haechan sendiri sudah pingsan di pelukan Mark.

Jeno berlari keluar rumah sakit saat mendapatkan pesan dari anak buah nya bahwa mereka sudah berhasil menangkap Callista, dendamnya malam ini akan di balaskan.

Sampai di markas Jeno menghampiri Hyunjin dan bertanya di mana keberadaan Callista, Hyunjin membawa Jeno ke ruang penyiksaan.

"gue tinggal ya" ucap Hyunjin yang di angguki Jeno.

Jeno masuk kedalam ruangan dan melihat tubuh Callista tanpa sehelai benang pun, sangat menjijikan batin Jeno, Jeno menduga bahwa anak buahnya telah memakai Callista, namun dia tidak peduli.

Mendengar suara langkah kaki Callista langsung membuka mata nya, dan berbinar saat melihat Jeno menghampiri nya.

"Jen hiks... tolongin hikss... aku hikss... hikss... aku hikss... kotor hikss... mereka hikss... ngelecehin hikss... aku hiksss...  mahkota hikss... yang hikss... selama hikss... ini hikss... aku hikss... jaga hikss.... mereka hikss... ambil hikss... aku hiksss... kotor hikss... Jen hikss..." Callista merentangkan tangannya meminta Jeno menggendong nya namun bukannya menggendong, Jeno malah memotong kedua tangan Callista dengan samurai yang ia ambil di ujung ruangan. Callista sontak berteriak kesakitan saat merasakan tangan nya terpotong dalam keadaan sadar.

"gw ga pengen lama-lama. so, good bye bitch" Jeno memotong tubuh Callista menjadi tiga bagian lalu menelfon Hyunjin, Hyunjin sampai bersama beberapa anggota lain nya: Felix, Changbin dan Jeongin.

"lo gali lubang di belakang markas lo masukin ni mayat si jalang, trs bakar dan pendem." yang langsung di kerjakan oleh keempatnya.

"gw balik"

•••

Kabar kematian Jaemin langsung menyebar luas keseluruh penjuru sekolah, mereka semua merasa kehilangan terutama Ryujin, Yeji dan Somi. Mereka bertiga menganggap Jaemin sebagai adik nya. Siapa yang tidak mengenal Jaemin? Berandal manis kesayangan SMA Xavier yang membuat seluruh siswa dan siswi menyayangi nya.

Saat ini mereka berada di pemakaman Jaemin, tidak ada yang menangis hanya menatap kosong gundukan tanah di depan nya, Namun mata sembab tidak bisa membohongi nya, semalam Renjun dan Haechan menangisi kepergian sahabat nya, 17 Tahun mereka bersama dan berjanji akan bersama sampai tua, namun Jaemin mengingkari nya.

Begitu juga dengan Guanlin, bahkan Guanlin seperti mayat hidup kulitnya yang putih bertambah pucat karna semalaman berendam di bathtub dengan air sedingin es, air nya berwarna kemerahan karna darah dari tangannya, ya jika Guanlin sedang stress dia akan melakukan self harm, Ayah Guanlin yang melihat keadaan anak nya langsung panik dan menggendong kedalam kamar segara dia memanggil istrinya agar mengganti kan pakaian Guanlin yang basah dan berwarna merah.

Bunda Guanlin menangis tersedu-sedu terakhir kali mereka melihat Guanlin seperti ini saat anak bungsu nya meninggal dunia.

•••

Jeno menatap kosong foto nya dan Jaemin yang sedang tersenyum manis, kosong dan dingin. Seperti itulah suasana rumah Keluarga Na, dia tidak menyangka jika Jaemin anak menyusul Mommy dan Daddy Na.

2 Tahun kemudian....

2 Tahun berlalu begitu cepat kini Jeno, Mark, Haechan, Guanlin dan Renjun sudah lulus SMA, dan mereka semua berencana untuk tinggal bersama nemenami Jeno di rumah keluarga Na, Mereka sudah mencoba memaafkan Jeno dan mencoba mengikhlaskan Jaemin meski terkadang menangis dalam diam di kamar mandi.

Saat ini mereka sedang berada di taman kesukaan Jaemin, tempat mereka biasa menenangkan pikiran.

"udah 2 tahun kita kehilangan Nana, gw jadi kangen senyum dia, ketawa dia, apalagi kalo lagi ngerengek" Jeno terkekeh mengingat wajah lucu Jaemin saat merengek.

"Rame banget nih, lagi ngapain sih"

Jan berharap terlalu tinggi
Next?

Posesif -Nomin[END]✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang