1 | Keisuke Baji

494 12 0
                                    

29 Oktober 2005

Pagi itu aku bangun pada pukul 7 di akhir pekan, ibuku membuka pintu kamarku, memanggilku untuk segera turun dan sarapan.

Aku pergi ke kamar mandi, mencuci muka dan menggosok gigi.

Ring! Ring!

Ponselku berbunyi, seseorang meneleponku di pagi hari. Betapa senangnya aku melihat siapa yang meneleponku saat itu.

Kuangkat telpon tersebut dengan perasaan sangat senang.

"Halo?" Jawabku. Seseorang di seberang telpon menjawab "pagi". Dan aku membalas "pagi juga".

"Ada apa?" Tanyaku pada seseorang di seberang telpon.

"Aku didepan rumahmu" jawabnya. Aku segera memeriksanya lewat jendela kamarku yang berada di lantai dua dan menyampirkan gorden jendelaku. Dan benar saja, dia berdiri di depan pagar rumahku dengan motornya.

"Yang benar saja? Aku belum mandi" mataku dan dengannya bertemu, dia melihatku yang ada di jendela dari depan pagar dan melambaikan tangannya dengan menampilkan senyum yang membuat jantungku tak bisa berhenti berdebar.

"nggak masalah, aku hanya ingin bertemu denganmu sebelum pergi" Aku berlari keluar rumah dengan segera dan menemui orang yang membuat jantung berdebar tadi.

Ibuku melihatku keheranan, melihat putrinya berlarian dari lantai satu menuju pekarangan rumah dengan masih memakai baju tidur.

Aku membuka pagar rumah, dan di sanalah dia, anak laki-laki yang sangat aku sukai, Keisuke Baji, menyandarkan diri di jok motornya dengan masih menggenggam ponselnya di samping telinga.

Baji melihatku dengan tersenyum, dan menghampiriku yang masih memakai baju tidur.

"Mika, ini buat kamu" Baji menyodorkan sebuah hadiah padaku. "Terima kasih" Aku mencoba membuka kotak hadiah itu tapi Baji menghentikanku, karena Baji berkata "Tunggu, jangan dibuka sekarang". Aku bertanya "kenapa?". Baji tersenyum kembali dan menjawab "kamu bisa buka, disaat kamu bener-bener rindu aku" sekali lagi perkataan Baji membuatku tersipu malu.

Dan aku baru sadar, Baji mengenakan seragam gang motor yang tidak seperti biasanya. Jaket bomber. Bertuliskan Valhalla dengan gambar seperti malaikat tapi tanpa kepala. Tidak seperti biasanya, pikirku.

"Baji, tunggu, kamu, mau kemana?" Tanyaku pada Baji, karena perasaanku berfirasat tidak enak.

"Berjuang bersama Mikey" jawabnya. Aku tahu Mikey dan Baji adalah teman masa kecil, aku juga tahu, Baji adalah anggota gang Tokyo Manji.

"Mika, ayo besok kencan" aku terkejut, tiba tiba saja Baji mengajakku berkencan. Yang benar saja, ini Baji yang kukenal kan?

"Serius?" Tanyaku. "Kamu nggak mau?" Jawab Baji, membuatku yakin kalau dirinya sedang serius saat ini.

"MAU MAU!!" Aku menjawab dengan semangat membuat Baji menampilkan senyumnya lagi dan gigi runcingnya, Baji mengacak-acak rambutku, aku tersipu malu.

"Besok aku jemput ya" Baji menaiki motornya kembali dan menyalakannya.

"Hati-hati" aku melambaikan tanganku, dan Baji melesat pergi dengan suara deru motornya yang sangat keras.

Aku masuk kembali kedalam rumah. Dan membawa hadiah pemberian Baji dengan hati-hati. Aku ingin sekali membukanya tapi aku tetap harus menuruti kata Baji.

~~~

30 Oktober 2005

Baji membawaku ke alun-alun kota. Kami memakai warna baju yang sama seperti pasangan pada umumnya agar terlihat serasi. Aku menggandeng tangan Baji, dan seperti biasa Baji mengiyakan setiap permintaanku cuman kali ini berbeda karena Baji terlihat lebih sedikit diam daripada biasanya.

Tokyo Revengers OneshotTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang