48. Pacaran Yuk!

647 99 0
                                    

**

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

**

"Kania i miss you so much," Suara itu. Suara serak yang khas dan familiar.

Suara yang aku rindukan tiap kali ia mengirim chat.

Aromanya manis. Seperti aroma permen apel yang disajikan sebagai makanan penutup di bar rooftop hotel.

Aku sudah memakannya habis tadi.

Meski aku tidak melihat wajahnya. Aku tahu kalau orang yang tiba-tiba memelukku itu adalah Yoon Jeonghan.

Aku balas memeluk tak kalah erat. Di lorong sepi ini tidak ada orang. Tidak akan ada yang melihat aku dan Jeonghan berpelukan.

"Kok tau gue ada di sini?" tanyaku.

"Kakak manajer bilang keluarga yang punya hotel ikut pesta kembang api di rooftop juga. Terus gue ngeliat lo datang. Ternyata, orang tua lo yang punya hotel ya. Gak nyangka cewek yang gue suka ternyata kaya raya," seloroh Jeonghan.

Aku saja tahu fakta itu saat ingatanku kembali.

Jeonghan meregangkan pelukannya. Kali ini aku bisa melihat wajahnya dengan jelas. Ia memakai kaus hitam dan celana pendek. Pakaian yang sederhana tapi sosoknya tetap terlihat memukau. Dia selalu tampan.

"Ikut gue yuk!"

Aku bersiap menarik tangan Jeonghan.

"Kemana?"

"Liat kembang api lah," jawabku.

Aku membawa Jeonghan ke lorong yang berbeda. Di ujung lorong itu ada pintu dengan tulisan staff only. Aku harap-harap cemas kalau pintu itu dikunci. Namun, ternyata tidak.

Dibalik pintu ada tangga menuju rooftop. Ini adalah sisi lain rooftop dibalik bar rooftop tadi. Di sini lengang, hanya ada aku dan Jeonghan.

Aku menarik Jeonghan ke tepi rooftop, bersandar di pembatasnya dan melihat ke langit dimana kembang api menyala.

"Btw, omongan lo yang tadi itu, beneran?" tanyaku tanpa melihat ke arah Jeonghan.

Soalnya, aku ingin mendengar lagi cowok itu bilang suka padaku.

Jeonghan terkekeh.

Aku bisa melihat dari sudut mataku Jeonghan menaruh atensi penuh padaku. Sisi wajahku bagian kiri jadi panas karna ditatapnya seperti itu.

"Liat sini dong," pintanya.

Aku menurut. Lantas menoleh menatapnya.

"Pacaran yuk!"

"Eh!"

Aku kaget.

Kok aku malah ditembak?

Jeonghan memiringkan wajahnya menatapku dengan ekspresi bingung.

Mulutku kaku tidak bisa berkata-kata.

Jeonghan lalu mendekat. Meraih tanganku untuk digenggamnya. Ia lalu mencium punggung tanganku.

Astaga!

Kenapa adegannya jadi seperti ini?

Aku kan belum ada persiapan.

"Gamau ya?" tanyanya.

"Bukan gitu!" jawabku cepat.

Jeonghan lantas tergelak.

Ia kembali memelukku.

"Udah lama banget kita gak ketemu Kania. Aku gak mau kamu pergi lagi. jadi, pacar aku ya," ujarnya lirih.

Begitu lirih sampai aku tidak percaya apa yang sedang terjadi.

Ini terlalu bias.

Tidak nyata.

Kembang api di langit juga membuat aku merasa hal ini tidak nyata.

Namun, saat aku merasakan bibirku basah. Hangatnya telapak tangan Jeonghan di kedua sisi wajahku. Serta hela napasnya yang terasa sangat dekat. Aku kembali ditarik pada kenyataan.

Aku mengerjap kaget. Namun, aku terlalu lemas untuk mengelak.

Jadi, satu-satunya hal yang bisa aku lakukan adalah membalas ciuman Jeonghan.

Membiarkan logikaku terbuai. Dengan kembang api yang menjadi saksi.

**

**

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Date : 7 Oktober 2022

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Date : 7 Oktober 2022

Revisi : 17 Mei 2023

Pacar (✔)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang