Disinilah ia berada skarang, didepan pintu kediaman keluarga huang tersebut. pemuta tan itu sangat gugup untuk masuk kesana, entah mengapa ia malah menjadi menciut ketika sampai didepan rumah megah nan indah tersebut.
"apa gua balik aja ya" ujarnya kecil yang tertuju untuk dirinya sendiri. "tapi kan gua udh ngeiyain ajakan si renjun bodoh itu... yauda deh masuk bae" dengan ragu ia menekan bel rumah kediaman huang tersebut.
"kamu...? ohh...kamu haechan ya? saya bundanya renjun, ayo masuk dulu." ucap winwin lembut kepada haechan.
"iya tan, aku haechan, renjun nya ada tante?" sahut haechan kepada winwin.
"ada dikamarnya kok"
Haechan yang memasuki rumah megah milik kluarga huang itu terkagum kagum. Tidak heran ia memandangi setiap sudut rumah tersebut. rumah yang bernuansa putih tersebut sungguh indah bagi haechan, memang rumahnya tidak kalah jauh dari itu namun haechan sangat menyukai model rumah yang seperti ini, simple namun tetap elegant.
"haechan, duduk dulu ya tante panggil renjunnya" ucap winwin
"iya tan.." haechan duduk diam disana sembari sesekali memainkan ponselnya. sampai ia mendengar langkah kaki yang menuruni anak tangga dengan tergesa gesa.
"HAECHAN.." teriakan itu sudah pasti membuat haechan sedikit kaget. ia mendapati renjun yang berteriak seperti itu.
"renjun pelankan suaramu sedikit, ini rumah bukan goa ya" bukan itu bukan haechan maupun winwin, tapi itu adalah yuta dengan badan yang tegap tengah memandangi haechan yang duduk diam.
"maaf baba...ohh ya jadi ga?" tanya renjun pada haechan.
"iya jadi lah, buktinya gua disini." sahutnya.
"ehh, jangan pake lo gua disini, apalagi sama anak saya." yuta berbicara pada haechan dengan tatapan seperti ingin membunuh.
yang ditatap pun hanya menggaruk garuk blakang lehernya yang tidak gatal. "maaf om, ga diulangin kok"
"ishh, ba jangan gtu dong temen ku takut ntar malah gamau kesini lagi." protes sang anak. "yauda ayo chan kekamar" ajak renjun yang menarik tangan haechan.
"renjun, baba belum selesai ngomong!" teriakan yuta yang tentu saja diabaikan oleh putranya.
•
•
•
•Haechan tengah memandangi setiap sudut kamar milik huang renjun tersebut, ia sangat kagum dengan itu. kamar yang sangat rapi, tempat tidur yang luas, dan boneka moomin yang berada di kasur nya. kamar bernuansa kuning itu sepertinya sangat nyaman untuk ditiduri.
"duduk dulu chan dikasur" ucap renjun.
"mau dibantu apa emng njun?"
"bantu ajarin materi yang ga bisa, sma ngerjain tugas ya chan"
"ohh yaudah mana?"
"ini nih yang ga ngerti." ucap renjun sembari menunjuk buka yang berisikan soal fisika itu.
"gampang ini njun. sini gua ajarin."
Haechan yang tengah fokus untuk menjelaskan apa yang renjun tidak mengerti begitu pun sebaliknya. hingga yang tadinya terang kini telah terganti dengan gelapnya malam.
Sedari tadi haechan berada di rumah renjun itu, tak luput dengan makan malam bersama keluarga renjun.
haechan itu orang yang sangat senang dengan fisika. terlihat jelas dari ia mengajarkan renjun begitu rinci. sampai haechan tidak sadari bahwa orang yang tengah diajarkannya sampai malam itu tertidur dengan posisi tangan yang telipat apik sebagai bantalannya dimeja belajar.

KAMU SEDANG MEMBACA
Rival to Love
Fanfictionhuang renjun mahasiswa pindahan dari china bertemu dengan seseorang yang menurutnya sangat menjengkelkan. seiring berjalannya waktu yang tadinya hanya sebatas saling tidak suka menjadi rival, sampai akhirnya salah satu dari mereka menawarkan hal yan...