tepat pukul jam 7.30 petang 2 orang remaja tengah berbincang serius di depan motor mereka, dengan suara yang pelan agar orang yang berada cukup jauh dri mereka tidak mendengarkannya.
"renjun apa lo yakin mau terima tantangan itu? kalo lo gamau lo bisa batalin skarang njun" ucap pemuda manis itu khawatir akan temannya.
"engga na, lagipula dia kan bilang kalo tantangannya 3 kali. jadi kalo gua ga menang hari ini masi ada 2 kali balapan biar gua bisa menang dari dia." ujarnya dengan santai untuk menenangkan sahabatnya tersebut.
"tapi ren kalo lo ga menang, lo harus jadi pihak bawah... gua takut hal yang sama terulang lagi sama lo njun. apalagi itu haechan." jelasnya khawatir.
"haha gapapa kok na gua bakal berusaha biar gua yang menang terus..." ia sedikit menjeda ucapannya membuat sang sahabat mengerutkan keningnya keherannan "...tapi kalo gua kalah... gua mau ga mau harus terima na..." ucapnya dengan sendu.
"woi renjun cepetan!" dengan nada yang sedikit berteriak, dari seberang.
"iya sabar tai" sahutnya dengan nada yang sedikit berteriak.
.
.
.
.
.Keduanya tengah melajukan motor mereka yang berada pada jalanan yang sepi itu, kedua orang itu tidak mau kalah satu sama lain walaupun ada kesempatan ke 2 dan 3. mereka saling salip menyalip hingga akhirnya motor yang dimiliki oleh haechan meminpin dan berada jauh dari renjun.
Ketika melewati garis finish untuk kali ini haechan lah yang menang. dengan wajah yang sedikit sombong yang ditujukan untuk renjun.
"see, gua menang" ujarnya dengan senyum meremehkan sang lawan.
"ini cuma satu kali, kita liat besok siapa yang menang dan unggul, lee haechan!" jawabnya dengan nama terakhir yang sedikit di tekankan.
haechan yang mendengarnya pun menyeringai angkuh didepan renjun "kita lihat saja nanti, dan ya atur lah jadwal untuk balapannya" ucapnya lalu meninggalkan renjun yang tengah menahan amarah dengan muka yang memerah.
"lee haechan bajingan, awas saja lo kalo gua sampai bisa ngalahin lo. gua bakal bikin lo kesusahan!" gumamnya dan dilanjutkan dengan umpatan yang tertuju pada haechan.
.
.
.
.
.
.
.
.dikediaman huang, renjun yang baru sampai dengan wajah yang merah dan berjalan sambil menghentak kan kakinya membuat bunda dan appa nya heran dengan tingkah sang anak.
"bun, kenapa itu anak mu? pulang pulang dombrak pintu" ujar yuta kpada sang istri yang jga keheranan.
"gatau tuh, tanya sendiri sana" jawab winwin yang juga keheranan tapi malah ditanya pertanyaan tidak jelas yang dia sendiri tidak tau.
Renjun yang tengah merebahkan badannya pada kasur berukuran king size nya tengah memikirkan kapan waktu yang tepat untuknya dan haechan kmbali balapan. sampai tiba ponsel nya berdering menandakan ada pesan masuk untuknya.
Lee gila haechan.
|kau lihat renjun, aku yang menang haha.
|jangan lupa mempersiapkan dirimu untuk menjadi pihak bawahku huanggausah mimpi lo, gua bakalan menangin 2 ronde itu.|
|liat aja nanti
|slamat malam tuan huang, smoga memimpikan ku malam ini.bisa ga lo gausah kegeeran? pengen gua tonjok lo.|
|oke, sayang lo jga
KAMU SEDANG MEMBACA
Rival to Love
Fanfictionhuang renjun mahasiswa pindahan dari china bertemu dengan seseorang yang menurutnya sangat menjengkelkan. seiring berjalannya waktu yang tadinya hanya sebatas saling tidak suka menjadi rival, sampai akhirnya salah satu dari mereka menawarkan hal yan...