26. Without You

27 2 0
                                    

Sudah dua minggu tak ada sedikit kabar pun dari Lino. Namun kali ini gadis kucing itu tak seresah beberapa minggu yang lalu. Saat situasi yang sama sempat terjadi. Saat tak ada kabar apapun dari kekasihnya.

Ucapan Lino malam itu sangat berpengaruh pada ketenangan hatinya. Ia yakin Lino tidak dapat menghubunginnya karena sedang fokus belajar.

Sekarang tersisa dirinya yang akan menghadapi ujian. Sebulan lagi ujian kelulusan akan berlangsung. Linonya sudah berpesan, jika ia harus tetap semangat belajar dengan atau tanpa kabar dari Lino. Dan sekarang itulah yang ia lakukan.

Belajar dengan rajin. Tetap tersenyum walaupun ucapan Lino malam itu tentang kekasihnya yang akan jarang menghubungi menjadi kenyataan. Teman-temannya yang lain juga saling mendukung. Layaknya murid SMA lainnya. Solidaritas semakin terasa manakala sudah berada di penghujung masa.

Tentang Hyunjin dan Jeno. Yeji sudah lama berdamai dengan kedua orang itu. Jeno sekarang menjadi teman baiknya. Walaupun bukan teman dengan kedekatan yang lebih, namun tak ada permasalahan antara mereka.

Khusus untuk Hyunjin. Yeji juga tidak tahu kenapa. Tapi orang itu menjadi orang terdekatnya saat ini. Pemuda itu bilang hanya ingin menjaga Yeji sebagai teman. Dan Yeji menghargainya. Walaupun terkadang Hyunjin memperlakukannya lebih dari apa yang seharusnya dilakukan oleh seorang teman.

Hyunjin bilang bahwa dia berusaha menempatkan diri sebagai teman. Teman yang peduli. Teman yang menyayangi. Awalnya Yeji enggan. Dengan tegas ia berkata bahwa perasaannya tetap utuh untuk Lino, walaupun raga mereka jauh. Dari dulu seperti itu, dan Yeji tak pernah berencana untuk memberi kesempatan pada orang lain untuk mengambil celah lain di hatinya.

Hyunjin bilang dia sudah tahu. Hyunjin bilang dia tidak akan mengganggu. Hyunjin juga bilang jika ia hanya ingin berada di dekatnya. Hanya ingin menjaganya. Setidaknya hingga masa SMA mereka. Pemuda itu bilang bahwa tidak mungkin ia bisa mengabaikan Yeji selama gadis itu masih dengan jelas di hadapannya. Dan Yeji memilih untuk menghargai itu.

Seperti yang terjadi malam ini. Hyunjin baru saja menghentikan mobilnya di depan gerbang rumah Yeji. Keduanya baru saja pulang dari jadwal les tambahan. Menjelang ujian memang banyak anak yang semakin intens belajar. Termasuk juga mereka berdua.

"Terimakasih Hyunjin." Ucap gadis itu tulus begitu berhasil turun dengan aman melalui pintu yang dibukakan Hyunjin. Hyunjin pun membalasnya  dengan tersenyum. Pemuda itu tak mengatakan apapun. Hanya memandangnya dari tempatnya berdiri.

Yeji hanya diam. Menunggu apapun yang akan dilakukan atau dikatakan oleh Hyunjin.

"Wae?" Tanya Yeji pada akhirnya. Ia tak bisa bersabar lagi saat orang yang ditunggu hanya berdiri diam dengan senyuman.

Hyunjin hanya menggeleng pelan. Pemuda itu masih setia tersenyum dan memandanginya penuh kelembutan.

"Kau tidak pulang?" Tanya Yeji.

"Mian, aku tidak berniat mengusir. Tapi ini sudah malam, aku tidak bisa menawarimu mampir." Ucap Yeji.

"Ani, aku akan pulang. Terimakasih." Balas Hyunjin pada akhirnya.

"Wae? Harusnya aku yang berterima kasih." Ucap Yeji. "Gomawo Hyunjin-ah." Lanjutnya sedikit kikuk.

"No! Aku yang berterima kasih." Ucap Hyunjin.

"Wae?"

"Karena kau sudah mengijinkanku untuk melindungimu."

Yeji menatap Hyunjin dengan rasa bersalah. Apakah akhir-akhir ini ia terlalu membiarkan Hyunjin? Apakah  apa yang ia lakukan telah memberikan harapan pada Hyunjin?

Yeji masih yakin betul dengan perasaannya. Hatinya untuk Lino. Dari dulu, hingga sekarang. Dan ia tak berencana mengganti Lino dengan orang lain. Sama sekali tidak berencana.

"Hyunjin-ah.... Aku...." Ucap Yeji dengan nada bersalah.

"Araseo.. Aku tahu Yeji. Selalu tahu. Aku hanya ingin berterimakasih karena kau mengijinkanku berada di sampingmu." Ucap Hyunjin memotong ucapan Yeji. Ia tahu persis apa yang akan gadis itu katakan.

"Mianhae.." lirih Yeji.

"Tidak apa. Aku cukup bahagia dengan hanya menjadi temanmu." Ucap Hyunjin sambil mengusap lembut rambut Yeji.

"Na kanda..." Lanjutnya lagi sebelum akhirnya berbalik dan kembali masuk ke mobilnya.

Yeji hanya bisa membalas tersenyum saat Hyunjin tersenyum padanya tepat sebelum pemuda itu melajukan mobilnya.

"Mianhae Hyunjin-ah.. Gomawo." Lirihnya saat menyaksikan mobil Hyunjin mulai menjauh.



_________________
____________________

Halo gaess...
Sudah lama tidak berjumpa yaa!!!

Harap maklum, real life nya author bener-bener lagi banyak tugas banget.

Kalian pernah ngerasain tugas yang satu belum dikerjain, terus dapet tugas lagi gak?

Nah, posisi author sedang kayak gitu. Banyak banget tugas menumpuk yang  melambai-lambai minta segera dikerjakan. 😭

Ditambah lagi karena banyak tugas itu, imajinasi author gak selancar kalo lagi libur.

Jadi harap maklum ya,🙏

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: May 21 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

Deepest Love - Yeji Leeknow (Hiatus)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang