24. Galau

48 7 5
                                    

Hari-hari berlalu dengan tak terasa. Matahari berganti timbul dan tenggelam pada waktunya. Sudah hampir dua tahun semenjak Lino pergi menuntut ilmu di kota orang.

Jika dihitung, ini adalah semester ke empat Lino berkuliah. Dengan kata lain, ini juga adalah tahun ke tiga Yeji menduduki bangku sekolah menengah atas.

Kehidupan sekolah Yeji berjalan baik-baik saja. Hubungannya dengan Hyunjin juga mulai membaik. Keduanya mulai menerima hidup sebagai teman. Atau mungkin hanya Yeji yang menganggapnya begitu?

Yaa.. bagaimanapun kita tidak bisa mengetahui isi hati seseorang kan? Jadi, sementara ini Yeji beranggapan bahwa mereka sudah berteman baik.

Ryujin? Gadis itu baik-baik saja. Oh iya, dia berstatus sebagai kekasih seungmin semenjak pertengahan kelas sebelas.

Bukankah mereka perpaduan yang unik? Ryujin yang tomboy dan slengean, sedangkan seungmin yang savage dan sedikit lebih pendiam.

Tapi jangan salah sangka! Walaupun begitu, Seungmin ternyata tipe-tipe cowok bucin yang mau-maunya melakukan apa saja demi Ryujin. Bahkan bersedia memanjakan Ryujin!!! Omo..

Seperti hari ini contohnya. Ryujin mengeluh sakit gigi saat jam pelajaran berlangsung. Pemuda itu langsung mengurus segala macam prosedur perizinan sekolah dan membawa gadis itu ke dokter. Tidak peduli hari ini ada mapel matematika kesukaannya, pemuda itu rela menemani Ryujin yang sangat takut dengan dokter gigi.

Ryujin? Dia tak kalah bucin! Dokter adalah jenis manusia yang paling ia hindari. Apalagi dokter gigi. Ryujin anti! Anti sekali dengan jenis profesi itu. Tapi lihatlah! Hanya seorang Seungmin yang mampu 'menyeret' gadis itu ke dokter gigi tanpa benar-benar menyeretnya.

Dan sekarang Yeji. Bagaimana keadaan gadis itu hari ini? Jika kau ingin tahu, gadis itu sedang galau. Galau berat!

Bagaimana tidak?! Sekarang waktunya istirahat, tapi tak ada Ryujin, tak ada Seungmin? Sepi. Ditambah lagi ia memikirkan perubahan yang terjadi diantara ia dan Lino. Kekasihnya.

"Hufftt... Tumben banget kak Lino nggak bales chat aku." Ucap Yeji gusar.

Yeji menempelkan sebelah pipinya di atas meja. Tempat ia belajar selama enam bulan duduk di kelas dua belas. Hari ini adalah hari pertamanya di semester genap. Semester terakhir bangku SMA, semester dimana ujian-ujian berderet mengantri untuk dilaksanakan.

Yeji menghela nafas panjang. Ia kemudian berganti posisi. Duduk denan dagu yang sempurna menempel di mejanya. Memandang lekat ponselnya penuh harap. Tentu saja ia berharap ada kabar datang dari kekasihnya itu.

Ttiinggg....

Ponselnya berdenting pelan. Tanpa babibu Yeji langsung meraih ponselnya. Gadis itu menegakkan badannya bersemangat untuk melihat pesan yang baru saja masuk.

Matanya meredup tatkala mendapati bukan Lino yang mengirimi pesan. Entah kenapa tiba-tiba matanya memanas. Rasanya begitu menyakitkan saat harapan yang besar pupus begitu saja dalam hitungan detik.

Yeji kembali menempelkan kepalanya di atas meja. Kali ini ia bertumpu pada kedua lengan yang ia tekuk dan menyembunyikan wajahnya di sana.

Ia menyadari sesuatu. Linonya telah berubah. Sebelumnya semuanya baik-baik saja. Sampai sesuatu terasa berbeda semenjak ia berganti status sebagai kelas dua belas.

Awalnya seperti biasa saja. Namun jarak terasa sedikit demi sedikit tercipta diantara mereka.

Saat liburan kenaikan kelas misalnya. Lino hanya menemuinya sehari. Itu pun hanya sebentar. Tak sampai seharian penuh.

Namun saat itu Yeji tak mau ambil pusing. Lino masih sering menghubunginya lewat ponsel. Mereka masih sering bertelepon atau melakukan panggilan video di sela-sela kesibukan Lino.

Deepest Love - Yeji Leeknow (Hiatus)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang