Chapter 20

490 48 7
                                    

Hening.

Suasana lokap tempat Blaze dan yang lainnya terasa sangat hening selepas kejadian tadi. 

Hingga satu orang membuka suara.

"Lambat! Payah! Lembek! Kau tak siapkan rancangan yang lagi matang!" kata kata tadi keluar dari mulut Cahaya. "Sekarang kau juga kena kurung dengan kitaorang" sambungnya.

"Ck! Hargai sikit usaha aku. And kau tak lupa kan, abang kau yang hensem lagikan bijak ni boleh cari solusi buat semua ni" balas Dark. Sempat lagi dia puji diri sendiri.

"Apa solusi kau?"

"Panggil aku abang susah ke?" tanya Dark.

"Kita cari solusi dulu"

Sementara yang melihat itu hanya bisa menganga.

"Lakonan yang bagus" ucap Dark.

"Kau pun. Dan ... mimpi yang menyeramkan" ucap Cahaya bergidik ngeri ketika mengingat kembali mimpinya saat itu. Ia berbohong saat berkata ia tak mengingat mimpi itu.

Salah, ia menguatnya, bahkan secara detail.

"Kau belum terangkan dengan diaorang semua?" tanya Dark saat melihat reaksi yang lainnya.

Cahaya memutar bola matanya "Malas"

"Bagaimana dengan Lunar?" tanya Cahaya.

"Aku yakin dia dapat atasi semua ni sendiri"

"Hmm ..."

"Boleh tolong terangkan?"

Cahaya dan Dark saling berpandangan.

"Kitaorang ...."

...

Ice keluar dari gedung siaran berita dengan rekaman yang ia cari. Bagaimana ia boleh dapat rekaman tu? Biarlah Ice dan Tuhan saja yang tahu.

Kini niatnya ingin ke Inferno Kingdom dan bertanya langsung tentang kejadian itu.

Tapi kakinya terhenti apabila hampir sampai di Inferno Kingdom.

"Aku ... tak yakin" lirih Ice.

Ia tak yakin jika orang orang di Inferno Kingdom akan menyambutnya dengan baik. Apalagi, setelah yang dilakukan ayahnya dahulu kepada Inferno Kingdom yang membuat tali persahabatan kedua kerajaan ini melonggar. 

Walau Ice dan Blaze tak de kaitan langsung dengan semua tu, tapi tetap saja kerajaan mereka yang terlibat dan ayah mereka sendiri dalang dari semuanya. Bukan hanya persahabatan dua kerajaan, tapi persahabatan sekaligus tari persaudaraan mereka menghilang.

Ice mengepalkan tangannya erat "Ini semua salah ayah!" ucap Ice merutuki sang ayah, sang dalang dari semuanya. Ia tak boleh menyalahkan ayah dari Blaze, toh ayahnya diluan yang memulai. Walau Blaze berkata lain.

Dalang dari kelonggaran persahabatan kedua kerajaan.

Dalang dari apa yang membuat ia dan Blaze terpisah.

Dalang yang merenggut semua kebahagiaannya.

Rasa kecewa, Marah, Sedih, kesal, semua bercampur aduk. Namun menghilangkan semua itu dari pikirannya.

Ia hanya fokus untuk tujuannya yang sekarang.

Menyelamatkan Blaze.

Seven Elements Prince (Slow Update)🌟Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang