11. threat

414 49 2
                                    

Hari berlalu begitu cepat, Renjun masi enggan membuka matanya sejak ia pingsan 2 hari lalu. orang tua renjun, kakaknya dan juga haechan sangat khawatir dengan keadaan renjun sekarang.

Seorang pemuda tengah berbaring di bangsal rumah sakit dengan infus yang terpasang ditangannya. tidak ada orang lain selain pasien itu.

renjun dengan perlahan membuka matanya, melihat sekeliling ruangan yang menurutnya asing, ia bingung dan juga takut, takut karna bukan orang tuanya yang berada di sana tetapi orang yang 2 hari lalu mengirimnya pesan itu.

Sedang asik dengan lamunan ketakutannya, suara orang tua renjun terdengan sedang berbicara dengan seseorang di depan kamarnya. mereka tidak tau bahwa renjun sudah sadarkan diri. renjun tersenyum karna pemikirannya tidak benar.

'om apa boleh saya masuk?' tanya seseorang yang sedang berbicara dengan sang ayah.

' panggil baba aja, sama seperti kamu panggil bunda ke istri saya. kamu boleh masuk kok, dan makasi 2 hari ini kamu slalu disini nemenin renjun'

'iya ba, gapapa hehe. kalo begitu haechan masuk ya?'.

Renjun yang tau ada seseorang yang akan masuk dia buru buru tertidur dan memejamkan matanya, seoalh olah renjun belum sadarkan diri.

"permisi, renjun" sapa haechan.?
Dengan segera haechan mendudukan dirinya pada kursi yang disediakan oleh pihak rumah sakit.

"ren... apa ga bosen bobo mulu? bangun dong, kangen tau bobonya lama banget. janji deh kalo bangun kita jalan jalan naik motor, trus malemnya kita tidur sambil pelukan" Haechan menggenggam tangan renjun.

"kangen banget sama pelukannya, sama lo juga, kangen ngedekap badan mungil lo sampe lo tidur nyenyak. gua janji gua bakal lindungin lo daro orang orang yang mau nyakitin lo, dan maaf gua lancang kemarin baca chat dari orang itu. gua ga tau siapa dia tapi gua bakal cari tau sendiri... gua bakal nemenin lo terus janji tapi bangun dong gua udah kangen berat"

Haechan yang tidak mendapatkan jawaban atas penuturannya, menenggelamkan wajahnya yang masam ke tangannya sendiri dengan memegang tangan milik renjun sebagai bantalannya.

Renjun yang melihat haechan sedang menundukakan kepala itu tersenyum. dia tau haechan pasti kelelahan, renjun mendengar semua ucapan haechan sedari tadi.

Ia mulai mengulurkan tangannya untuk mengelus surai hitam milik haechan. dia mengelus dengan perlahan menyalurkan ketenangan bagi pemuda tan tersebut.

"udah bangun nih, gamau peluk sekarang aja?" ujar renjun sambil mengelus rambut haechan.

haechan yang mendapatkan sentuhan dan mendengar suara yang ia rindukan sontak mendongakkan kepalanya.

ia menatap renjun yang sedang berbaring dan tersenyum kepadanya. haechan berdiri dan mengecup kening renjun, cukup lama haechan menempelkan bibirnya pada kening renjun menyalurkan rasa rindunya.

Renjun yang dikecup oleh haechan dengan tiba tiba, sudah pasti kaget. ia tidak memberontak memang karna dia tau bahwa orang yang menyatakan perasaannya waktu itu sedang merindukan dirinya.

"maunya dipeluk loh, kok malah di cium" tanya renjun.

"lo baru bangun, badannya masi lemes pasti. ntar kalo gua peluk lo yang ada sesek ntar njun." jawabnya pengertian.

"tapi maunya dipeluk" rengeknya dengan muka yang berbinar.

'anjim gemes bener!!' batin haechan.

"peluknya nantian, skrang baringan dulu, gua temenin disini, skalian makan sama minum obat ya tadi udah di bawaain ni sama perawatnya."

Renjun ngangguk pasrah aja, kapan lagi disuapin ama haechan, si pangeran sekolah yang sok kul.

Rival to Love Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang