Aku tidak tahu kapan tepatnya aku terjebak dalam lingkaran ini-lingkaran yang tak memiliki ujung, lingkaran yang penuh kegelapan dan harapan semu. Semua berawal dari tatapan dingin dan senyum sinis yang ia tunjukkan pertama kali saat aku bertemu Ran Haitani, seorang gangster yang ditakuti dan dihormati di seluruh sudut kota.
Tak ada yang berani mendekatinya, apalagi menentangnya. Dia hidup dalam bayangan kekerasan, kendali, dan kehancuran. Tapi aku? Aku bodoh. Aku terperangkap dalam pesonanya.
Ketika aku pertama kali bertemu Ran, aku tidak tahu siapa dia sebenarnya. Ia tampak seperti orang biasa di sebuah klub malam yang ramai. Tatapannya yang tajam dan cara bicaranya yang lembut, tapi tegas, membuat jantungku berdetak lebih cepat. Entah kenapa, di antara kerumunan orang yang sedang bersenang-senang, matanya tertuju padaku seolah-olah aku adalah satu-satunya orang yang ada di ruangan itu. Dan aku? Aku langsung terjerat dalam pandangannya.
Ran Haitani adalah badai dalam hidupku-badai yang menghancurkan, tetapi pada saat yang sama, aku tidak bisa berhenti mendambakannya.
Hubungan kami penuh gairah, tapi juga penuh luka. Ran adalah sosok yang tidak pernah bisa kusentuh sepenuhnya. Setiap kali ia mendekat, ada jarak yang tak terlihat di antara kami. Setiap kali aku mencoba meraihnya, ia selalu melangkah mundur. Dan ketika aku memintanya untuk berhenti, untuk membiarkanku pergi, dia akan kembali menarikku ke dalam pelukannya yang dingin, menatapku dengan matanya yang kelam, dan berbisik pelan, "Kau milikku."
Dia tak pernah berteriak, tak pernah memaksa dengan kasar. Tetapi kendalinya atas diriku jauh lebih kuat daripada rantai baja. Ia tidak harus mengancam untuk membuatku patuh; senyumnya yang licik dan tatapan sinisnya sudah cukup untuk membuatku bertahan meski sakit hati terus menggerogotiku. Setiap kali aku mencoba pergi, ia akan memegang tanganku, menarikku kembali ke dalam dunianya yang penuh darah, kekacauan, dan kebohongan.
"Aku tidak bisa terus seperti ini," kataku suatu malam, suaraku bergetar saat kami berdiri di bawah lampu jalan yang suram.
Ran hanya menatapku dengan senyum miringnya yang penuh rahasia. "Kau selalu mengatakan itu, tapi kau tetap kembali padaku." Suaranya terdengar begitu tenang, begitu yakin, seolah-olah dia tahu bahwa aku tidak punya pilihan selain mengikuti kata-katanya.
Dia benar. Aku tidak pernah bisa benar-benar pergi. Meskipun aku tahu hubungan ini menghancurkanku, ada bagian dari diriku yang tidak bisa melepaskan Ran. Mungkin itu karena saat-saat langka ketika dia bersikap lembut padaku, ketika dia membiarkan diriku melihat sekilas sisi dirinya yang rapuh-sisi yang sangat ia sembunyikan dari dunia. Atau mungkin karena aku berharap bahwa suatu hari, dia akan berubah. Bahwa suatu hari, dia akan melepaskanku dari rasa sakit ini, dan cinta kami tidak lagi menjadi racun yang perlahan membunuhku.
Tapi malam itu berbeda. Malam itu aku bisa merasakan bahwa ada sesuatu yang berubah. Aku berdiri di depannya, memandang wajahnya yang tampan, tetapi aku tahu di balik semua itu ada kegelapan yang tak pernah bisa kuhadapi. Aku mencoba menahan air mata saat berkata, "Ran, ini sudah cukup. Aku sudah tidak tahan lagi."
Senyum sinisnya perlahan memudar, dan untuk pertama kalinya, aku melihat sesuatu di matanya-sesuatu yang belum pernah kulihat sebelumnya. Ketakutan. Tetapi seperti biasa, Ran tidak akan pernah menunjukkannya sepenuhnya. Dia mengambil langkah mendekat, mencengkeram daguku dengan lembut namun tegas.
"Kau pikir kau bisa meninggalkanku begitu saja?" suaranya serak, penuh dengan ancaman tersembunyi.
Aku merasakan tubuhku gemetar. Aku tahu apa yang akan terjadi selanjutnya. Ran tidak pernah membiarkan apa yang dia anggap sebagai miliknya lepas begitu saja. Dia akan menarikku kembali, menghancurkanku lagi, dan aku akan tetap bertahan, berharap untuk sesuatu yang tak pernah datang.
![](https://img.wattpad.com/cover/304844197-288-k651685.jpg)
KAMU SEDANG MEMBACA
Tokyo Revengers Oneshot
Fanfiction[FOLLOW DULU SEBELUM BACA] Ketika para anggota Tokyo revengers mempunyai dunianya sendiri. Everything is all about Tokyo Revengers. Oneshot. If I say you are mine. So I am yours. All Tokyo Revengers characters belongs to Ken wakui. We are just fa...