Otak Mendidih

71 14 0
                                    

°
°
°

Tangan lentik itu begitu lincah memotong berbagai sayur-sayuran lalu memasukan nya ke dalam panci. Ia membuka lemari kecil. Lalu mencari sesuatu. Mendapatkan apa yang ia dapat wanita itu meletakan nya di meja.
Akan tetapi saat membuka nya ternyata hanya tersisa sedikit.

"Sarada!" wanita itu memanggil anak tunggal nya. Dan beberapa detik kemudian muncul seorang gadis berusia 14 tahun dengan rambut hitam pendek nya. "Ada apa ma?"

"Mama ke habisan garam,tolong belikan garam ya" ujar wanita itu,Sakura. Sarada mengangguk. Setelah mengambil uang ia pamit pergi tapi baru saja ingin menyentuh ganggang pintu. Suara sang kepala keluar membuat gerakan nya terhenti. "Kenapa tidak memakai kerudung mu?".

Sarada menoleh ia melihat ke arah Sasuke yang baru saja turun dari lantai atas. "Aku hanya ke warung pa,lagi pula warung itu ada di sebelah rumah kita" ujar Sarada. Sasuke menatap anak semata wayang nya, melirik Sakura yang sedang memasak. "Sakura!" panggil Sasuke.

Sakura yang mendengar suara suami memanggil nya menoleh. "Kenapa?"

"Tidak apa kan lama sebentar?" ujar Sasuke. Sakura tersenyum lalu mengangguk. "Tak apa".

Setelah mendapat izin. Sasuke mendekat ke arah Sarada yang masih berdiri lalu mengetuk dahi sang anak dengan kedua jari nya. "Pakai lah kerudung mu" perintah Sasuke. Sarada hanya menghela nafas. "Baiklah" baiklah ia akan menurut. Gadis itu pergi ke kamar nya untuk menggunakan hijab nya. Sasuke yang melihat itu hanya tersenyum tipis. Ia menghampiri Sakura yang masih sibuk masak untuk makan malam mereka.

"Pergaulan bisa mempengaruhi anak itu, jika ia mengerti mana yang baik. Pasti akan menjauh secara perlahan dari pergaulan itu". Ujar Sakura. Sasuke menatap Sakura di samping nya. "Dulu,kau begitu. Tapi,iman mu kuat. Di saat teman mu berpacaran kau tetap pada pendirian untuk tidak pacaran." Sasuke mengingat saat mereka masih sekolah menengah atas. "Kau bahkan menjaga jarak dengan lelaki" lanjut nya. Sakura hanya tersenyum. "Saat itu aku berusaha menahan godaan dunia".

"Ma,Pa...aku pergi beli garam sekarang!" seru Sarada. Setelah mengatakan itu ia memberi salam. Dan di jawab oleh suami istri itu. "Ketika dia pulang nanti,tolong beri dia nasehat. Sarada mana mungkin menurut dengan ku" ujar Sasuke. Sakura terkekeh, memang saat hamil Sarada Sasuke jarang sekali berada di samping nya karena sedang ada urusan bisnis di luar kota. Dan ternyata itu membawa pengaruh terhadap kedua nya. Sarada dan Sasuke tidak bisa akur. Mereka selalu bertengkar kecil dan hanya Sakura yang bisa melerai mereka berdua.

Setelah Sarada kembali dengan membawa garam dan Sasuke yang duduk di meja makan dapur. Saat ini hanya ada suara alat-alat dapur yang Sakura gunakan dan Sarada yang membantu.

"Nak,kalau kau keluar rumah. Gunakan lah kerudung mu" ujar Sakura. Sarada mendengar kan nya. "Iya"

"Walau hanya di depan rumah tetap harus menggunakan nya ya?. Kau tahu,jika seorang perempuan keluar rumah tanpa menutup aurat nya. Itu sama saja dengan papa mu yang berdiri satu langkah di depan deras nya api Neraka". Sakura tersenyum melihat anak nya yang termenung.

"Bukan hanya itu,jika kau tidak ingin menutup aurat mu. Maka di Neraka nanti rambut mu akan di gantung hingga otak mu mendidih karena panas nya api Neraka".

Sarada tersentak ia menatap sang ibu. "Mendidih?!". Sakura mengangguk. "Seperti Hadis Riwayat Bukhari dan Muslim, Rasulullah SAW. Bersabda : ' wahai anak Fatimah! Adapun perempuan-perempuan yang akan di gantung rambut nya hingga mendidih otak nya dalam Neraka  adalah mereka itu di dunia yang tidak mau menutup rambut nya dari pada di lihat laki-laki yang bukan mahram nya' " Sakura menatap anak nya. "Jadi,mulai sekarang jika keluar rumah pakai lah kerudung mu" ujar Sakura. Sasuke yang memperhatikan dari belakang tersenyum tipis. "Kau tega papa mu ini berdiri satu langkah di depan Api Neraka,hn?" Sasuke mengatakan itu membuat Sarada kembali termenung. Sakura yang melihat itu gemas. Ia menangkup kedua pipi Sarada gemas.

"Nak,jadi lah anak sholehah yang mau menutup aurat nya karena Allah, juga hindari pergaulan yang bisa membawa mu ke dalam kenikmatan dunia yang sementara. Cari lah teman yang bisa membawa mu terasa dekat dengan Allah". Nasehat nya. Sarada mengangguk lalu tersenyum sambil menggenggam tangan sang Ibu. " Ha'i !"

"Sarada!" Sarada menoleh saat Sasuke memanggil nya. " ya,pa?"

"Jangan pacaran,jika kau pacaran siap-siap menghadapi mama mu itu" Sarada menatap Sakura ia melihat wanita di depan nya yang sedang tersenyum.

"Ha'i"



































"Kamu boleh bergaul dengan siapa pun tapi, jangan sampai pergaulan itu mengubah diri mu menjadi buruk"


































































End
[Otak Mendidih]




Hehe author kembali maaf baru update.

Tinggal 1 chapter lagi deh di tunggu ya. Sisa nya Author bakal ketik kata-kata Motivasi dari Grub Hijrah atau IG yang author punya Insyaallah bermanfaat ♡͙♡͚₍⸉ॢ⸍͕͈ ˕̫ ⸌͔͈⸊ॢ₎♡͚♡͙

Jangan lupa VOTE!!

ONESHOOT SASUSAKU/NARUTO FRIEND'S | ISLAM [Tamat]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang