3. UKS

104 16 2
                                    

-- Masih flashback kejadian hormat bendera ---

Yeji terbangun dan menyadari ia berada di atas brankar UKS. Sama seperti di semua ruang kesehatan, ruangan yang sedang ia tempati memiliki bau obat yang cukup menyengat. Dan Yeji tidak suka itu.

Gadis itu memegang kepalanya yang menurutnya semakin pusing dengan semua bau obat yang masuk ke hidungnya.

"Jangan bangun dulu. Lo butuh istirahat sebentar lagi." Suara seseorang mengejutkan Yeji yang memang sedang bersiap untuk bangkit dari posisi tidurnya. Gadis itu melirik ke sumber suara. Ternyata itu siswa yang menatapnya tajam saat dia hormat kepada tiang bendera.

Yeji terkejut. Namun ia berusaha menyembunyikan keterkejutan di wajah cantiknya itu.
"Makan nih. Lo belum sarapan kan?" Ujar siswa itu sambil menyodorkan kantung plastik putih berisi makanan.

Yeji mengerutkan keningnya. Memandang siswa itu dengan bertanya-tanya.
Melihat Yeji yang tak segera bereaksi, siswa itu meletakan plastik tepat di samping Yeji duduk.

Yeji terus memperhatikan gerak gerik pemuda yang sepertinya belum menunjukkan gelagat akan pergi dari ruangan berbau obat itu.
Setelah beberapa saat siswa itu kembali ke posisi saat Yeji pertama kali melihatnya. Duduk di samping brankar tempat Yeji berbaring.
Siswa itu membawa beberapa obat di tangannya.

"Makan dulu. Kayaknya lo butuh ini." Katanya sambil menunjukkan tablet obat yang ia bawa.Namun Yeji masih diam di posisi yang sama.

Melihat Yeji yang sepertinya masih enggan menanggapinya, siswa itu tiba-tiba menjulurkan tangan kanannya.
"Lino. Nama gue Lee Minho. Panggil aja Lino." Ucapnya dengan nada bicara dan raut wajah yang sedikit datar.

Cukup lama Yeji terdiam sambil melihat uluran tangan siswa yang mengaku namanya adalah Lino itu.

"Ye..Yeji. Hwang Yeji." Ucapnya sedikit ragu-ragu sambil menyambut tangan siswa itu. Siswa itu kemudian tersenyum tipis. Yeji tak bisa bohong, senyum itu sangat menarik saat hadir di wajahnya siswa itu. Yang mana Yeji mengakui bahwa wajahnya sangat tampan.

"Kenapa Lo masih di sini? Bukannya ini masih jam pelajaran?" Tanya Yeji pada Lino. Ia melihat jam dinding di ruangan itu yang masih menunjukkan pukul 10 pagi.

Lino tersenyum dan tidak segera membalas. Pemuda itu lalu meraih kantong plastik yang semula ia berikan pada Yeji dan mengeluarkan bungkus makanan yang ada di dalamnya.

"Mending lo makan dulu. Kayaknya lo belum sarapan." Ucapnya masih dengan sedikit datar. Yeji menjadi semakin heran saja.

"Kenap.." ucapa Yeji terhenti.
"Gue lagi jam kosong pas Lo pingsan tadi. Jadi gue bawa lo kemari buat istirahat." Ucapnya memotong ucapan Yeji.

"Ken..." Lagi-lagi ucapan Yeji terhenti.

"Gue gak tau lo kelas apa. Gue gak bisa manggil temen lo buat nemenin lo." Ucapnya masih terdengar dingin.

"Jadi gue mutusin tetep di sini nemenin Lo. Kasian juga kan kalo sendirian. Berasa gak ada yang peduli." Ucapnya panjang lebar.

Yeji mengerucutkan bibirnya. Agak kesal saat ucapannya terpotong beberapa kali.
"Udah makan dulu aja!" Perintah lino kepada Yeji.
Yeji ogah-ogahan melihat makanan yang disodorkan Lino. Sungguh sekarang ia tak punya selera makan sama sekali.

"Ayo makan!" Ucap lino lagi.
Yeji menggeleng dengan tatapan memelasnya kepada Lino.

"Cepet makan. Gue gak bisa nemenin Lo terus di sini. Bentar lagi udah ganti jam pelajaran." Ucap lino terdengar memaksa.

"Ya udah, Lo tinggal pergi aja. Gue juga udah gak papa kok." Ucap Yeji.

"Gue udah mutusin buat nolongin Lo. Dan gue gak bakal pergi sampe Lo baik baik aja." Tegas Lino lagi.

Deepest Love - Yeji Leeknow (Hiatus)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang