**
"Akhirnya nyampe juga."
Aku mendesah lega sudah berhasil membawa pulang Jeonghan dengan aman.
Cowok itu langsung ke dapur, mengecek kulkas dan minum. Seolah ini rumahnya sendiri. Aku tidak bisa protes karna dia sudah sangat baik selama aku di Seoul. Tentunya aku juga harus baik padanya kan selama dia di sini.
"Gue ngantuk," ujar Jeonghan dengan bantal love besar di pelukannya.
Ternyata ia baru saja mengambil bantal itu dari kamarku. Kapan dia masuk ke kamarku?
Jeonghan mendekat ke sofa panjang di ruang tamu lalu merebahkan tubuhnya.
"Kania sini, tidur juga." Jeonghan menepuk sisi kosong di sampingnya.
Aku menggeleng. "Gue gak ngantuk, tapi laper."
Aku lalu ke dapur. Mengecek bahan persediaan di kulkas. Lalu berencana membuat makan siang sederhana. Selagi Jeonghan di sini, aku tentunya harus menjamu tamu dengan benar bukan?
"Kak Han, lo suka pedes ga?"
Tak ada jawaban dari Jeonghan.
"Kak Han?" Sekali lagi aku memanggilnya sembari ke ruang tamu.
Ternyata Jeonghan sudah terlelap sembari memeluk erat bantal love besar di dadanya. Astaga, dia lucu sekali.
Aku lalu kembali ke dapur dan lanjut memasak.
Tidak butuh waktu lama, masakan sederhana ala-ala aku sudah selesai. Aku menatanya dengan cantik di meja makan.
Jeonghan masih terlelap ia terlihat damai. Aku kemudian memutuskan untuk mandi. Saat teringat dari kemarin aku tidak sempat mandi.
Yah, mau bagaimana lagi kan?
Aku harus kerja keras menyelesaikan pekerjaanku yang terbengkalai selama aku di Seoul. Beginilah tugasku menjadi Ketua Humas di Organisasi UKM Bahasa serta Mahasiswa Tingkat Akhir yang sedang berjuang dengan SKRIPSI.
Sudahlah, kalau membahas skripsi narasi ini akan jadi lebih panjang dan membosankan.
Kita stop di sini dulu dan biarkan aku mandi.
**
"Kak Han bangun, ayo makan dulu."
Aku menggoyangkan bahunya. Tapi, Jeonghan tak bergeming sama sekali.
Aku sudah selesai mandi tentunya. Sekali lagi aku menggoyangkan bahu Jeonghan.
"Kak Han ... akh!"
Jeonghan malah menarikku dan aku jatuh tepat di atasnya.
"Diem Kania. Gue masih ngantuk."
"Kalau masih ngantuk ya tidur aja. Tapi, lepasin gue dulu."
Aku memberontak berusaha melepas pelukannya. Tapi, tenaga ku kalah kuat. Jeonghan memiringkan tubuhnya ke kiri hingga aku terpojok berada di sandaran sofa. Aku benar-benar tidak bisa kemana-mana.
"Gak mau. Lo udah gangguin tidur gue. Ini hukuman buat lo."
"Enak aja dasar mesum!" aku berseru kesal memukul dadanya.
Jeonghan malah terbatuk. Keningnya berkerut seperti menahan sakit. Aku jadi merasa bersalah.
"Sakit ya? maaf," ujarku pelan sambil mengusap dadanya yang aku pukul tadi.
Tapi, kenapa jadi ambigu begini?
Jeonghan membuka matanya. Karena jarak kami begitu dekat aku bisa melihat dengan jelas sorot matanya yang lelah dan mengantuk. Ia lalu tersenyum.
"Habis mandi ya? Kamu wangi," ujarnya lalu menarik kepalaku ke dadanya dan memelukku erat-erat.
Aku tidak punya tenaga untuk berontak lagi. Aku sudah cukup lelah dengan urusan Organisasi UKM Bahasa di kampusku dan skripsiku. Lagipula berada dalam pelukan Jeonghan yang hangat tidaklah buruk. Malah membuatku ikut mengantuk.
"Tapi Kak Han harus makan dulu, Gue udah capek-capek masak tau."
"Nanti aja. Posisi kita udah nyaman banget. Lo gak tau sebesar apa kangennya gue sama lo."
"Emang sebesar apa?"
Jeonghan berdecak pelan.
"Gue tau selama ini kalau gue pulang ke apart emang selalu sepi. Tapi, pas lo pergi, apart gue makin sepi. Kamar lo sepi. Kasurnya juga dingin. Jujur gue gak sanggup kayak gitu lagi."
"Kayak gitu lagi? maksudnya apa?"
Tidak ada jawaban dari Jeonghan. Cowok itu sepertinya tertidur lagi.
Aneh. Di mobil tadi Jeonghan juga bicara aneh. Seolah aku berada bersamanya di masa lalu. Padahal aku baru bertemu dengannya.
Atau apa ada hal yang belum aku ketahui di sini?
**
Fix! LUCU NO DEBAT.
Date : 17 Juli 2022
Revisi : 16 Mei 2023
KAMU SEDANG MEMBACA
Pacar (✔)
Fanfiction(Completed/Tamat) [Fanfiction About Yoon Jeonghan] Menjadi mahasiswa tingkat akhir, mengharuskan Kania untuk berkutat dengan skripsi. Namun, ia mendapat judul yang di ACC oleh pembimbing sangat amat tidak masuk akal. Karenanya skripsi Kania tidak...