2 | Keisuke Baji - Bloody Halloween (part. 2)

129 8 0
                                    

Seminggu lalu, Aku sedang duduk di dalam bus, dalam perjalanan dari Tokyo menuju Yokohama. Aku menatap jalanan dengan melamun, Kematian Baji membuatku kehilangan rasa semangat.

Hatiku terasa sangat sakit setiap kali mengingat momen bersama Keisuke Baji. Seharusnya aku tidak membentaknya saat di alun-alun. Aku tidak bisa mengerti posisi Kei. Aku bukanlah kekasih yang baik untuk Kei, aku menyalahkan diriku sendiri.

Di Yokohama, aku akan pindah sekolah. Dan tinggal bersama dengan nenekku. Karena beberapa masalah terjadi dengan keluargaku setelah kematian Baji.

Aku jadi teringat, saat Kei mengajakku berlibur di Yokohama, dan menikmati jalanan kota dengan motor miliknya di malam hari.

Saat itu libur musim semi, bunga-bunga bermekaran di sepanjang jalan. Kei mengajakku ke sebuah taman bunga yang terdapat berbagai macam bunga disana. Sebuah kafe terletak di tengah taman yang luas itu.

Terluput dari sikapnya yang dingin, sebenarnya Kei itu romantis. Dan ya, seringkali teman-temanku di sekolah sering mengejekku karena berpacaran dengan Kei.

Pasalnya, Kei selalu berpenampilan seperti siswa culun dengan kacamatanya. Tapi setiap kali dia di luar sekolah, penampilan Baji sungguh berbeda.

Rambut hitamnya di gerai, tanpa kacamata culunnya pastinya. Sebuah anting terdapat di telinga kirinya.

Aku selalu ingin menangis setiap kali mengingat momen spesial di taman itu. Kei memberiku sebuah bunga mawar dan menyampaikan sebuah puisi. Aku tertawa dalam hati karena mendengar puisi Kei, tidak seperti Kei, pikirku, dari mana dia belajar cara menyampaikan puisi seperti itu.

Aku ingin mencintaimu dengan sederhana
dengan kata yang tak sempat diucapkan
kayu kepada api yang menjadikannya abu

Aku ingin mencintaimu dengan sederhana
dengan isyarat yang tak sempat disampaikan
awan kepada hujan yang menjadikannya tiada

Tidak ada hari paling menyakitkan bagiku selain hari ini. Hari peringatan kematian Baji setelah satu tahun kematiannya. Bloody Halloween. Siapa yang tidak tahu tentang tragedi mengerikan itu, yang memakan 1 korban meninggal, dan 1 orang di penjara.

Aku masih terbayang-bayang tentang Kei walaupun sudah setahun berlalu. Kei bukanlah orang yang mudah mengeluarkan isi hatinya, dia kebih sering memendamnya.

Seperti kejadian Bloody Halloween waktu itu. Aku sama sekali belum bisa paham, kenapa Kei harus keluar dari Gang Toman dan bergabung dengan Gang Valhalla, agar menjatuhkan Kisaki. Kenapa dia harus mengorbankan dirinya sendiri, Kenapa? Kenapa?

Haruskah aku menyalahkan Tora? ataupun Mikey? Aku tidak bisa berbuat apa-apa dan hanya bisa menyalahkan.

Akhir pekan di musim semi, aku berbaring diatas karpet yang aku bentangkan di atas rumput di bawah pohon pink blossom. Terik mentari masuk melalui celah-celah diantara dedaunan pohon.

Bunga-bunga bermekaran di cuaca yang bagus dan segar, aku menidurkan kepalaku di pangkuan seorang laki-laki yang sangat kusayangi. Rambut hitamnya tergerai, karena posisinya yang menjorok ke depan dengan menatapku, aku bisa memainkan rambutnya yang seperti rambut duta Yantene.(Pantene)

Dia tersenyum padaku dengan menampilkan gigi taringnya. Dia mendekatkan wajahnya padaku dan pipiku memerah, menutup kedua mataku dengan tanganku.

Ctak!

Dia menyentil dahinu dengan jarinya, dan terkikik karena hal yang aku salah pahamkan tadi.

"Iihhh, kamu!!" Aku berkata dengan malu dan memeluk laki-laki di depanku dari depan, membuatnya mengelus-elus rambut cokelat milikku dengan lembut.

Dia mendekatkan bibirnya ke telingaku dan berbisik "Kamu pikir aku mau ngapain?" Ujarnya dan aku semakin erat memeluknya karena malu. "Tidak tahu, ah!" Ucapku.

"Hahahaha" dia tertawa dan mengubah posisiku menjadi duduk, menghadap padanya.

" Aku nggak bakal ngapa-ngapain kamu, kan belum sah, hehe" ucapnya cekikikan, dan mencubit kedua pipiku dengan kedua tangannya.

" Ihhh, Keiii!!! " Teriakku dan memukul-mukul dadanya. " Nggak banget bohongnya, awas ya sampai ngapa-ngapain" ucapku dengan mengerucutkan bibirku.

" Kenapa awas? Kan kamu mau juga? Hayo?" Ujarnya dengan menggodaku. Aku memalingkan wajahku ke kanan, menyilangkan kedua lenganku ke depan, dan pura-pura kesal dengan Kei.

"Sayang, jangan marah dong" rayunya padaku, kemudian mendekap kedua pipiku dengan kedua tangannya. Dengan tidak sengaja membuat wajahku menatap Kei seketika. Mata kami saling menatap, Kei menampilkan senyumnya, dan-

Cup!

Kecupnya di dahiku, "tuh kan!!!", Aku melepas tangan Kei dari pipiku dan tersipu malu. "Tapi kamu suka" ucapnya padaku denga terkikik. Kei memelukku, membuat kepalaku bertengger di pundaknya.

"Kei, jangan tinggalkan aku ya" ujarku dan semakin memeluknya dengan erat. Aku tidak mau kehilangan seorang Keisuke Baji, tidak akan pernah, dan tidak akan pernah mau. "Iya, tidak akan pernah" jawabnya dengan mengelus rambutku lagi. "Janji?"

Tapi sekarang, aku tidak akan pernah bisa bertemu Kei lagi. Dia sudah pergi. Dan tidak akan pernah bisa kugapai kembali.

Tokyo Revengers OneshotTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang