**
Aku menatap bingung dua remote ac di tanganku. Yang satu di tangan kiri adalah remote ac yang sering aku gunakan. Sementara yang di tangan kananku adalah remote ac pemberian dari Pak Ardi. Remote ac yang sama persis dengan remote ac di ruangan Pak Ardi.
Baru saja, kurir paket yang mengantarkannya. Bersama lembar kertas berisi ketikan tata cara penggunaannya dan juga aturan yang harus aku taati selama di Seoul nanti. Dengan note besar-besar di bawah yang bertuliskan, "SEMUA INI DEMI SKRIPSI. SEMANGAT!"
Dasar Pak Ardi! Tahu saja bagaimana membuat aku tak bisa menolak.
Mulutku memang bilang kalau semua yang Pak Ardi rencanakan adalah mustahil. Logikaku mengambil alih mulutku. Namun, sebenarnya aku sudah mempersiapkan keperluanku selama di Seoul nanti. Aku malah sudah searching bagaimana kehidupan di Seoul serta memesan jaket tebal untuk musim dingin. Agaknya alam bawah sadarku menyukai rencana Pak Ardi ini.
Menurut kertas petunjuk dari Pak Ardi, aku hanya perlu berdiri di bawah ac apartemenku lalu menekan tombol on pada remote sesuai dengan irama yang menjadi ketentuan. Petunjuk iramanya seperti tangga nada. Aku harus membayangkan iramanya sendiri dengan petunjuk panjang pendek irama yang telah dituliskan.
Aku mempersiapkan diri. Mengatur napas dengan baik, tarik dan hembuskan. Aku lalu berdiri di bawah ac apartementku. Menaruh remote ac yang biasa aku gunakan pada meja kecil untuk pot bunga dekat jendela. Lalu menggenggam erat-erat remote ac dari Pak Ardi.
Aku memejamkan mata. Meraba tombol on dan menekannya sembari membayangkan irama di dalam kepalaku. Kemudian, aku menghitung satu sampai dua puluh. Aku lalu menahan napas. Semua yang aku lakukan merupakan urutan petunjuk yang Pak Ardi ketik di lembar petunjuk cara menggunakan mesin waktu.
Setelahnya hening. Dengung mesin ac kembali terdengar. Lebih halus tidak seperti ac di apartementku, dengan dengung mesin minta untuk segera diservice. Lalu aku mencium aroma mint yang menyegarkan. Yang pasti aku bukan di apartementku lagi sekarang. Apa aku sudah berpindah tempat?
Perlahan-lahan, aku membuka mata. Lalu mengerjap-ngerjap menyesuaikan cahaya kekuningan dari lampu-lampu kecil yang terpasang di sekeliling bingkai jendela. Warnanya kuning dan tampak hangat. Aku berdecak kagum.
Lalu aku menoleh ke samping. Sofa ruang tamu yang pernah aku lihat ada di sana. Televisi layar datar. Kalender dengan tulisan hangeul. Kulkas dua pintu. Meja bar. Meja makan. Dapur. Semuanya tampak familiar meski masih terasa asing.
Yang berbeda hanyalah, pintu di sebelah kalender yang terbuka. Sepertinya ada seseorang di ruangan itu. Aroma mint yang menyegarkan menguar dari sana. Lalu suara senandung lagu yang manis terdengar. Aku mengulum bibir. Merasa situasi tiba-tiba menjadi akward. Otakku dengan cepat memproses apa yang harus aku lakukan. Sepertinya aku harus kembali.
KAMU SEDANG MEMBACA
Pacar (✔)
Fanfiction(Completed/Tamat) [Fanfiction About Yoon Jeonghan] Menjadi mahasiswa tingkat akhir, mengharuskan Kania untuk berkutat dengan skripsi. Namun, ia mendapat judul yang di ACC oleh pembimbing sangat amat tidak masuk akal. Karenanya skripsi Kania tidak...