**
"Apa gara-gara ada gue temen lo pulang Kak?" tanyaku pada Jeonghan saat ia muncul di dapur.
"Tergantung gimana lo mikirnya."
Aku berdecak pelan. "Yang jelas dong. Gue lagi males mikir."
"Iya deh. Mereka pulang karena liat lo canggung dan gak nyaman. Puas lo?"
"Maaf."
Aku menunduk merasa bersalah.
"Eh! jangan minta maaf. Gue cuma bercanda. Duh, kok muka lo jadi sedih gitu."
"Gak tau ya. Perasaan gue jadi lebih sensitif. Kayaknya red day makin deket."
"Oh, gue ngerti." Jeonghan mengangguk. "Btw, udah selesai masaknya?"
"Udah!"
Perasaanku jadi senang lagi saat Jeonghan membahas masakanku.
Nah kan benar, perasaanku gampang berubah. Sepertinya red day sebentar lagi tiba.
Aku menyiapkan makan malam. Kami pun makan dalam hening.
"Masih pengen tau soal Kelly?" tanya Jeonghan saat aku sedang mencuci piring.
"Masih. Kak Han kan udah janji mau cerita."
"Kalau ada maunya baru manggil gue pake Kak Han," ujar Jeonghan salty.
Aku tergelak.
"Kelly itu nama inggrisnya Yoo Joa. Dia salah satu trainee di agensi gue. Tapi, dia lebih milih lanjut pendidikan di luar negeri dan berhenti jadi trainee. Gue udah anggap dia kayak adek gue sendiri. Kita deket dan orang-orang sering salah paham kalau gue sama dia pacaran. Sampai waktu itu kita tour di luar negeri. Tepatnya di Los Angles, rumahnya Joshua. Ternyata Kelly tinggal di sana. Kita gak sengaja ketemu dan namanya juga udah lama gak ketemu kan gue luangin waktu satu hari penuh buat jalan-jalan bareng dia."
Jeonghan berhenti sebentar saat aku mengulurkan potongan buah sebagai makanan pencuci mulut. Dia melahapnya sambil melihat ke arahku.
"Kelly gak sendiri. Dia bawa temennya yang satu kampus sama dia juga. Di luar dugaan, gue lebih banyak ngobrol sama temennya. Kita awalnya ke Hollywood Sign terus foto-foto abis itu kita mampir ke kampusnya Kelly yaitu UCLA (University of California) dan di sana gue ngerasa Kelly marah."
Aku mendengarnya dengan seksama. Tapi, tiba-tiba saja telingaku berdengung. Aku kira hanya faktor kelelahan saja.
Tapi, hal yang menyakitkan terjadi selanjutnya.
"Kelly ajak kita ke salah satu menara di kampusnya. Dia bilang, dia sering ke sana buat liat pemandangan. Tapi, pas sampai di sana tiba-tiba aja Kelly dorong temennya lewat jendela besar ...."
"Stop Kak. Kepala aku pusing banget."
Aku merintih. Memegang kepalaku yang rasanya sakit sekali.
Mataku kabur karna air mata. Aku melihat raut khawatir di wajah Jeonghan lalu aku hilang keseimbangan dan semuanya gelap.
**
Aku melihat kupu-kupu yang hinggap di ujung hidungku. Jaraknya yang dekat membuat aku mengamatinya lamat-lamat. Namun, hidungku jadi gatal. Aku pun bersin dan kupu-kupu itu terbang menjauh.
Bangunan berwarna merah dan coklat dengan pilar-pilar megah ada di hadapanku. Tempatnya asing. Aku sedang duduk bersandar di batang pohon beralaskan rumput hijau yang nyaman. Aneh. Meski asing tapi terasa familiar.
Suara obrolan dari orang-orang yang lewat juga terdengar asing di telingaku. Namun, rasanya familiar.
Udara yang dingin dan kering membuat hidungku gatal. Daun-daun yang hijau sudah berganti merah, kuning dan coklat. Seperti musim gugur. Aneh dan asing.
Lalu seorang gadis muncul. Berlari mendekat sambil memanggil-manggil namaku dengan raut wajah bahagia.
Semuanya langsung berubah. Tiba-tiba saja aku berada di ruangan sempit dan lembab. Di belakangku ada jendela besar tanpa kaca. Kemudian gadis itu muncul lagi dengan raut menyeramkan. Tangannya terjulur mendorongku belakang. Tepat ke arah jendela besar tanpa kaca.
Aku tersentak. Dengan napas terengah-engah aku terduduk di kasur. Ternyata tadi cuma mimpi. Mimpi yang mengerikan.
Tapi, tunggu.
Aku sekarang berada di kamarku. Kamar di apartemenku. Bukan di apartemen Jeonghan. Loh? Kenapa? Bukannya aku tadi berada di apartemen Joenghan?
**
Lama-lama Jeonghan punya julukan baru deh. Spesialis foto di pinggir jalan😥😂
Tapi tetep gantengnya gak ilang dong😆😍Date : 01 Agustus 2022
Revisi : 16 Mei 2023
KAMU SEDANG MEMBACA
Pacar (✔)
Fanfiction(Completed/Tamat) [Fanfiction About Yoon Jeonghan] Menjadi mahasiswa tingkat akhir, mengharuskan Kania untuk berkutat dengan skripsi. Namun, ia mendapat judul yang di ACC oleh pembimbing sangat amat tidak masuk akal. Karenanya skripsi Kania tidak...