12|Ryusei Satou - Attractive

57 5 0
                                    

voluptuous, dreamy, stunning and gorgeous - that's how I describe Ryusei

///

Kalau kalian bertanya bagaimana aku bisa jatuh cinta dengan lelaki bandel, pembuat onar, memiliki sifat humble kepada semua orang yang ditemuinya, dan semua gadis akan jatuh cinta padanya.

Aku hanya bisa bermimpi, melihat dari jauh, bagaimana laki-laki bersurai merah muda dengan sehelai rambut hitam yang menjadi ciri khas seorang Ryusei. Selalu menjadi perhatian orang-orang di sekitarnya.

'Hujan'

Hari yang buruk. Aku tidak suka kulitku terkena air hujan yang turun langsung dari awan. Tapi, melihat Ryusei yang bergurau dengan teman-temannya di bawah hujan sambil melempar bola basket menuju ring dan mencetak skor. Dan jangan lupa rambut basah miliknya yang menutupi mata, membuat laki-laki itu seringkali menyisir rambut merah mudanya ke belakang.

Aku bukan gadis populer seperti gadis kebanyakan. Berdiri mencari perhatian Ryusei seperti gadis pada umumnya. Bilang saja kalau aku pengecut. Karena itu adalah fakta!

Tapi ketika kamu muncul dengan wajah yang pas-pasan, tanpa memiliki prestasi apapun, 100℅ kamu akan diabaikan.

Saat hujan mulai membasahi jalan, aku merasakan getaran di dalam hati. Aku hanya bisa melihatnya dari kejauhan, seperti matahari yang bersinar terang di ufuk yang tak terjangkau. Rambut basahnya yang menggantung anggun, menyegarkan tatapan siapapun yang melihatnya. Tapi bagiku, itu lebih dari sekadar keindahan fisik.

Setiap kali dia tersenyum, senyum itu membawa kedamaian dalam diriku. Tapi aku hanya bisa menatapnya dalam diam, seperti bunga yang memuja matahari namun tidak pernah bisa meraihnya. Rasanya getir, seperti rasa hujan yang membasahi kulitku, menyelinap masuk ke dalam hatiku yang hampa.

Saat itu aku menyadari, cinta ini hanyalah satu arah. Hanya aku yang terjerat dalam pesona Ryusei, sementara dia tidak pernah tahu akan keberadaanku. Aku adalah bayangan yang melintas dalam kehidupannya, tidak lebih dari itu.

Aku baru saja keluar dari gedung sekolah, masih menatap keberadaan Ryusei di lapangan dengan bola basket di tangannya.

Dia meloncat mencoba menghalangi Chifuyu mengambil bola oranye itu. Bola itu terbang melewati pasang mata yang mencoba meraihnya. Dan akhirnya keluar dari lapangan. Berakhir tepat di depan kedua sepatu bututku.

Secara spontan aku mengambil bola basket yang tergelinding lambat. Aku mendongak tak kala bayangin laki-laki tinggi berdiri tepat di hadapanku.

Katakan padaku bahwa ini mimpi. Ketika laki-laki dengan bulu mata lentik dan rambut basah mengulurkan kedua tangannya padaku.

Aku terdiam sejenak selama beberapa detik. Tatapan mataku mungkin membuat sedikit bertanya-tanya ada apa denganku.

"Boleh beri aku bolanya?" Ucapnya. Aku buyar dari lamunanku. Dan menundukkan kepala. "O-oh, iya iya, ini" Jawabku gugup dan terbata.

"Terima kasih" Jawabnya setelah mendapat bola dan tersenyum lebar menampilkan gigi putih rapi miliknya. Jantungku berdetak tidak karuan.

Mama!! Tolong aku, aku baper!

⋆ ˚。⋆୨୧˚ ˚୨୧⋆。˚ ⋆

𝙎𝙩𝙪𝙙𝙞𝙤 𝘾𝙖𝙛𝙚́ 𝙃𝙤𝙪𝙨𝙚

Pukul sembilan malam, cafe yang biasanya ramai menjadi sepi. Aku mengepel lantai cafe sambil menunggu jam kerja yang akan berakhir 1 jam lagi. Sial untukku karena, Ravim mengambil cuti kerja.

Tokyo Revengers OneshotTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang