•••
Hat'cuh!
Felix mengusap hidungnya pelan "Huh, dingin.." Ucapnya pelan
Tangannya menarik selimut sampai atas kepala, Felix menggerutu kesal kenapa dikamarnya dingin sekali? padahal pendigin udara, kipas angin, dan juga jendela sudah dirinya tutup rapat rapat. Tapi tetap saja terasa dingin karna kondisi tubuhnya sedang tidak baik.
Felix sakit, tubuhnya demam dan hidungnya merah menandakan bahwa si manis sedang terkena flu dan sepertinya juga masuk angin.
Tadi pagi pagi buta Felix sudah mengirim pesan pada atasannya jika dirinya izin beristirahat dirumah sampai keadaannya benar benar membaik.
Setelah mengirim pesan Felix langsung mematikan ponselnya dan menaruhnya di dalam nakas. Felix yakin atasannya itu pasti akan menelfonnya berkali kali, dan itu sangat mengganggu karna Felix ingin tidur seharian tanpa di ganggu agar tenaganya cepat pulih.
"Huh..dingin sekali." Felix mengeratkan pelukannya pada bantal guling yang sedang dia peluk.
"Ahh Mama, ingin bersama Mama." Rengeknya, jika sedang sakit begini Felix jadi rindu dengan sang Mama yang berada di kampung halamannya.
Felix itu anak pertama Ayah dan ibu keluarga harsel, orang tuanya serta adik kembarnya berada dikampung, sedangkan dirinya merantau mencari pundi pundi uang dikota.
Felix bisa sampai disini dan bekerja di Jakarta itu butuh waktu yang sangat panjang, membujuk kedua orang tuanya itu sangatlah sulit.
Felix lulus kuliah sudah dua tahun, dan selama itu Felix hanya membantu sang Mama berjualan sembako dirumah, terkadang Felix juga membantu Ayahnya diladang.
Felix terus merengek pada orang tuanya agar di perbolehkan bekerja di luar kota. kedua orang tuanya tentu melarang.
Mama sangat hafal betul sikap anaknya, Felix itu manja, sangat, apalagi jika sedang sakit. Sikap Felix bisa seperti anak kucing yang suka memeluk dan mendusal sembarang orang.
Melepas kepergian Felix adalah hal terberat untuk Ayah dan Mama, tapi mereka bisa apa toh Felix sudah besar dan pasti sudah bisa menjaga diri.
Saat sedang memejamkan matanya sembari bernostalgia tiba tiba telinganya mendengar suara bell rumah yang berbunyi.
Sebenarnya Felix malas membukakan pintu tapi dia ingat sesuatu, dua hari yang lalu dirinya memesan sepatu baru di toko online, mungkin itu kurir pengantar sepatu.
Dengan langkah sempoyongan Felix berjalan ke depan, dia mengambil selimut tebalnya untuk membalut tubuhnya yang mengigil.
Ting tong ting !
Tong!
Kriett-
"Ini uangnya," Felix menyodorkan dua lembar uang merah kedepan.
Pria didepannya menyeringit bingung "Kamu pikir saya pengamen?"
Suara ini, mata Felix langsung terbuka sepenuhnya "Loh..pak Jisung? ayo silahkan masuk." Ucap Felix
Jisung mendudukan dirinya di sofa singel, sedangkan Felix duduk didepannya masih lengkap dengan selimut yang menggumpal tubuhnya.
Jisung membenarkan letak dasinya, mata Jisung memperhatikan gerak gerik Felix yang sedari tadi terus bersin "Kenapa tidak masuk kerja?" Tanyanya
Felix memutar kedua bola matanya malas "Bapak lihat sendiri, saya sedang tidak enak badan."
Jisung memperhatikan wajah Felix lamat lamat, memang benar wajah Felix sedit pucat serta bibirnya yang sedari tadi bergetar karna kedinginan.
"Apakah parah? perlu dibawa kerumah sakit? ayo saya antar." Ucap Jisung
Felix menaikan satu alisnya, atasannya khawatir padanya? wah dirinya merasa sedikit bangga.
"Tidak perlu pak, saya hanya butuh istirahat yang cukup tanpa diganggu siapapun." Ucap Felix
Jisung mengangguk ringan, dan dengan entengnya dia mengambil snack kacang kesukaan Felix ditoples "Oh yasudah," Ucapnya
Felix merenggut tidak suka "Jika bapak paham tadi saya mengusir anda secara halus."
Jisung terkekeh kecil mendengar ucapan sarkas Felix "Hey galak sekali."
"Bapak ada apa kesini?" Tanya Felix ketus
"Memangnya tidak boleh?" Tanya Jisung
Felix cemberut, atasannya memang sangat menyebalkan "Bukannya tidak boleh, saya kan hanya bertanya."
"Tidak ada alasan khusus, saya hanya mau memastikan jika sekretaris saya baik baik saja."
"Bapak khawatir jika saya mati maka tidak akan ada yang mau menjadi sekretaris bapak kan?" Ucap Felix sinis
Jika dipikir pikir, mana ada yang mau menjadi sekretaris atasannya itu. Menyebalkan, suka bertindak semaunya, dan keras kepala.
Jisung tertawa terbahak bahak, sial, Felix lucu sekali.
"Kamu jujur sekali Felix."
"Biar saja, saya bicara apa adanya dan sesuai fakta kok." Felix berucap sembari merenggut kesal, dirinya sudah masa bodo jika dipecat dari perusahaan.
Jisung berpindah posisi, dia mendekatkan tubuhnya pada tubuh mungil Felix yang masih terbalut selimut.
Felix mendelik tidak suka, apalagi saat atasannya mencondongkan tubuhnya ke depan wajahnya.
"Pak Jisung, jangan berbuat macam macam ya!"
Jisung tersenyum dan membisikan sesuatu "I'm here to make sure my Sweet is okay." Ucapnya sembari meniup telinga Felix.
[ TBC ]
••
Vomentnya ditunggu~
Btw kalian udah pada libur sekolah blum?
KAMU SEDANG MEMBACA
Buboss! [Hanlix] ✔
Ficção Adolescente━━ - - Hanlix 🕊 Felix pikir bekerja di kantor pusat itu enak dan keren, tapi nyatanya Felix salah besar karena disana dirinya malah dapat atasan yang menyebalkan. "Sekretaris Felix!" "Sekretaris Felix!" "Felix harsel!" "Pak Jisung, bisa tidak sih...