0.9 moment

81 10 0
                                    

"Percaya diri adalah rahasia nomor satu dari kesuksesan."

- Anonim.

Sebelum baca bisa sambil dengerin lagu yang aku siapin ya, judul nya perfect- ED SHEERAN
Kayanya lagunya bakal ngefeal sama cerita ini ahaha.

Oke!

Happy reading
.
.
.
.

Saat ini Gisa dan Bima sedang duduk di depan supermarket, suasana canggung itu lah saat ini dirasakan oleh Gisa. Ia bingung mengapa ia di ajak ngobrol oleh laki-laki dihadapannya, apakah laki-laki tersebut akan marah terhadapnya karena telah menghajar dia waktu itu? Apakah Gisa akan di culik? Atau dia akan diculik dan di bawa ke markas dia? Banyak pertanyaan di benaknya. Ingin pergi dari sana, tapi ia yakin jika pergi dari sana akan di kejar hingga jalan sepi. Apalagi daerah yang akan di lalui Gisa itu jalan sepi.

Gisa pun memutuskan untuk menghubungi abangnya secara diam-diam. Saat akan mengirim pesan ia ingat, jika tadi saat ke supermarket ia membawa Mopi. Jika menghubungi abangnya bagaimana dengan Mopi? Masa Gisa akan meninggalkan motor tersebut di sini, itu tidak akan pernah terjadi. Karena Gisa sayangan menyayangi kendaraan motor yang di namai Mopi tersebut.

Gisa terlalu banyak berpikir, hingga tak sadar gerak gerik nya sedari tadi di perhatikan oleh Bima.

Bima yang sedari tadi merokok pun membuang puntung yang tersisa sedikit, menginjak ujung rokoknya. Setelah itu Bima meminum minuman yang ia beli tadi.

Setelah itu meletakan kan kembali kaleng minum tersebut di atas meja. "Btw gue mau nanya-nanya sama lu boleh?" Ijin Bima kepada Gisa, padahal ia sebelumnya tak pernah meminta ijin seperti ini. Melakukan apapun seenak hati.

Gisa yang semulanya menunduk karena sedang memikirkan cara pulang pun mendongak kan kepala saat lawan bicaranya bertanya padanya. "Boleh aja, mau nanya apa?" Kata Gisa.

"Ceritain gimana lu bisa tiba-tiba muncul, dan ngehajar anak buah gue dan salah satunya gue. Apa jangan-jangan lu salah satu rencana mereka? Pas mereka tinggal dikit, lu muncul dan ngehajar sisanya?" Tanya Bima beruntun, Bima sempat curiga tentang perempuan di depannya adalah salah satu rencana Rean.

Gisa yang di tanya seperti itu pun gelagapan, "eh, gak gitu. Jadi waktu itu gue lagi jalan-jalan sore. Ya kan gue tuh kan orang baru tuh di daerah itu, pas gue lewat jalan itu sepi dan ya gak banyak orang gitu kan. Nah gue niat hati pengen pulang, tapi karena gue orangnya males muter balik yaudah gue lanjut. Pas depan halte kok banyak orang yaudah gue perhatiin seksama. Eh rupanya lagi tawuran, pas itu gue pen nolong gitu karena ngeliat jumlah lawan lu cuma dikit banding lu."

"Yaudah gue datengin deh, gue juga gak kenal mereka dan gak kenal lu. Suer cuma bantu aja, kalo lu kit hati gue kalahin ye sorry sih hehe." Penjelasan panjang dari Gisa. Kan memang dari awal Gisa cuma ingin membantu, bukan seperti apa yang dipikirkan Bima.

Bima yang mendengarkan penjelasan dari Gisa hanya mengangguk kan kepala. "Tapi lu sekolah di SMA TRISATYA BANGSA kan?" Tanya Bima lagi.

"Eh? Emm iya gue sekolah disitu, emang ngapa?" Jawab Gisa.

Bima yang mendengar jawaban dari Gisa pun bersmirk, "berarti lu kenal sama Rean kan? Lu sama dia ada hubungan gak?" Bima bertanya dengan nada yang serius, itu membuat Gisa tidak nyaman. Memang ada apa dengan Rean? Terus juga kenapa Bima bertanya apa dia dan Rean memiliki hubungan? Memang apa urusan dia bertanya seperti itu?

"Iya, gue kenal Rean. Emang kenapa? Dan soal gue punya hubungan sama tuh orang apa gaknya, gue cuma sebatas teman sekelas dan sebangku doang." Jawab Gisa, ia bingung harus menjawab apa. Orang di depannya ini banyak bertanya, semoga saja orang tuanya dan abangnya tidak mencari dia.

𝐆𝐢𝐬𝐚𝐫𝐚 [On Going]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang