"Bagaimana hasilnya? Sudah lebih 24 jam dia belum siuman" Saebom nampak cemas . Tangannya berkeringat.
"Saya tau, tapi untuk sekarang semuanya normal, kita hanya harus menunggu. Kita akan mengontrolnya setiap jam" Jisoo menjelaskan keadaan Yihyun setelah antibodi itu dimasukan kedalam tubuh Yihyun.
"Ini menghawatirkan sebelumnya kalian bilang, orang-orang yang selamat, dalam waktu 12 jam sudah mulai sadar tapi sampai sekarang Yihyun belum juga sadar"
"Anda benar, tapi tubuh orang berbeda-beda , tolong jangan terlalu khawatir, seperti yang saya katakan sebelumnya, keadaannya semua normal. Antibodi itu sudah dengan baik mengalir ditubuh Yihyun" Jisoo menjelaskan.
"Anda sebaiknya beristirahat. Kami akan berjaga dan ketika dia siuman ,kami akan segera menghubungi anda"
"Tidak aku akan tetap berada disini"
Saebom bertahan dengan keputusanannya untuk tetap bersama Yihyun sampai dia sadar.Saebom duduk dikursi disamping ranjang Yihyun. Menggenggam erat tangan Yihyun . Takut untuk kehilangan.
Setelah 6 jam berlalu. Yihyun mulai tersadar. Saebom merasakan tangan Yihyun mencoba menggenggam pelan tangan Saebom.
Saebom sedikit panik dan juga bercampur bahagia. Dia dengan cepat memanggil Jisoo . Untuk memberitahu keadaan Yihyun yang sudah mulai tersadar.
Jisoo dan tenaga medis yang lain, melakukan beberapa tes pada Yihyun .
Sementara Saebom merasa semua beban dipundaknya seketika terangkat.
Dia terduduk disofa, melihat semua para tenaga medis memeriksa Yihyun dengan hati-hati. Setelah 30 menit pemeriksaan mereka pun keluar.
"Senang melihatmu Saeboma?" Yihyun tersenyum masih berbaring dikasur.
"Aku lebih senang melihat wajahmu dengan mata berkedip seperti ini? Saebom membuang nafas lega.
"Maaf, apa aku membuatmu khawatir?" Tanya Yihyun.
"Ya kamu membuatku khawatir, tapi terimakasih sudah memberikan senyuman ini lagi" Saebom tersenyum
3 jam berlalu. Yihyun sudah mendapat kesadarannya secara penuh . Dia meregangkan badannya perlahan diatas tempat tidur.
Saebom sendiri kini berada diruangan dokter yang menangani Yihyun.
"Bagaimana?" Saebom takut untuk bertanya.
"Dari hasil tes yang kami lakukan, 92% menunjukan Yihyun berhasil menangani antibodi itu bekerja dengan baik ditubuhnya,dengan kata lain tubuh Yihyun menerima antibodi itu bersarang ditubuhnya dan melawan virus itu" doktor menjelaskan perlahan.
"Anda serius? Apa ini sudah pasti. Maksudku apa Yihyun be benar-benar sembuh?" Saebom bersemangat mendengar perkataan dokter.
"Seperti yang saya katakan 92% kesembuhan untuk Yihyun-sii dapat diliat, sisanya kita tunggu seminggu lagi. Dan mungkin selama 3 hari dia akan merasakan perasaan tidak nyaman seperti demam dan mual, jika dia baik-baik saja setelah itu, 8%nya pasti akan menyusul" dokter tersenyum.
Mendengar hal itu, berkali-kali Saebom mengucapkan terimakasih.
Dia pun pergi kekamar untuk menemui YihyunYihun menyambut Saebom dengan senyuman, kini wajah pucat itu sedikit memiliki warnanya kembali.
"Bagaimana,apa aku berhasil?" tanya Yihyun dengan cepat.
"3 hari lagi, jika kamu bisa melewati demam dan mual dengan aman, maka kamu akan baik-baik saja" Saebom tersenyum
"Maka aku benar-benar baik-baik saja?" Yihyun menguatkan Saebom.
Saebom mengangguk.
Saebom memandangi Yihyun. Air matanya menetes, kali ini bukan air mata kesedihan yang mengalir. Tapi kebahagiaan.
KAMU SEDANG MEMBACA
Sacrifice
FanfictionBercerita tentang pengorbanan untuk menemukan kebahagiaan. Kebahagian yang ingin diciptakan Bukan untuk diri sendiri tapi melainkan untuk orang lain. Yoon Saebom ,Lee Jisoo, Yi hyun Dan Han Tae Seok berkorban untuk kebahagian orang lain tapi akan k...