Surrender

149 11 1
                                    

Setelah mendapatakan izin dari Jisoo.
Saebom bisa menemui Yihyun dikamarnya.

"Hyunaaaa, kamu baik-baik saja?"
Saebom dengan riang menyapa pria pucat didepannya.

"Selalu baik,jika melihat mu" Yihyun tersenyum hangat.

Saebom memeluk dirinya sendiri.
Merasakan hawa di kamar Yihyun sangat dingin.

"Mereka menurunkan suhu dikamar ini lagi" Saebom sedikit kesal.

"Iya, dan ini yang terbaik untukku"
Yihyun mencari jaket dalam lemarinya dan memberikannya pada Saebom.

"Kamu bertemu dengannya?" Tanya Yihyun.

"Iyaa" Saebom sedang mengenakan jaket milik Yihyun.

"Dia memberitahumu semuanya?"

"Iya" Saebom memasukan tangannya dalam saku celananya.

"Kenapa dia tak membiarkan ku memberitahu mu lebih dulu" Yihyun sedikit kesal.

"Aku memintanya memberitahu semua yang terjadi dan akan terjadi padamu" Saebom bersandar didinding.

"Kenapa?"

"Setelah semua yang kita lalui, aku sadar kita tidak bisa jujur satu sama lain. Karena kita sama-sama tidak bisa menyakiti"

"Kamu benar" Yihyun duduk dikasurnya.

"Jadi? Kamu sudah memikirkannya?"
Tanya Saebom ragu.

"Sejujurnya aku tak perlu berfikir lagi untuk mengambil keputusan itu" Yihyun tersenyum.

"Aku tau kamu tidak suka berfikir" Saebom bercanda.

"Lalu apa kamu suka belajar? Bahkan kamu terlalu sering bolos dari pada aku" Ejek Yihyun

Merekapun saling bertukar cerita mengingat masa lalu mereka, selama di SMA.

"Jadi siapa yang lebih bodoh?" Tanya Yihyun .

"Kamu" Yihyun dan Saebom menjawab secara bersamaan.

Tawa mereka kembali pecah.

"Hyun.. "

"Ya"

"Aku ingin terus seperti ini bersama mu" air mata menetes dipipi Saebom.

"Aku janji" Yihyun bangkit dari kasurnya.

"Aku ingin bersama mu, dan tak ingin menderita seperti ini lagi" Yihyun melangkah mendekati Saebom.

"Aku juga"

Yihyun kembali mengelap air mata Saebom .
Setelah semua kejadian ini, Yihyun menyadari Saebom sangat mudah menangis. Dia tak bisa terus membuat Saebom seperti ini.

"Aku tau ini pilihan sulit, tapi aku tak ingin kamu menderita"

"Aku tau, karena itu aku memlih untuk berusaha sembuh" Yihyun mencoba menguatkan Saebom.

"Saeboma, aku tau pilihan ku tidak hanya berdampak padaku, tapi juga padamu, jadi apapun hasilnya nanti, aku minta kamu harus kuat"

Mendegar hal itu Saebom semakin takut menghadapinya. Tangisannya kembali tumpah.

"Tolong jangan seperti ini" Yihyun memeluk erat wanita didepannya.

"Aku akan kuat,tapi tolong tetap disisiku" Saebom terbata-bata mengatakannya .

"Bahkan jika aku tak disisimu, kamu harus tetap kuat, karena bukan hanya aku yang bisa disisimu, kamu harus membiarkan orang lain juga disisimu"

"Tidak ada yang mengerti aku seperti kamu" Saebom menolak untuk membuka hati.

SacrificeTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang