17 | Kazutora Hanemiya - The Trap

56 4 0
                                        

Aku selalu tahu bahwa mencintai seseorang seperti Kazutora Hanemiya bukanlah pilihan yang aman. Tapi, terkadang cinta memang tidak masuk akal, bukan? Dari awal, aku sudah terjebak dalam pesonanya. Dia adalah tipe cowok yang ramah, dengan senyum yang bisa membuat siapa saja merasa istimewa. Baginya, menjadi friendly adalah sifat alami, namun bagiku, itu adalah umpan yang membuatku semakin terjerat.

Pertemuan pertama kami sederhana, di sebuah pertemuan teman. Dia menyapaku seolah kami sudah kenal lama, berbicara dengan akrab, membuatku merasa seolah-olah aku adalah satu-satunya orang yang penting di ruangan itu. Kami mulai sering bertukar pesan, dan setiap kali aku bersamanya, duniaku serasa berhenti. Tapi, di balik tatapan lembutnya, selalu ada sesuatu yang tampak... salah.

"Aku selalu ada untukmu," katanya suatu malam. Tangannya lembut menyentuh pipiku, membuat jantungku berdebar lebih cepat dari biasanya. Namun saat dia mengucapkannya, ada keraguan dalam suaranya yang tak bisa kuabaikan.

Seiring waktu, aku mulai menyadari pola yang mengkhawatirkan. Setiap kali aku butuh dukungannya, dia selalu ada — tapi hanya ketika itu sesuai dengan kepentingannya. Dia tahu aku mencintainya. Aku bisa melihatnya di setiap caranya memandangku, senyum yang dia berikan, dan cara dia mengucapkan namaku. Tapi semakin aku tenggelam dalam perasaan ini, semakin aku sadar bahwa semua ini hanyalah permainan baginya.

Kazutora memanfaatkan cintaku untuk memenuhi kebutuhannya. Aku adalah tempat pelarian baginya ketika dia merasa kosong atau bosan. Dia datang ketika butuh perhatian, memelukku dengan janji-janji manis yang kosong, hanya untuk pergi lagi tanpa jejak saat aku mulai menggantungkan harapan.

Ada kalanya, aku merasa kami benar-benar dekat. Ada momen-momen saat dia menatapku lebih lama dari seharusnya, ketika sentuhannya terasa lebih lembut, dan kata-katanya terdengar lebih tulus. Tapi itu semua hanya fatamorgana—ilusi yang dia ciptakan dengan mahir.

Suatu malam, saat hujan deras mengguyur jalanan kota, kami bertemu di kafe kecil. Aku sudah lelah menjadi alat bagi Kazutora, tapi rasa cinta ini terlalu dalam. "Apa sebenarnya yang kita jalani ini, Kazutora?" tanyaku akhirnya, suaraku bergetar antara ketakutan dan harapan.

Dia hanya menatapku dengan mata dinginnya yang tak terbaca, senyum tipis bermain di bibirnya. "Kita hanya bersenang-senang, bukan?"

Jawaban itu menghantamku lebih keras dari yang kubayangkan. Itu seperti pisau tajam yang menusuk hati, merobek segala harapan yang telah kubangun. Baginya, semua ini hanyalah permainan. Cintaku, pengorbananku, perasaanku—semuanya tidak berarti.

Namun yang lebih menyakitkan adalah kenyataan bahwa meskipun aku tahu dia hanya memanfaatkanku, aku masih tak bisa berhenti mencintainya. Aku terjebak dalam lingkaran setan ini, merasakan setiap kepedihan tapi terus berharap ada sisi dirinya yang akan berubah.

"Aku mencintaimu, Kazutora," bisikku, meskipun aku tahu kata-kata itu sia-sia.Dia tertawa kecil, senyum ramahnya kembali terpancar. "Kau manis sekali," katanya, tanpa menjawab pernyataanku. Itu jawabannya—sebuah tanda bahwa aku bukan apa-apa selain pengisi kekosongannya.

Pada akhirnya, aku menyadari satu hal: mencintai Kazutora Hanemiya adalah tentang kehilangan diriku sendiri sedikit demi sedikit. Aku menjadi bayangan dari apa yang dulu, hanya untuk bertahan di sisinya, meskipun itu berarti menerima kenyataan bahwa dia tidak pernah benar-benar mencintaiku.

Dan mungkin, di suatu tempat dalam hatinya, dia tahu betapa aku menderita. Tapi baginya, itu hanya bagian dari permainan yang tak pernah ingin dia akhiri.

Malam itu, setelah kata-kata terakhir Kazutora, aku berjalan pulang dengan langkah berat. Setiap tetes hujan yang jatuh di wajahku terasa seperti air mata yang tak mampu keluar. Selama ini, aku tahu Kazutora bukanlah orang yang mudah dicintai, tapi aku tak pernah menyangka dia akan begitu dingin. Namun anehnya, meskipun semua itu menyakitkan, aku tetap tak bisa melupakannya.

Tokyo Revengers OneshotTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang